Sabtu, 17 Oktober 2015

Sucikan Hati Bersihkan Jiwa

 Sucikan Hati, Bersihkan Jiwa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa berdoa,

اللهم آت نفسي تقواها وزكها أنت خير من زكَّاها

ALLAAHUMMA AATI NAFSI TAQWAAHAA WA ZAKKIHAA, ANTA KHAIRU MAN ZAKKAAHAA

"Ya ALLAH, limpahkanlah kepada jiwaku ketaqwaan, dan sucikanlah ia, sesungguhnya ENGKAU adalah sebaik-baik Dzat yang mensucikan jiwa." (HR. Muslim).

Syeikh Abdurrahman Nashir As-Sa'di berkata, "Kesucian jiwa merupakan sarana tercapainya segala kebaikan. Sebagaimana jiwa yang suci merupakan penyeru terbesar kepada setiap ucapan yang baik dan amalan yang benar." (Tafsir As Sa'dy, 231)

Perbanyaklah berdoa kepada ALLAH dengan doa tersebut, agar hati kita bersih dari segala penyakit hati, yang tentu akan menyumbat kita dari setiap perbuatan baik.
________________

       

Jauhi Buruk Sangka

 Jauhi Buruk Sangka

Buruk sangka adalah sifat tercela yg hrs dijauhi oleh seorg muslim.

�~» Lantas bagaimana gambaran buruk sangka?

�•» Berkata al-Mawardi, "Buruk sangka ialah engkau tdk percaya dgn kemampuan seorg yg ahli dibidangnya."

�•» Berkata Ibnul Qayyim, "Buruk sangka, ialah penuhnya hati dgn persangka jelek thd manusia, hingga diungkapkan melalui lisan dan perbuatan."

�•» Berkata Ibnu Katsir, "Buruk sangka ialah tuduhan jelek dan ketidak percayaan kpd keluarga, kerabat, atau manusia dlm perkara yg bkn tempatnya." (Mausu'ah akhlak al-Islamiyah)

�~» Bagaimana menjauhi buruk sangka thd seorg mukmin?

�•» Diantaranya dgn memberikan udzur bg mukmin tsb.

Berkata Umar bin Khathab, "Tidak halal bagi seorg muslim jika mendapati dari saudaranya sesuatu perkara kemudian ia menganggapnya jelek, padahal ia bisa memberikan udzur yg baik bg saudaranya tsb."

�•» Mengetahui hukum buruk sangka.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

((بحسب امرئ من الشر أن يحقر أخاه المسلم))

"Cukuplah bagi seseorang mendapat kejelekan jika ia merendahkan saudara seislamnya." (HR. Muslim)

      

Menoreh Luka Lama

 # Menoreh Luka Lama #

Berumah tangga bagaikan mengarungi lautan lepas menuju satu pulau impian. Tiada lautan tak berombak dan tiada samudera tanpa badai.

Jikalah Nakhoda Arif dan Bijak memandu bahtera, bisa membaca kompas dan mengetahaui gejala alam, memahami gejala badai dan mengukur kemampuan kapal, tidak memuat kecuali berat yang mampu dipikul biduk, membagi tugas kepada seluruh anggota, niscaya mereka kan sampai ke pulau idaman dengan selamat.

Jika sang Nakhoda tidak faham mengemudi, membaca arah angin, menghindari badai maupun karang...alamat kapal kan segera tenggelam.

Diantara kesalahan pasangan yang membuat jalinan batin mereka terburai adalah mengungkit masa lalu, mengulang-ulang kesalahan pasangan dan menoreh ulang luka lama yang telah mengering.

Seringkali cek-cok rumah tangga bermula dari kekeliruan pasangan yang telah berlalu dan terlupakan, kembali diingatkan salah satu dari keduanya. 

Luka yang telah mengering dan sembuh kembali menganga dan berdarah. Mentari nan cerah berganti mendung yang bergelayut. Lautan yang teduh kembali berkejolak. Genderang perang kembali ditabuh.

Idealnya apa yang telah pernah terjadi dan usai, tak perlu disesali, yang terluput pun tak layak ditangisi. Toh semuanya terjadi dengan ketentuan takdir Ilahi Rabbi.

Orang bijak adalah orang yang hidup untuk masa depan. Bukan orang yang selalu mengulang-ngulang kegagalan masa lalu, menghidupkan kenangan pahit yang terjadi, karena hal itu tidak kan dapat menghidupkan yang telah mati, mengembalikan penggalan masa yang usang.

Jumat, 16 Oktober 2015

Cinta Dalam Diam

Aku Mencintaimu Dalam Diam
Sesungguhnya yang mendatangkan rasa cinta ini, yang mendatangkan rasa kagum ini, yang memekarkan hati ini adalah dari-Nya. Sungguh aku hanya bisa menerimanya. Aku hanya bisa pasrah tertegun tak bisa mengelak atas perasaan ini padamu.
Tertegun dalam keindahan akhlakmu. Tertegun dalam manisnya lisanmu. Tertegun dalam tenangnya pandanganmu. Dan tertegun pula dalam kesejukan nasehatmu. Semua begitu sempurna, sungguh sempurna. Sesempurna sesuai firman-Nya.
Aku yang mengagumimu dalam diam. Utuh tak tersentuh. Seperti mentari yang menyapa bunga-bunga bermekaran. Tak pernah menyentuh namun cintanya terasa bagi kuntum-kuntum bunga yang sedang bermekaran itu.
Karena aku mengagumi maka izinkan aku tak mengusik khusyunya ibadahmu. Izinkan aku tak mengusik ketenangan hatimu. Tak mengapa aku tak bertegur sapa denganmu. Cukuplah bagiku menyapamu dalam doa-doaku.
Cukuplah bagiku tersenyum lezat melihatmu bahagia. Cukuplah bagiku menyebut namamu dalam hamparan sajadahku.
Aku yang tersentuh akhlak muliamu, aku yang terkagum lekat dalam sikapmu, mencintaimu dalam diam mungkin lebih baik bagi diriku dan dirimu. Lebih mulia bagi perasaanku dan perasanmu. Lebih menjaga kehormatanmu. Lebih menjaga kemuliaanmu. Maka izinkan aku, hai engkau yang begitu mulia, izinkan aku mencintaimu dalamn keikhlasan karena aku tak pernah tau apakah engkau yang tercatat dalam lauful mahfudz untukku?
Karena aku tak pernah tau adakah balasan darimu untukku. Biarlah kuasa Allah yang menggerakan hatimu untukku.
Bukan karena mencintaimu dengan diam aku akan menderita. Bukan karena mengagumimu dengan diam aku akan merana.
Namun, ketika ku artikan cinta itu pada sisi kehadiran dan kebersamaan denganmu. Maka itu lah penderitaan yang sesungguhnya.
Aku yang mencintaimu dari kejauhan. Walaupun sungguh aku merasa sangat dekat denganmu.
Biarlah aku dekap rapat perasaanku ini. Biarlah aku tutup rapat hingga Allah mengizinkan pertemuan kita. Namun jika memang engkau bukan tercatat untukku. Jika memang engkau hanya hiasan duniaku yang sementara, sungguh aku yakin Allah akan menghapus cinta dalam diamku padamu. Allah akan menghilangkan perasaanku untukmu. Dia akan memberikan rasa yang lebih indah pada orang yang paling tepat. Begitulah kuasa-Nya. Begitulah Dzat yang membolak-balika n hati hamba-Nya.
“Ketika aku tak lagi terkagum denganmu, maka pahamilah jejakku.. Karena mungkin, aku pernah menulis tentangmu dan meyapa namamu dalam tiap untaian doaku”

Senin, 12 Oktober 2015

Masuk Neraka Gara garaSeekor Lalat

ONE DAY ONE HADIST (ODOH 296)
Masuk Neraka Gara Gara Seekor Lalat

Thariq bin Syihab  menuturkan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasalla bersabda:

 دَخَلَ الْجَنَّةَ رَجُلٌ فِيْ ذُبَابٍ, وَدَخَلَ النَّارَ رَجُلٌ فِيْ ذُبَابٍ، قَالُوْا: وَكَيْفَ ذَلِكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: مَرَّ رَجُلاَنِ عَلَى قَوْمٍ لَهُمْ صَنَمٌ لاَ يَجُوْزُهُ أَحَدٌ حَتَّى يُقَرِّبَ لَهُ شَيْئًا، فَقَالُوْا لأَحَدِهِمَا: قَرِّبْ، قَالَ: لَيْسَ عِنْدِيْ شَيْءٌ أُقَرِّبُ، قَالُوْا لَهُ: قَرِّبْ وَلَوْ ذُبَابًا، فَقَرَّبَ ذُبَابًا فَخَلُّوْا سَبِيْلَهُ فَدَخَلَ النَّارَ، وَقَالُوْا لِلآخَرِ: قَرِّبْ، فَقَالَ: مَا كُنْتُ لأُقَرِّبَ ِلأحَدٍ شَيْئًا دُوْنَ اللهِ U، فَضَرَبُوْا عُنُقَهُ فَدَخَلَ الْجَنَّةَ ))

“Ada seseorang yang masuk surga karena seekor lalat, dan ada lagi yang masuk neraka karena seekor lalat pula, para sahabat bertanya: "bagaimana itu bisa terjadi ya Rasulullah? Rasul menjawab: “ada dua orang berjalan melewati sekelompok orang yang memiliki berhala, yang mana tidak boleh seorangpun melewatinya kecuali dengan mempersembahkan sembelihan binatang untuknya terlebih dahulu, maka mereka berkata kepada salah satu di antara kedua orang tadi: "persembahkanlah sesuatu untuknya! ia menjawab: "saya tidak mempunyai apapun yang akan saya persembahkan untuknya",  mereka berkata lagi: persembahkan untuknya walaupun seekor lalat! maka iapun mempersembahkan untuknya seekor lalat, maka mereka lepaskan ia untuk meneruskan perjalanannya, dan iapun masuk ke dalam neraka karenanya, kemudian mereka berkata lagi kepada seseorang yang lain: persembahkalah untuknya sesuatu! ia menjawab: "aku tidak akan mempersembahkan sesuatu apapun untuk selain Allah, maka merekapun memenggal lehernya, dan iapun masuk ke dalam surga.” (HR. Ahmad

MAKNA DAN FAEDAH HADIST :

1.   Hadist ini menunjukkan bahwa penyembelihan binatang untuk selain Allah adalah syirik,
sebagaimana shalat untuk selain Allah. , Allah Ta'alaa berfirman

Katakanlah, bahwa sesungguhnya shalatku, penyembelihanku, hidupku dan matiku hanya semata-mata untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya, demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS. Al An’am: 162-163).

“Maka dirikanlah shalat untuk Rabbmu, dan sembelihlah kurban (untuk-Nya).” (QS. Al Kautsar: 2).

2. Masuknya orang tersebut ke dalam neraka dikarenakan mempersembahkan seekor lalat yang ia sendiri tidak sengaja berbuat demikian, tapi ia melakukan hal tersebut untuk melepaskan diri dari perlakuan buruk para pemuja berhala itu.

3. Mengetahui besarnya bahaya kemusyrikan dalam pandangan orang-orang mukmin, bagaimana ketabahan hatinya dalam menghadapi eksekusi hukuman mati dan penolakannya untuk memenuhi permintaan mereka, padahal mereka tidak meminta kecuali amalan lahiriyah saja.

4.Orang yang masuk neraka dalam hadits ini adalah orang Islam, (yg berbuat kesyirikan ) karena jika ia orang kafir, maka Rasulullah tidak akan bersabda: “ … masuk neraka karena sebab lalat ...”

5.   Hadits ini merupakan suatu bukti bagi hadits shahih yang mengatakan:

((الجَنَّةُ أَقْرَبُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ وَالنَّارُ مِثْلُ ذَلِكَ))

 “Surga itu lebih dekat kepada seseorang dari pada tali sandalnya sendiri, dan neraka juga demikian.”

6.   Mengetahui bahwa amalan hati adalah tolok ukur yang sangat penting, walaupun bagi para pemuja berhala.

 و الله اعلم بالصواب
Semoga bermanfaat
Dinukil Dari Kitab At Tauhid bab 10:
ما جاإ في الذبح لغبر الله

أَسْعَدَ اللّهُ اَيَّامَكُمْ ♥♥
Semoga Allah Ta'alaa menjadikan hari-harimu penuh dgn kebahagiaan

Selasa, 06 Oktober 2015

Bahayanya Dusta

��Bahayanya Dusta ❌❌❌

��Bohong merupakan perkara yang berbahaya dan keburukan yang menjalar. Ia selalu berkembang setiap masa dan di mana saja kecuali orang-orang yang dirahmati Allah saja.
Definisi dusta menurut Imam Nawawi رحمه الله, adalah menceritakan sesuatu tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya, baik disengaja maupun tidak. Akan tetapi berdosa bagi orang yang sengaja dusta dan tidak berdosa orang yang tidak sengaja dusta (Al Adzkar hal: 474)
��Dalam kehidupan modern dimana fitnah sedemikian mewabah, sangatlah sulit menemukan sifat jujur di tengah masyarakat. Sebaliknya, sangat mudah kita jumpai sifat berdusta di sekeliling kita. Sedemikian langkanya sifat jujur sehingga kita sering mendengar orang berkata: "Mana bisa maju kalau kita berlaku jujur terus….. Sudahlah, bersikap realistik sajalah. Kita kadang-kala memang perlu berbohong…!” 
Malah, terkadang kita mendengar orang dengan yakinnya berkata: ”Hanya dengan berbohonglah kita bakal berhasil di dunia…!”
��Subhanallah…. !!!
Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  pernah berdialog dengan seorang Sahabat tentang dusta, dari Shafwan bin Sulaim berkata,
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ جَبَانًا فَقَالَ نَعَمْ فَقِيلَ لَهُ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ بَخِيلًا فَقَالَ نَعَمْ فَقِيلَ لَهُ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ كَذَّابًا فَقَالَ لَا
“Ditanyakan kepada Rasulullah, “Apakah seorang mukmin bisa menjadi penakut?” Beliau menjawab: ‘Ya.” Kemudian ditanya lagi; “Apakah seorang mukmin bisa menjadi bakhil?” Beliau menjawab: “Ya.” Lalu ditanyakan lagi; "Apakah seorang mukmin bisa menjadi pembohong?" Beliau menjawab: "Tidak." (HR. Imam Malik No. 1571, berkata Al-Albany Shohih Mursal)
��Berikut diantara bahaya dan ancaman bagi para pelaku dusta.
��1. Para pendusta tidak akan mendapatkan hidayah.

