Sabtu, 07 Juni 2014

Jangan Menangis Duhai Ukhti

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ..
Hapuslah Air Mata di Pipi, Hilangkan
Lara di Hati. Kegelisahan, kedukaan
dan air mata adalah bagian dari sketsa
hidup di dunia. Tetesan air mata yang
bermuara dari hati dan berselaputkan
kegelisahan jiwa terkadang memilukan,
hingga membuat keresahan dan
kebimbangan.
Kedukaan karena kerinduan yang
teramat sangat dalam menyebabkan
kepedihan yang menyesakkan rongga
dada. Jiwa yang rapuh pun berkisah
pada alam serta isinya, bertanya,
dimanakah pasangan jiwa berada. Lalu,
hati menciptakan serpihan kegelisahan,
bagaikan anak kecil yang hilang dari
ibunya di tengah keramaian.
Keinginan bertemu pasangan jiwa,
bukankah itu sebuah fitrah? Semua itu
hadir tanpa disadari sebelumnya, hingga
tanpa sadar telah menjadi bagian hidup
yang tak terpisahkan. Sebuah fitrah
pula bahwa setiap wanita ingin menjadi
seorang istri dan ibu yang baik
ketimbang menjalani hidup dalam
kesendirian.
Dengan sentuhan kasih sayang dan
belaiannya, akan terbentuk jiwa-jiwa
yang sholeh dan sholehah.
Duhai...
Betapa mulianya kedudukan seorang
wanita, apalagi bila ia seorang wanita
beriman yang mampu membina dan
menjaga keindahan cahaya Islam
hingga memenuhi setiap sudut
rumahtangganya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala pun telah
menciptakan wanita dengan segala
keistimewaannya, hamil, melahirkan,
menyusui hingga keta'atan dan
memenuhi hak-hak suaminya laksana
arena jihad fii sabilillah.
Karenanya, yakinkah batin itu tiada
goresan saat melihat pernikahan
wanita lain di bawah umurnya?
Pernahkah kita menyaksikan kepedihan
wanita yang berazam menjaga
kehormatan diri hingga ia menemukan
kekasih hati? Dapatkah kita
menggambarkan perasaannya yang
merintih saat melihat kebahagiaan
wanita lain melahirkan? Atau, tidakkah
kita melihat kilas tatapan sedih
matanya ketika melihat aqiqah anak
kita?
Letih...
Sungguh amat letih jiwa dan raga.
Sendiri mengayuh biduk kecil dengan
rasa hampa, tanpa tahu adakah belahan
jiwa yang menunggu di sana.
Duhai ukhti sholehah...
Dalam Islam, kehidupan manusia bukan
hanya untuk dunia fana ini saja,
karena masih ada akhirat. Memang,
setiap manusia telah diciptakan
berpasangan, namun tak hanya dibatasi
dunia fana ini saja. Seseorang yang
belum menemukan pasangan jiwanya,
insya Allah akan dipertemukan di
akhirat sana, selama ia beriman dan
bertaqwa serta sabar atas ujian-Nya
yang telah
menetapkan dirinya sebagai lajang di
dunia fana.
Mungkin sang pangeran pun tak sabar
untuk bersua dan telah menunggu di
tepi surga, berkereta kencana untuk
membawamu ke istananya.
Keresahan dan kegelisahan janganlah
sampai merubah pandangan kepada Sang
Pemilik Cinta. Kalaulah rasa itu selalu
menghantui, usah kau lara sendiri,
duhai ukhti.
Taqarrub-lah kepada Allah Subhanahu
wa Ta'ala.
Kembalikan segala urusan hanya
kepada-Nya, bukankah hanya Ia yang
Maha Memberi dan Maha Pengasih.
Ikhtiar, munajat serta untaian doa
tiada habis-habisnya curahkanlah
kepada Sang Pemilik Hati.
Tak usah membandingkan diri ini dengan
wanita lain, karena Allah Subhanahu wa
Ta'ala pasti memberikan yang terbaik
untuk setiap hamba-Nya, meski ia tidak
menyadarinya.
Usahlah dirimu bersedih lalu menangis di
penghujung malam karena tak kunjung
usai memikirkan siapa kiranya pasangan
jiwa. Menangislah karena air mata
permohonan kepada-Nya di setiap sujud
dan keheningan pekat malam.
Jadikan hidup ini selalu penuh dengan
harapan baik kepada Sang Pemilik Jiwa.
Bersiap menghadapi putaran waktu,
hingga setiap gerak langkah serta
helaan nafas bernilai ibadah kepada
Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Tausyiah-lah selalu hati dengan
tarbiyah Ilahi hingga diri ini tidak sepi
dalam kesendirian.
Bukankah kalau sudah saatnya tiba,
jodoh tak akan lari kemana. Karena
sejak ruh telah menyatu dengan jasad,
siapa belahan jiwamu pun telah
dituliskan-Nya.
Sabarlah ukhti sholehah...
Bukankah mentari akan selalu
menghiasi pagi dengan kemewahan
sinar keemasannya. Malam masih indah
dengan sinar lembut rembulan yang
dipagar bintang gemintang. Kicauan
bening burung malam pun selalu riang
bercanda di kegelapan.
Senyumlah, laksana senyum mempesona
butir embun pagi yang selalu setia
menyapa.
Hapuslah air mata di pipi dan hilangkan
lara di hati.
Terimalah semua sebagai bagian dari
perjalanan hidup ini. Dengan kebesaran
hati dan jiwa, dirimu akan menemukan
apa rahasia di balik titian kehidupan
yang telah dijalani. Hingga, kelak akan
engkau rasakan tak ada lagi riak
kegelisahan dan keresahan saat
sendiri.
Semoga.
Salam santun dan keep istiqomah ..
( Allahu Akbar || Semoga Bermanfaat )
Wallahu a'lam bishshawab,
.... Subhanallah wabihamdihi
Subhanakallahumma Wabihamdika
Asyhadu Allailaaha Illa Anta
Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar