Rabu, 29 Oktober 2014

BE STRONG

. BE STRONG!

Wahai saudaraku..
Be strong!
Krn prjalananmu msh jauh
Krn sungguh engkau slamanya akan mnjadi musafir..
Yg batas akhir prjalananmu hnyalah surga/neraka

Be strong dlm istiqomah!
Dan adukanlah kebutuhan&kesusahanmu hnya kpd Rabbmu
Niscaya tdk lama Rabbmu akan mencukupimu
Apkah dgn kematian yg dekat
Atau dgn kecukupan yg dekat

Be strong dlm doamu!
Krn Rabbmu Maha Mengabulkan doa..
Dan jgnlah bermaksiat kpdNya
Krn tdk akan trkabulkan doamu
Yg jlnnya sll engkau tutup dgn maksiatmu
Serta beramallah..
Krn org yg brdoa tnpa beramal..
Sperti org melempar batu tp tdk ada batunya

Be strong dlm sabarmu!
Sabarlah menanggung apa yg engkau benci, jk Rabbmu mncintainya..
Dan bencilah apa yg engkau sukai, jk Rabbmu membencinya..
Dan jgnlah brpaling kpd keburukan
Krn keburukan, tdk menjadikan keburukan itu baik..
Dan byknya org yg meninggalkan kebenaran, tdk mnjadikan kebenaran itu bathil..
Krn kebenaran itu BENAR meski ditinggalkan manusia..
Dan kebathilan itu BATHIL walau dilakukan byk manusia..

Sungguh Rabbmu mncintai hamba Alqur'an krn ia Kalamullah
Dan membenci hamba musik krn ia khomr bagi jiwa
Mk jk engkau benar2 mencintai Alqur'an..
Tdk akan ada tmpt di hatimu utk musik&nyanyian..
Sungguh susu itu akan rusak bila dicampur cuka..

Be strong dlm dakwahmu!
Serulah ummatmu kpd Rabbmu
Kpd Tauhid, dgn hikmah..
Bkn kpd dakwah dgn berjoget ria..
Yg hakekatnya meracuni aqidah&jiwa
Ketahuilah..
Sesungguhnya ummat ini blmlah merdeka.. Slama mrk msh mnyembah kpd Allah dgn cara yg bathil

Yaa Rabbi..
Sesungguhnya kami brada dibwh kehendakMu&kasih sayangMu..
Wahai Engkau yg tlah mnyembuhkan nabi Ayyub dr penderitaannya
Dan tlah mngembalikan nabi Musa kpd ibunya
Yg tlah mnyelamatkan Nabi Yunus dr perut ikan paus
Yg tlah mnjadikan api mnjadi dingin bg Nabi Ibrahim
Sungguh kami menyeruMu dgn Asmaul Husna..
Mk sembuhkanlah&selamatkanlah aqidah kami dr kesesatan yg indah..
Dan dr fitnah keagungan khilafah yg hakekatnya anjing2 neraka..

::Indahnya Islam,bagi kaum yg brfikir::

Jumat, 24 Oktober 2014

Bila Muslimah Jatuh Cinta

BILA MUSLIMAH JATUH CINTA, LALU?
Jika seorang Muslimah merasakan hatinya
jatuh cinta kepada seorang laki-laki,
maka selama ada jalan hendaknya
diusahakan untuk menikah dengannya.
Jika tidak ada jalan yang memungkinkan
menikahinya, maka muslimah tersebut
wajib Shobr (tabah hati), sampai Allah
menggantikan dengan lelaki yang lebih
baik, atau Allah "menyembuhkannya"
dari "sakit" cinta tersebut.
Inilah solusi yang lebih dekat dengan
petunjuk Nash-Nash Syara' dan lebih
menjaga kehormatan serta dien Muslimah
tersebut.
Jatuh cinta kepada lawan jenis, dari segi
jatuh cinta itu sendiri bukanlah aib dan
juga bukan dosa.
Jatuh cinta adalah hal yang manusiawi
dan menjadi naluri yang ada secara
alamiah pada setiap manusia normal.
Nabi, orang suci, orang shalih, dan ulama
mengalami jatuh cinta kepada lawan jenis
sebagaimana manusia pada umumnya.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam
cinta kepada Khadijah dan Aisyah, ibnu
Umar cinta yang sangat kepada istrinya,
Ibnu Hazm cinta pada wanita yang
sampai membuatnya menjadi ulama besar,
Sayyid Quthub
mencintai wanita namun gagal
menikahinya, dll semuanya adalah contoh
bagaimana perasaan itu adalah perasaan
yang normal, wajar, natural, dan biasa.
Adapun mengapa orang yang jatuh cinta
perlu mengusahakan menikah dengan
orang yang dicintai, maka hal tersebut
dikerenakan Syara' menunjukkan bahwa
solusi cinta terhadap lawan jenis adalah
dengan menikah dengannya.
Di zaman Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wassalam ada seorang lelaki yang
jatuh cinta setengah mati dengan
seorang wanita.
Lelaki tersebut bernama Al-Mughits dan
wanitanya bernama Bariroh.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam
yang mengetahui cinta
tersebut merekomendasikan kepada
Bariroh agar berkenan
menikah dengan Al-Mughits.
Rekomendasi Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wassalam ini menunjukkan bahwa solusi
jatuh cinta adalah menikah.
Bukhari meriwayatkan;
Dari Ibnu Abbas bahwasanya suami
Bariroh adalah seorang budak. Namanya
Mughits. (setelah keduanya bercerai)
Sepertinya aku melihat ia selalu
menguntit di belakang Bariroh seraya
menangis hingga air matanya membasahi
jenggot.
Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Wahai Abbas, tidakkah kamu
ta’ajub akan kecintaan Mughits terhadap
Bariroh dan kebencian Bariroh terhadap
Mughits?”
Akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
pun bersabda: “andai saja kamu
mau meruju’nya kembali (menikah
dengannya).” Bariroh bertanya, “Wahai
Rasulullah, apakah engkau menyuruhku?”
beliau menjawab, “Aku hanya
menyarankan.” Akhirnya Bariroh pun
berkata, “Sesungguhnya aku tak butuh
sedikit pun padanya.”
(H.R. Bukhari)
Pernah juga ada kejadian, seorang lelaki
yang mencintai seorang wanita dan
wanita tersebut mencintai lelaki itu. Lalu
keduanya ingin menikah, namun
dihalang-halangi oleh kakak wanita
tersebut.
Ternyata Allah melarang sikap sang
kakak dan memerintahkan agar
menikahkan mereka berdua. Kisah ini juga
menunjukkan bahwa jatuh cinta antara
dua anak manusia solusinya tetap
dikembalikan pada pernikahan selama
masih memungkinkan.
Bahkan Allah mencela sikap menghalang-
halangi pernikahan jika kedua belah
pihak telah saling ridha.
At-Tirmidzi meriwatkan kisahnya;
Dari Ma’qil bin Yasar bahwa pada masa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dia
menikahkan saudarinya dengan seorang
lelaki dari kaum muslimin, lalu saudarinya
tinggal bersama suaminya beberapa
waktu, setelah itu dia menceraikannya
begitu saja, ketika masa Iddahnya usai,
ternyata suaminya cinta kembali kepada
wanita itu begitu sebaliknya, wanita itu
juga mencintainya, kemudian dia
meminangnya kembali bersama orang-
orang yang meminang, maka Ma’qil
berkata kepadanya;
hai tolol, aku telah memuliakanmu
dengannya dan aku telah menikahkannya
denganmu, lalu kamu menceraikannya,
demi Allah dia tidak akan kembali lagi
kepadamu untuk selamanya,inilah akhir
kesempatanmu.”
Perawi berkata; “Kemudian Allah
mengetahui kebutuhan suami kepada
istrinya dan kebutuhan isteri kepada
suaminya hingga Allah Tabaraka wa
Ta’ala
menurunkan ayat: “Apabila kamu
mentalak isteri-isterimu, lalu mereka
mendekati akhir iddahnya.”
QS Al-Baqarah: 231
sampai ayat “Sedang kamu tidak
Mengetahui.” Ketika Ma’qil mendengar
ayat ini, dia berkata; “Aku mendengar
dan patuh kepada Rabbku, lalu dia
memanggilnya (mantan suami saudarinya
yang ditolaknya tadi) dan berkata; “Aku
nikahkan kamu dan aku muliakan kamu.”
(At-Tirmidzi)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam
sendiri bahkan mengajarkan kepada kita
bahwa menikah adalah obat yang paling
mujarab bagi dua orang yang saling
mencintai.
Ibnu Majah meriwayatkan;
Dari Ibnu Abbas ia berkata, "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Kami belum pernah melihat (obat yang
mujarab bagi ) dua orang yang saling
mencintai sebagaimana sebuah
pernikahan."
(H.R. Ibnu Majah)
Nash-Nash ini, dan yang semakna
dengannya menunjukkan bahwa menikah
adalah solusi syar'i bagi orang yang
jatuh cinta.
Oleh karena itu seorang muslimah yang
jatuh cinta kepada seorang lelaki bisa
memulai mengusahakan menikah dengan
lelaki tersebut dengan cara menawarkan
dirinya untuk dinikahi.
Cara ini lebih tegas, Syar'i, solutif, dan
terhormat.
Menawarkan diri kepada lelaki untuk
dinikahi bukan perbuatan hina dan
tercela. Justru wanita yang menawarkan
dirinya kepada seorang lelaki adalah
wanita yang mengerti solusi Syar'i
terhadap problemnya, tegas dalam
mengambil keputusan, terhormat karena
tahu cara menjaga kehormatannya
dengan ikatan pernikahan yang suci, dan
mulia karena mengetahui kepada siapa
dia harus mempersembahkan bakti.
Khadijah adalah
contoh wanita mulia yang tahu persis
kepada siapa beliau mempersembahkan
bakti, dan siapa yang pantas jadi
imamnya dalam rumah tangga.
Dengan ketegasan sikap beliau, maka
Khadijah mendapatkan lelaki yang
terbaik di alam ini. Justru sikap yang
menjauhi ketakwaan jika seorang wanita
mencintai
seorang lelaki, lalu perasaan tersebut
dipendamnya seraya mengotori hatinya
dengan angan-angan tercela.
Sesungguhnya angan-angan hati ada
yang terkategori dosa sebagaimana yang
dinyatakan dalam hadis dibawah ini;
Dari Ibnu Abbas dia berkata; ‘Saya tidak
mengetahui sesuatu yang paling dekat
dengan makna Lamam (dosa dosa kecil)
selain dari apa yang telah dikatakan oleh
Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa Salam: “Sesungguhnya Allah `Azza
Wa Jalla telah menetapkan pada setiap
anak cucu Adam bagiannya dari
perbuatan zina yang pasti terjadi dan
tidak mungkin dihindari. Maka zinanya
mata adalah melihat, zinanya lisan
adalah ucapan, sedangkan zinanya hati
adalah berangan-
anga dan berhasrat, namun kemaluanlah
yang (menjadi penentu
untuk) membenarkan hal itu atau
mendustakannya.”
(H.R. Muslim)
Wanita yang menawarkan diri lebih tegas
dan jelas sikapnya.
Jika hal tersebut bisa berlanjut ke
pernikahan, maka hal itu kebahagiaan
baginya, namun jika tidak mungkin
berlanjut,sikapnya juga sudah jelas dan
tinggal menyelesaikan problem sisanya.
Wanita yang memendam rasa sambil
berfantasi justru berpeluang untuk lebih
menderita dan dekat dengan
pelanggaran Syara', kecuali wanita-
wanita yang dirahmati Allah.
Terkait teknis melakukannya, maka
wanita bebas memilihnya diantara
berbagai cara yang dianggap paling
mudah.
Bisa melalui perantara atau langsung
dirinya sendiri. Bisa secara lisan, bisa
juga melalui tulisan. Bisa sekedar memulai
untuk menawarkan atau langsung
memulai dengan lafadz pinangan.
Hanya saja, solusi menikah ini tidak
bermakna bolehnya memaksa lelaki untuk
menikahinya. Hal itu dikarenakan memilih
istri adalah hak lelaki yang merupakan
pilihan baginya.
Sebagaimana wanita berhak memilih
calon suami, maka lelaki juga berhak
memilih calon istri manapun yang
dikehendakinya.
Tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa
lelaki wajib menikahi wanita yang
mencintainya. Kisah cinta Al Mughits
kepada Bariroh menunjukkan hal
tersebut. Betapapun Al-Mughits sangat
mencintai Bariroh, dan Nabi juga
merekomendasikan
Bariroh untuk menikah dengan Al-
Mughits, namun Nabi tidak memaksa
Bariroh untuk menikah dengan Al-
Mughits.
Namun, jika cinta itu memang sangat
kuat (cinta setengah mati), memang
dianjurkan pihak yang dicintai
menikahinya sebagai bentuk rohmah,
meskipun dia sendiri belum mencintainya.
Jika pihak yang dicintai belum berkenan
menikahi dan tertutup
semua jalan/kemungkinan untuk menikahi,
maka tidak ada jalan
bagi muslimah tersebut selain Shobr
(tabah hati).
Hal itu dikarenakan Syara'
memerintahkan Shobr pada semua bentuk
musibah yang menyedihkan hati secara
mutlak dan berjanji memberikan
ganjaran yang besar atasnya. Shobr ini
terus dilakukan sambil berdoa sampai
Allah memberikan ganti lelaki yang lebih
baik, atau Allah menghilangkan perasaan
tersebut,
atau Allah mewafatkannya.
Dengan cara penyikapan seperti ini, maka
seorang muslimah akan senantiasa dalam
keadaan beramal.
Mendapat nikmat suami bisa beramal
Syukur, dan jika gagal bisa beramal
Shobr.
Semuanya adalah kebaikan baginya.
Wallahu a'lam. —

Selasa, 21 Oktober 2014

Keutamaan Cinta Akhirat & Zuhud Dalam Kehidupan Dunia

Keutamaan Cinta Akhirat Dan Zuhud
Dalam Kehidupan Dunia
Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu
beliau berkata: Kami mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
(( ﻣَﻦْ ﻛﺎﻧﺖ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻫَﻤَّﻪُ ﻓَﺮَّﻕ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻣﺮَﻩُ ﻭﺟَﻌَﻞَ ﻓَﻘْﺮَﻩُ
ﺑﻴﻦ ﻋﻴﻨﻴﻪ ﻭﻟﻢ ﻳَﺄْﺗِﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﺇﻻ ﻣﺎ ﻛُﺘِﺐَ ﻟﻪ، ﻭﻣﻦ ﻛﺎﻧﺖ
ﺍﻵﺧﺮﺓُ ﻧِﻴَّﺘَﻪُ ﺟَﻤَﻊَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻟﻪ ﺃَﻣْﺮَﻩُ ﻭﺟَﻌَﻞَ ﻏِﻨﺎﻩ ﻓﻲ ﻗَﻠْﺒِﻪ ﻭﺃَﺗَﺘْﻪُ
ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﻫِﻲَ ﺭﺍﻏِﻤَﺔٌ
“Barangsiapa yang (menjadikan) dunia
tujuan utamanya maka Allah akan
mencerai-beraikan urusannya dan
menjadikan kemiskinan/tidak pernah
merasa cukup (selalu ada) di
hadapannya, padahal dia tidak akan
mendapatkan (harta benda) duniawi
melebihi dari apa yang Allah tetapkan
baginya. Dan barangsiapa yang
(menjadikan) akhirat niat (tujuan
utama)nya maka Allah akan
menghimpunkan urusannya, menjadikan
kekayaan/selalu merasa cukup (ada)
dalam hatinya, dan (harta benda)
duniawi datang kepadanya dalam
keadaan rendah (tidak bernilai di
hadapannya)“[1].
Hadits yang mulia ini menunjukkan
keutamaan cinta kepada akhirat dan
zuhud dalam kehidupan dunia, serta
celaan dan ancaman besar bagi orang
yang terlalu berambisi mengejar harta
benda duniawi[2].
Beberapa faidah penting yang
terkandung dalam hadits ini:
– Orang yang cinta kepada akhirat akan
memperoleh rezki yang telah Allah
tetapkan baginya di dunia tanpa
bersusah payah, berbeda dengan orang
yang terlalu berambisi mengejar dunia,
dia akan memperolehnya dengan susah
payah lahir dan batin[3]. Salah seorang
ulama salaf berkata, “Barangsiapa yang
mencintai dunia (secara berlebihan)
maka hendaknya dia mempersiapkan
dirinya untuk menanggung berbagai
macam musibah (penderitaan)“[4].
– Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah
berkata[5], “Orang yang mencintai dunia
(secara berlebihan) tidak akan lepas dari
tiga (macam penderitaan): Kekalutan
(pikiran) yang selalu menyertainya,
kepayahan yang tiada henti, dan
penyesalan yang tiada berakhir. Hal ini
dikarenakan orang yang mencintai dunia
(secara berlebihan) jika telah
mendapatkan sebagian dari (harta
benda) duniawi maka nafsunya (tidak
pernah puas dan) terus berambisi
mengejar yang lebih daripada itu,
sebagaimana dalam hadits yang shahih
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Seandainya seorang manusia
memiliki dua lembah (yang berisi) harta
(emas) maka dia pasti (berambisi)
mencari lembah harta yang ketiga“[6].
– Kekayaan yang hakiki adalah
kekakayaan dalam hati/jiwa. Rasululah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bukanlah kekayaan itu dengan
banyaknya harta benda, tetapi kekayaan
(yang hakiki) adalah kekayaan (dalam)
jiwa“[7].
– Kebahagiaan hidup dan keberuntungan
di dunia dan akhirat hanyalah bagi
orang yang cinta kepada Allah dan hari
akhirat, sebagaimana sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sungguh sangat beruntung seorang
yang masuk Islam, kemudian
mendapatkan rizki yang secukupnya dan
Allah menganugrahkan kepadanya sifat
qana’ah (merasa cukup dan puas) dengan
rezki yang Allah Ta’ala berikan
kepadanya”[8].
– Sifat yang mulia ini dimiliki dengan
sempurna oleh para sahabat Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dan inilah
yang menjadikan mereka lebih utama dan
mulia di sisi Allah Ta’ala dibandingkan
generasi yang datang setelah mereka.
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Kalian lebih banyak berpuasa,
(mengerjakan) shalat, dan lebih
bersungguh-sungguh (dalam beribadah)
dibandingkan para sahabat Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, tapi mereka
lebih baik (lebih utama di sisi Allah
Ta’ala) daripada kalian”. Ada yang
bertanya: Kenapa (bisa demikian), wahai
Abu Abdirrahman? Ibnu Mas’ud
radhiyallahu ‘anhu berkata: “Karena
mereka lebih zuhud dalam (kehidupan)
dunia dan lebih cinta kepada akhirat”[9].
ﻭﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺑﺎﺭﻙ ﻋﻠﻰ ﻧﺒﻴﻨﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ
ﺃﺟﻤﻌﻴﻦ، ﻭﺁﺧﺮ ﺩﻋﻮﺍﻧﺎ ﺃﻥ ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ
Kota Kendari, 27 Syawaal 1431 H
Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-
Buthon, MA
Artikel www.muslim.or.id

