Kamis, 26 Februari 2015

Renungan Imam Asy-syaukani Rahimahullh

 RENUNGAN IMAM ASY-SYAUKANI RAHIMAHULLAH

Al-Imam Asy-Syaukaani rahimahullah (wafat 1250 H) berkata dalam sya'irnya :

فَكَّرْتُ فِي عِلْمِي وَفِي أَعْمَالِي .... وَنَظَرْتُ فِي قَوْلِي وَفِي أَفْعَالِي

Aku merenungkan tentang ilmuku dan amalanku…. Aku mengamati perkataanku dan perbuatanku…

فَوَجَدْتُ مَا أَخْشَاهُ مِنْهَا فَوْقَ مَا .... أَرْجُو فَطَاحَتْ عِنْدَ ذَا آمَالِي

Maka aku dapati apa yang aku takutkan darinya melebihi apa yang aku harapkan darinya…maka sirnalah saat itu harapan-harapanku…

وَرَجَعْتُ نَحْوَ الرَّحْمَةِ الْعُظْمَى إِلَى ... مَا أَرْتَجِي مِنْ فَضْلِ ذِي الأَفْضَالِ

Akupun kembali menuju rahmat (kasih sayang) yang luas… kepada karunia yang aku harapkan dari Dzat pemilik segala karunia…

فَغَدَا الرَّجَا وَالْخَوْفُ يَعْتَلِجَانِ فِي ... صَدْرِي وَهَذَا مُنْتَهَى أَحْوَالِي

Jadilah harapan dan ketakutan berseteru dalam dadaku…inilah kesudahan kondisiku

(Nailul Wathor min taroojumi rijaalil yaman fi al-qorni ats-tsaalits 'asyar karya Muhammad Zabaaroh As-Shon'aani, 2/302)

Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullah seorang ulama yang sangat terkenal penulis buku Nailul Authoor, menjelaskan bahwa setelah menimbang-nimbang ilmu, amalan, perkataan, dan perbuatannya maka beliau mendapati bahwa semuanya tidak bisa diandalkan. Apa yang beliau takutkan dari ilmu, amal, perkataan, dan perbuatan jika dihisab kelak lebih besar dari apa yang beliau harapkan...

Karenanya beliau hanya bisa mengharapkan kasih sayang yang luas dari Allah ta'aala agar merahmati beliau…

Jika Al-Imam Asy-Syaukani tidak ujub dan tidak bangga dengan ilmu dan amal beliau bagaimana lagi dengan sebagian kita yang pas-pasan?? Atau sudah jelas pailit, minus, dan defisitnya??

Hanya ramhat Allah yang luas yang bisa kita andalkan…

Ya Allah berilah taufiq kepada kami agar senantias bersyukur dan beramal sholeh…senantiasa takut kepada adzabMu dan senantiasa berharap akan rahmatMu…

 Ust Firanda Andirja, MA حفظه الله تعالى

Selasa, 17 Februari 2015

In Sya Allah

 Kapan kita salah menuliskan "In Sya Allah"?
������
Kita salah jika menyambung antara "In" dan "Sya"
��"In" = Jika
��"Syaa-a" = Berkehendak
��"Allahu" = Allah .
�� "In Sya Allah" artinya = Jika Allah berkehendak, jika Allah mengizinkan, dalam bahasa Arab ditulis seperti ini:
إِنْ شَاءَ اللهُ
(terdiri dari 3 kata)
TAPI ....
Sebagian orang SALAH dalam penulisan, mereka menulisnya :
إِنْشَاء الله
(menyambungkan antara "in" dengan "sya").
Mengapa SALAH?
Karena ARTINYA BERBEDA
إِنْشَاء 
(dengan disambung antara "in" dan "sya") artinya = MENCIPTAKAN
Jadi ketika kita menulis
إِنْشَاءَ الله
Artinya adalah = MENCIPTAKAN ALLAH
(astaghfirullah).
Jadi yang dimaksud oleh Dr. Ahmed Deedat itu :  JANGAN menulis INSHA ALLAH (dlm penulisan bhs inggris) atau INSYA ALLAH (dlm penulisan bhs indonesia), karena jika disambung penulisannya "insha" atau "insya" artinya adalah "menciptakan".
Jadi hendaknya tulislah secara terpisah tiga kata tsb:
IN SHA ALLAH (dlm b.inggris)
Atau IN SYA ALLAH (dlm b.indonesia)
Agar tercapai maksud dan tujuan kita mengatakan:
إِنْ شَاءَ اللهُ
Yaitu : "Jika Allah berkehendak"
Atau
"Jika Allah mengizinkan".
������
Wallahu a'lam.
������
Makkah Al-Mukarramah
1 Sya'ban 1435 H
������
Ditulis oleh:
Arfah Nur Laila, LC
Umm Al-Qura University