Allah سبحانه وتعالى berfirman: إن الل
إن الله لا يهدي من هو مسرف كذاب
“Sesungguhnya Allah tidak akan member hidayah kepada orang yang berlebihan dan sangat berdusta.” (Ghafir:28).
��2. Ia mendapatkan laknat dari Allah,
Allah berfirman: “Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta." (Ali Imran:61).
Begitulah orang yang dusta akan mendapat laknat dari Allah, laknat adalah dijauhkan dari rahmat Allah, Rahmat inilah yang menjadi dambaan dan idaman setiap orang yang berhati bersih.
��3. Dusta merupakan dosa besar dan akan mendapatkan kecelakaan dengan dimasukkan neraka.
Allah berfirman:
ويل لكل أفاك أثيم  (الجاثية:7)
”Kecelakaan yang besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa.” (QS. Al-Jatsiyah: 7)
��4. Dusta menyebabkan pelakunya menuju kejahatan dan dijauhi orang.
Nabi bersabda صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ,“Hendaklah kalian selalu jujur! Karena sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke surga, sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur hingga ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan waspadalah kalian dari dusta! Karena sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta sehingga akan dicatat baginya sebagai seorang pendusta." (HR. Bukhari, 6094; Muslim, 2607)
Fujur menurut Ar Raghib رحمه الله artinya adalah: Pecah, atau melenceng. hal ini menunjukkan bahwa fujur adalah melenceng atau memecah dari agama yang lurus dengan melakukan maksiat.
��5. Dusta adalah sifatnya orang-orang munafiq.
Nabi bersabda صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, “Ada empat hal yang bila ada pada seseorang berarti dia adalah munafiq atau siapa yang memiliki empat kebiasaan (tabi'at) berarti itu tabiat munafiq sampai dia meninggalkannya, yaitu jika berbicara dusta, jika berjanji ingkar, jika membuat kesepakatan khiyanat dan jika bertengkar (ada perselisihan) maka dia curang". (HR. Bukhari No. 2459; Muslim, 58 )
Imam Nawawi mengatakan: Makna hadits diatas adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat ini adalah mirip sekali seperti kaum munafik, Karena munafik sejati adalah orang yang menyembunyikan apa yang tidak sesuai dengan dhahirnya. (Syarh Muslim, 2/236)
��6. Dusta menyebabkan keraguan.  
Orang yang hidup penuh dusta akan menjadi orang yang senantiasa dilanda keraguan. Sedangkan orang yang hidup selalu berlaku jujur pasti akan memiliki ketenteraman di dalam hatinya, walaupun ia berresiko dikucilkan. Demikianlah janji Nabi, sebagaimana sabdanya, dari Hasan bin Ali berkata,
حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ
“Aku menghafal dari Rasulullah: “Tinggalkan yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak meragukanmu karena kejujuran itu ketenangan dan dusta itu keraguan.” (HR. Tirmidzi, 2442 disohihkan Al-Albany)
��7. Tidak diberkahi.
Allah tidak akan memberkahi suatu usaha apapun yang dilakukan dengan kedustaan, termasuk dalam hal ini adalah jual beli. Dari Hakim bin Hizam رضي الله عنه dari Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
البيِّعانِ بالخيارِ ما لم يتفرَّقا ، فإنْ صدقا وبيَّنا بُورِك لهما في بيعِهما ، وإن كَذبا وكَتما مُحِقت بركةُ بيعِهما
“Dua orang yang berjual beli bagi keduanya khiyar (pilihan) sebelum berpisah, jikalau keduanya jujur dan menjelaskan (barangnya dengan jujur) maka keduanya diberkahi dalam jual-beli mereka, dan apabila keduanya berdusta dan menutupi (cacatnya) maka dihilangkanlah barakah jual beli mereka.” (HR Buhory, 2110; Muslim 1532)
��8. Adzab yang pedih
Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: “Pada suatu malam aku bermimpi didatangi dua orang laki-laki, kemudian keduanya membawaku ke sebuah tempat yang suci. Di tempat itu aku melihat dua orang yang sedang duduk dan ada dua orang yang sedang berdiri, di tangan mereka ada sebatang besi. Besi itu ditusukkan ke tulang rahangnya sampai tembus tengkuknya. Kemudian ditusukkan besi itu pada tulang rahangnya yang lain semisal itu juga, hingga penuh dengan besi. Lalu Nabi bertanya: “Kalian telah mengajakku berkeliling, sekarang kabarkan kepadaku peristiwa demi peristiwa yang telah aku lihat.” Keduanya berkata: “Adapun orang yang engkau lihat menusuk rahangnya dengan besi, dia adalah seorang pendusta, berkata bohong hingga dosanya itu memenuhi penjuru langit. Apa yang engkau lihat terhadapnya akan terus diperbuat hingga hari kiamat.”  (HR. Bukhari no. 1386).
��Diantara Kebohongan yang paling bohong adalah menceritakan mimpi yang sebenarnya dia tidak melihat mimpi itu.
Rasulullah bersabda: “Sungguh kedustaan yang paling dusta adalah menceritakan mimpi yang tidak ia lihat.”  (HR. Bukhari no. 7043, Ahmad 2/96).

��Adapun Bohong yang paling besar dosanya adalah berbohong atas nama Allah dan Rasulnya.
Firman-Nya,“Maka siapakah yang lebih zhalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan?” Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.” (Al-An’aam: 144)
Sabda Rasulullah, “Barangsiapa yang berdusta atasku, hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka.” (HR Bukhari, 107; Muslim, 3004). Wallahu a’lam