Cinta Sejati

Dikirim: Ummu Yusuf Wikayatu Diny
Muroja’ah: Ust Aris Munandar
Adalah kebahagiaan seorang laki-laki
ketika Allah menganugrahkannya seorang
istri yang apabila ia memandangnya, ia
merasa semakin sayang. Kepenatan
selama di luar rumah terkikis ketika
memandang wajah istri yang tercinta.
Kesenangan di luar tak menjadikan suami
merasa jengah di rumah. Sebab surga
ada di rumahnya; Baiti Jannati (rumahku
surgaku).
Kebahagiaan ini lahir dari istri yang
apabila suami memandangnya, membuat
suami bertambah kuat jalinan
perasaannya. Wajah istri adalah
keteduhan, telaga yang memberi
kesejukan ketika suami mengalami
kegerahan. Lalu apakah yang ada pada
diri seorang istri, sehingga ketika suami
memandangnya semakin besar rasa
sayangnya? Konon, seorang laki-laki
akan mudah terkesan oleh kecantikan
wajah. Sempurnalah kebahagiaan seorang
laki-laki jika ia memiliki istri yang
berwajah memikat.
Tapi asumsi ini segera dibantah oleh dua
hal. Pertama, bantahan berupa fakta-
fakta. Dan kedua, bantahan dari sabda
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Konon, Christina Onassis, mempunyai
wajah yang sangat cantik. Ia juga
memiliki kekayaan yang sangat besar.
Mendiang ayahnya meninggalkan harta
warisan yang berlimpah, antara lain
kapal pesiar pribadi, dan pulau milik
pribadi juga. Telah beberapa kali
menikah, tetapi Christina harus
menghadapi kenyataan pahit. Seluruh
pernikahannya berakhir dengan
kekecewaan. Terakhir ia menutup kisah
hidupnya dengan satu keputusan: bunuh
diri.
Kecantikan wajah Christina tidak
membuat suaminya semakin sayang ketika
memandangnya. Jalinan perasaan antara
ia dan suami-suaminya tidak pernah
kuat.
Kasus ini memberikan ibroh kepada kita
bahwa bukan kecantikan wajah secara
fisik yang dapat membuat suami semakin
sayang ketika memandangnya. Ada yang
bersifat psikis, atau lebih tepatnya
bersifat qalbiyyah!
Bantahan kedua, sabda Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Seorang
wanita dinikahi karena empat hal; karena
hartanya, keturunannya, kecantikannya,
dan agamanya. Maka pilihlah yang taat
beragama niscaya kamu akan
beruntung.” (HR. bukhari, Muslim)
Hadist di atas sebagai penguat bahwa
kesejukan ketika memandang sehingga
perasaan suami semakin sayang, letaknya
bukan pada keelokan rupa secara zhahir.
Ada yang bersifat bathiniyyah.
Dengan demikian wahai saudariku
muslimah, tidak mesti kita harus
mempercantik diri dengan alat kosmetik
atau dengan menggunakan gaun-gaun
aduhai yang akhirnya akan membawa
kita pada sikap berlebihan pada hal yang
halal bahkan menyebabkan kita menjadi
lalai dan meninggalkan segala yang
bermanfaat dalam perkara-perkara
akhirat, wal ‘iyadzubillah. Namun tidak
berarti kita meninggalkan perawatan diri
dengan menjaga fitrah manusia, dengan
menjaga kebersihan, kesegaran dan
keharuman tubuh yang akhirnya
melalaikan diri dalam menjaga hak suami.
Ada yang lebih berarti dari semua itu,
ada yang lebih penting untuk kita
lakukan demi mendapatkan cinta suami.
Sesungguhnya cinta yang dicari dari diri
seorang wanita adalah sesuatu pengaruh
yang terbit dari dalam jiwa dengan
segala kemuliaannya dan mempunyai
harga diri, dapat menjaga diri, suci,
bersih, dan membuat kehidupan lebih
tinggi di atas egonya.
Untuk itulah saudariku muslimah…
Tuangkanlah di dalam dada dan hatimu
dengan cinta dan kasih sayang serta
tanamkanlah kemuliaan wanita muslimah
seperti jiwamu yang penuh dengan
kebaikan, perhatian serta kelembutan.
Bukankah kita telah melihat contoh-
contoh yang gemilang dari pribadi-
pribadi yang kuat dari para shahabiyyah
radiyallahu ‘anhunna…?
Janganlah engkau penuhi dirimu dengan
ahlak yang selalu sedih dan gelisah,
banyak pengaduan dan keluh kesah dan
selalu mengancam, karena hal tersebut
akan menggelapkan hatimu. Tersenyumlah
untuk kehidupan. Seperti kuatnya para
shahabiyyah dalam menghadapi
kehidupan yang keras dan betapa
kuatnya wanita-wanita yang lembut itu
mempertahankan agamanya…
Perhiasan jiwa, itulah yang lebih utama.
Yaitu sifat-sifat dan budi pekerti yang
diajarkan Islam, yang diawali dengan
sifat keimanan. Sebagaimana firman
Allah, (yang artinya) “Tetapi Allah
menjadikan kamu cinta kepada keimanan
dan menjadikan iman itu indah dalam
hatimu serta menjadikan kamu benci
kepada kekafiran, kefasikan, dan
kedurhakaan.” (QS. Al-Hujaraat: 7)
Apabila keimanan telah benar-benar
terpatri dalam hati, maka akan
tumbuhlah sifat-sifat indah yang
menghiasi diri manusia, mulai dari
Ketakwaan, Ilmu, Rasa Malu, Jujur,
Terhormat, Berani, Sabar, Lemah
Lembut, Baik Budi Pekerti, Menjaga
Silaturrahim, dan sifat-sifat terpuji
lainnya yang tidak mungkin disebut satu-
persatu. Semuanya adalah nikmat Allah
Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan
kepada hamba-hambanya agar dapat
bahagia hidup di dunia dan akhirat.
Wanita benar-benar sangat
diuntungkan, karena ia memiliki
kesempatan yang lebih besar dalam hal
perhiasan jiwa dengan arti yang
sesungguhnya, yaitu ketika wanita
memiliki sifat-sifat terpuji yang
mengangkat derajatnya ke puncak
kemuliaan, dan jauh dari segala sesuatu
yang dapat menghancurkanya dan
menghilangkan rasa malunya….!
Saudariku… jika engkau telah menikah,
maka nasihat ini untuk mengingatkanmu
agar engkau selalu menampilkan
kecantikan dirimu dengan kecantikan
sejati yang berasal dari dalam jiwamu,
bukan dengan kecantikan sebab yang
akan lenyap dengan lenyapnya sebab.
Saudariku… jika saat ini Allah belum
mengaruniai engkau jodoh seorang suami
yang sholeh, maka persiapkanlah dirimu
untuk menjadi istri yang sholihah dengan
memperbaiki diri dari kekurangan yang
dimiliki lalu tutuplah ia dengan
memunculkan potensi yang engkau miliki
untuk mendekatkan dirimu kepada Yang
Maha Rahman, mempercantik diri dengan
ketakwaan kepada Allah yang dengannya
akan tumbuh keimanan dalam hatimu
sehingga engkau dapat menghiasi dirimu
dengan akhlak yang mulia.
Saudariku… ini adalah sebuah nasihat
yang apabila engkau mengambilnya maka
tidak ada yang akan diuntungkan
melainkan dirimu sendiri.
Disalin dari: Buletin al-Izzah edisi no16/
thn III/Muharram 1425 H

Tentang Kita

 INI TENTANG KITA…

Sangat jarang sahabat yg rela meninggalkan kegembiraannya demi menyertaimu dalam duka. Apalagi di zaman ini, dimana makna ukhuwah & persahabatan perlahan mulai luntur, ia bahkan tak lebih dari sekedar pemanis lidah saat bertemu. Padahal kita pernah membaca atau mendengar sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yg berbunyi :

اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

“Orang mukmin bagi mukmin lainnya seperti sebuah bangunan, sebagiannya menguatkan sebagian yg lain.”(HR: Bukhori Muslim)

Dalam riwayat Bukhari terdapat tambahan:

وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ

“Kemudian beliau shallallahu alaihi wasallam menyilangkan jari-jari tangan beliau.”

Lebih jauh beliau shallallahu alaihi wasallam menggambarkan kekuatan ukhuwah itu dengan sabdanya:

مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih, sayang & kecenderungan jiwa (simpati) seperti perumpamaan jasad/tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit maka seluruh tubuh akan merasakannya, yaitu tidak bisa tidur & (sakit) demam.”(HR. Muslim)

Mari belajar dari peristiwa yg kita alami sehari-hari. Saat kaki kita tersandung , seluruh bagian tubuh langsung bersimpati & empati. Otak memerintahkan kaki agar berhenti berjalan, mata berkaca-kaca, sementara lisan membaca istirjâ‘ (innâ lillâhi), bibir melengkung ke bawah bagai busur panah , tangan pun turut serta memegang & memijat penuh telaten. Hebatnya, semua itu terjadi secara otomatis tanpa rencana. Begitulah sunnatullah dalam dalam hidup ini.. & begitupun sunnatullah dalam ukhuwah yg ikhlas.

Syaikh Syinqity pernah mengatakan,

“Aku tak tau mengapa orang dizaman ini begitu mudah mengucapkan kalimat uhibbuka fillah..
Apakah kalian tau makna & konsekuensi dari kalimat itu…?
Uhibbuka fillah. .. itu artinya engkau menjadi bagian dari hidupnya karena Allah, engkau siap?

 Ust Aan Chandra Thalib, حفظه الله تعالى

Kisah Hanzhalah

 • Kisah Hanzhalah رضي الله عنه •

Suatu ketika, Abu Bakar رضي الله عنه menemui Hanzhalah رضي الله عنه dan berkata, “Bagaimana keadaanmu wahai Hanzhalah?”

Hanzhalah mengatakan; “Hanzhalah munafik.”

Abu Bakar mengatakan, “Subhanallah! Apa yang kamu ucapkan?”

Hanzhalah menjawab, “Ketika kami berada di sisi Rasulullah صلى اللّه عليه وسلم, beliau mengingatkan kepadaku mengenai neraka dan surga sampai-sampai seolah-olah surga dan neraka ada di depan mata kami.
Namun, ketika kami sudah meninggalkan majelis Rasulullah, maka kami pun sibuk bersenang-senang dengan istri-istri dan anak-anak serta sibuk dengan pekerjaan kami sehingga kami pun banyak lupa.”

Abu Bakar menjawab, “Demi Allah, aku pun seperti itu.”

Maka aku bersama Abu Bakar menemui Rasulullah صلى اللّه عليه وسلم dan aku katakan di hadapan beliau, “Hanzhalah munafik wahai Rasulullah.”
Maka Rasulullah صلى اللّه عليه وسلم mengatakan, “Apa yang kamu maksudkan?”

Aku katakan, “Wahai Rasulullah, ketika kami berada di sisimu anda mengingatkan kami mengenai neraka dan surga sampai-sampai itu semua seolah-olah tampak di depan mata kepala kami lalu ketika kami meninggalkan majelismu, kami pun sibuk bersenang-senang dengan istri-istri dan anak-anak serta pekerjaan sehingga membuat kami melupakan banyak hal.”

Maka Rasulullah صلى اللّه عليه وسلم menjawab, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya kalian selalu berada dalam kondisi sebagaimana ketika berada di sisiku dan terus-menerus sibuk dengan dzikir niscaya para malaikat pun akan menyalami kalian di atas tempat pembaringan dan di jalan-jalan kalian.

Namun, wahai Hanzhalah, (Iman itu) Ada kalanya begini, dan ada kalanya begitu.” -Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali-
••HR. Muslim••

-•-

Begitulah Iman, kadang naik kadang turun.
Naik krn ketaatan dan Turun krn kemaksiatan.

Jadi bukan aib jika iman kita naik saat di pengajian dan turun kembali saat di rumah. Krn begitulah Iman.
وَاللّهُ أعلَم بِالصَّوَاب

            . Berbagi Nasehat

Selasa, 07 Oktober 2014

Hatimu

. Hatimu!

Wahai saudaraku,
Ketahuilah..
Harta itu blm tentu engkau dapatkan
Sedangkan kematian itu pasti engkau dapati
Maka ber-sungguh2lah dlm perkara yg pasti engkau dapati..
Dibandingkan dgn perkara yg blm tentu engkau dapatkan..
Krn Rabbmu tdk menciptakan dua hati dlm satu tubuh..
Jika ia lebih condong kpd dunia..
Niscaya ia akan lalai dr akherat..
Maka prhatikanlah hatimu..
Ia berjuang utk akherat..
Atau justru menghianatimu menuju laknat..

Jika skr engkau kaya mk bkn berarti Rabbmu mencintaimu..
Jika skr engkau miskin mk bkn berarti pula Rabbmu menghinakanmu..
Krn kaya&miskin bkn ukuran kasih syg Rabbmu..
Keduanya hakekatnya adlah ujian bagimu..

Ketahuilah..
Siksa trberat di dunia adlah tdk merasanya engkau sedang diadzab dgn adzab apapun..
Pertanda bhwa hatimu sudah mengeras..
Tdk merasakan prbedaan antara adzab dgn yg bkn adzab..
Terlebih jika engkau bangga dgn mendapat adzab..
Engkau bangga mnggunakan harta yg haram..
Bangga dgn maksiat..
Merasa gagah dgn batang rokokmu..
Bangga dgn gaya hidup dugem keluar mlmmu..
Padahal itu semua adlah bagian dr adzab..

"Sungguh celaka org2 yg berhati keras dr mengingat Allah, mrk itu berada dlm kesesatan yg amat nyata." (Az-Zumar, 22).

"Maka pernahkah engkau melihat org yg menjadikn hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan pengetahuanNya, dan Allah telah mengunci mati pendengaran&hatinya serta meletakkan tutupan atas penglihatannya? Mk siapakah yg akan memberinya petunjuk sesudah Allah membiarkannya sesat. MENGAPA KM TDK MENGAMBIL PELAJARAN?" (Al-Jasiyah, 23)

Mk lembutkanlah hatimu wahai saudaraku..
Bacalah kitab Rabbmu..
Hadirilah majelis ilmu..
Dan tangisilah dirimu dgn dzikir dlm kesendirianmu..
Kemudian..
"Perbanyaklah mengingat kematian. Seorang hamba yg banyak mengingat mati maka Allah akan menghidupkan hatinya dan diringankan baginya akan sakitnya kematian". (HR. Ad-Dailami)

Demi hati yg telah mati, utk yg lebih abadi..

::Indahnya Islam,bagi kaum yg brfikir::

1435H

Cinta kepada yang haram????nggga dehhhh
Cemburu pada yang belum halal..jāngan laaah.
Jaga mata jaga hati....
Hidup mencari Ridho Allah...
Berharap kepada Manusia ada kecewanya....
Jadiiiiiiiiii....mafiqalbighairullah...tiada apa dihati kecuali Allah Rabb semesta Alam..
Dunia ini sebentar.....
Dunia ini melelahkan....
###&$%&;~(p:;&@$%&;''#@

Kau Mawar Hitam

Luka itu memang terlalu berat
untukmu
Terlalu keras untuk kau rasakan
Tak seperti keinginan dan harapan
Yang selalu kau impikan, kau inginkan
Kau khayalkan dan kau bayangkan
dulu
Mestinya kau sadari itu
Bukan penyesalan yang ada di hati
Saat kau yakinkan diri tuk pergi
Coba hadapi semua ini.. sendiri
Dan ternyata keyakinan
Tak cukup mampu untuk melawan
Kaupun tak mampu bertahan
Kini kau mawar penghias malam
Kau mawar hitam harummu
kepedihan
Kau arungi waktu di setiap pelukan
Langit tetap saja hitam
Meski air mata darah kau curahkan
Meratapi diri bukan jalan terbaik
Untuk tetap berdiri
Penyesalan.. memang selalu
menakutkan
Tapi itu kenyataan...
Kau mawar hitam harummu
kepedihan
Kau arungi waktu, di setiap pelukan
Jangan menangis...
Meski kau sesali...
Singkirkan semua bila tak kau
inginkan

Kebersihan Jiwa

 :: Kebersihan Jiwa ::
 
Saudaraku
Tentulah anda sepakat dengan saya, bahwa kebersihan tubuh, pakaian, tempat tinggal, dan makanan atau minuman yang akan dikonsumsi  adalah perkara yang sangat penting, karena banyaknya kemanfaatan yang akan didulang oleh seseorang. Oleh karenanya, saya menduga semua orang menyukai kebersihan semua perkara tersebut. Dan, saya merasa yakin bahwa setiap orang yang menyukai kebersihan pada hal-hal tersebut akan berusaha sekuat tenaga mengusahakannya.
 
Saudaraku
Ketahuilah -semoga Allah merahmati anda- bahwa ada perkara yang tidak kalah pentingnya dengan kebersihan perkara-perkara tadi, bahkan jauh lebih penting dan harus lebih diupayakan untuk meraihnya, yaitu, “Kebersihan Jiwa”. Dikarenakan sedemikian pentingnya kesucian jiwa, sampai-sampai Rasullullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- merasa perlu untuk mengajarkan kepada sahabatnya agar berdoa memohon kesucian jiwa kepada Allah Ta'ala,
 
اللهم آت نفسي تقواها وزكها أنت خير من زكَّاها. رواه مسلم وغيره
 
"Ya Allah, limpahkanlah kepada jiwaku ketaqwaan, dan sucikanlah, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik Dzat yang mensucikan jiwa." (HR. Muslim dan yang lainnya).
 
Sebagaimana kesucian jasad memiliki banyak manfaat, maka demikian pula halnya kesucian jiwa. Salah satu di antara manfaatnya, Syeikh As Sa'di berkata, "Kesucian jiwa adalah sarana tercapainya segala kebaikan. Sebagaimana jiwa yang suci merupakan penyeru terbesar kepada setiap ucapan yang baik dan amalan yang benar." (Tafsir As Sa'dy, 231)

Oleh karena itu, marilah bersihkan jiwa kita dari hal-hal yang mengotorinya. Semoga Allah memberikan taufiq. Aamiin

       .    Dakwah Al-Sofwa

«

Kamis, 02 Oktober 2014

Saya nak jumpa awk.

Sahabat Sejatiku

Sahabat Sejatiku
Hilangkah Dari Ingatanmu
Di Hari Kita Saling Berbagi
Dengan Kotak Sejuta Mimpi
Aku Datang Menghampirimu
Kuperlihat Semua Hartaku
Kita S'lalu Berpendapat
Kita Ini Yang Terhebat
Kesombongan Di Masa Muda Yang
Indah
Aku Raja Kaupun Raja
Aku Hitam Kaupun Hitam
Arti Teman Lebih Dari Sekedar
Materi
Pegang Pundakku, Jangan Pernah
Lepaskan
Bila Ku Mulai Lelah?
Lelah Dan Tak Bersinar
Remas Sayapku, Jangan Pernah
Lepaskan
Bila Ku Ingin Terbang?
Terbang Meninggalkanmu
Ku S'lalu Membanggakanmu
Kaupun S'lalu Menyanjungku
Aku Dan Kamu Darah Abadi
Demi Bermain Bersama
Kita Duakan Segalanya
Merdeka Kita, Kita Merdeka
Pegang Pundakku, Jangan Pernah
Lepaskan
Bila Ku Mulai Lelah?
Lelah Dan Tak Bersinar
Remas Sayapku, Jangan Pernah
Lepaskan
Bila Ku Ingin Terbang?
Terbang Meninggalkanmu
Tak Pernah Kita Pikirkan
Ujung Perjalanan Ini
Tak Usah Kita Pikirkan
Ujung perjalanan ini
Dan tak usah kita pikirkan
Ujung perjalanan ini

Mahogany Residence

11oktober 2011..
Kusampai dimahogany residence.cimanggis depok.
Bulan juli 2012...ma'had darul iman islamic didirikan...

Ramadhan

Ramadhan 2014...
Sekian lamanya kumenunggu waktu untuk bisa berkenalan  denganya..walau hanya sesaat kudengar kalimat yang terucap....
Dan hanya sesaat....entah akan terulang atau tidak....
Kawankuuuu...kumerindukanmu...
   Semoga Kita dikumpulkan diSurgaNya...Aamiin ya rabb.

Kawan

Mengenalnya sudah membuatku bahagia..
Berpisah darinya itu mungkin saja....
   Bertemu Karena Allah..berpisah Karena Allah

13 Perkara Penyebab Futur

 13 perkara penyebab futur

 Ust. Badrusalam LC حفظه الله تعالى

1. Ghuluw (berlebihan) dalam agama.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jauhilah ghuluw, karena yang membinasakan umat sebelum kamu adalah ghuluw dalam agama".

2. Berlebihan dalam perkara yang mubah seperti dalam makan, minum, bergaul dan sebagainya.
Aisyah radliyallahu 'anha berkata: "Bencana pertama yang menimpa umat ini setelah wafatnya Nabi adalah kenyang, karena apabila perut kenyang, badannya menjadi gemuk, hatinya menjadi lemah dan syahwatnya tak terkendali".

3. Meninggalkan berjama'ah dan berkumpul dengan orang-orang shalih.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaklah kalian berjama'ah dan jjauhi bercerai berai, karena setan bersama satu orang dan lebih jauh dari dua orang.. Al hadits.

4. Sedikitnya mengingat kematian dan hari akherat.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "berziarah kuburlah, karena mengingatkan akherat".

5. Kurang memperhatikan amal-amal rutin sehari semalam.
Seperti suka meninggalkan dzikir-dzikir, shalat sunnah dsb.

6. Mengkonsumsi sesuatu yang haram.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap anggota badan yang tumbuh dari yang haram, maka Nerakalah yang layak untuknya".

7. Membatasi diri dalam salah satu sisi agama saja.
Seperti hanya memperhatikan masalah aqidah saja tanpa yang lainnya.

8. Lalai dari ketentuan Allah.
Seperti bertahap dalam beramal dan tidak sekaligus, karena sikap tergesa-gesa adalah dari syetan.

9. Tidak memperhatikan hak badan.
Karena badan mempunyai hak yang harus dipenuhi.

10. Tidak siap menghadapi rintangan.

11. Berteman dengan orang-orang yang hatinya lemah dan tidak bersemangat dalam beragama.

12. Ngawur dalam menuntut ilmu dan beramal.
Tidak tahu mana yang dikedepankan terlebih dahulu.

13. Jatuh dalam perbuatan maksiat.

(Diringkas dari kitab afat 'ala thoriiq karya DR Sayyid Muhammad Nuh).

KITA

Disaat kita bersama, diwaktu kita
tertawa menangis merenung, oleh
cinta
Kau coba hapuskan rasa, rasa
dimana kau melayang jauh dari
jiwaku, juga
Mimpiku
Biarlah biarlah, hariku dan harimu
Terbelenggu satu oleh ucapan
manismu
Reff :
Dan kau bisikkan kata cinta
Kau telah percikkan, rasa sayang
Pastikan kita seirama
Walau terikat, rasa hina
Sekilas kau tampak layu, jika kau
rindukan gelak tawa yang warnai
Lembar jalan kita
Reguk dan reguklah, mimpiku dan
mimpimu
Terbelenggu satu, oleh ucapan
janjimu
Dan kau bisikkan kata cinta
Kau telah percikkan, rasa sayang
Pastikan kita seirama
Walau terikat, rasa hina
Reff :
Dan kau bisikkan kata cinta
Kau telah percikkan, rasa sayang
Pastikan kita seirama
Walau terikat, rasa hina
Dan kau bisikkan kata cinta
Kau telah percikkan, rasa sayang
Akankah kita seirama
Saat terikat, rasa hina