Senin, 25 Desember 2017

•••••••••••••••••••••••••• 🛋 HOAAAHHH, NGANTUUUUK..

💤💤💤💤💤

••••••••••••••••••••••••••••••••
🛋  HOAAAHHH, NGANTUUUUK....
•••••••••••••••••••••••••••••••
🏷 Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :

التثاؤب من الشيطان فإذا تثاءب أحدكم فليرده ما استطاع فإن أحدكم إذا قال ها ضحك الشيطان

"Menguap itu dari syaithan. Bila ada yang menguap, hendaknya ia menolaknya sekuat mungkin, karena bila ia mengeluarkan suara, "hoahmm," syaithan pun tertawa."
(Muttafaqq 'alaih)

💺Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin رحمه الله menjelaskan :

"Jadi jika kuap mendatangimu, bila engkau mampu, tahan dan cegahlah. INI ADALAH SUNNAHNYA (bimbingan Rasulullah صلى الله عليه وسلم di dalam permasalahan ini). Dan ini yang paling utama. Namun apabila engkau tidak mampu, letakkan tanganmu di mulutmu."

(📒 Syarh Riyadhish Shalihin  4/439)

SHALAT DIHADAPAN MAKANAN, ATAU SHALAT MENAHAN DUA BUANG HAJAT


📚 Dari kitab:
AL-FIQH AL-MUYASSAR
(FIKIH PRAKTIS)

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد:

12. SHALAT DIHADAPAN MAKANAN, ATAU SHALAT MENAHAN DUA BUANG HAJAT

📌 Berdasarkan sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم:

لا صلاة بحضرة الطعام، ولا هو يدافعه الأخبثان.

"Tidak (boleh) shalat di hadapan makanan, dan tidak (boleh) shalat dalam keadaan menahan dua hajat." (HR. Muslim)

👉 Adapun makruhnya shalat dihadapan makanan yang sudah siap dihidangkan, maka hal itu dengan syarat:

▪Dia sangat ingin untuk makan (karena sangat lapar, pen.), dan dia mampu untuk memakannya, karena makanan sudah dihidangkan di hadapannya.

👉 Andaikata makanan yang dihidangkan di hadapannya, tapi dia puasa, atau kenyang sehingga dia tidak berminat untuk makan, atau dia tidak bisa memakannya karena masih sangat panas, maka keadaan ini semua tidak makruh shalat dihadapan makanan.

👉 Adapun yang dimaksud dua hajat adalah buang air kecil dan buang air besar.

⚠ Nabi صلى الله عليه وسلم telah melarang hal itu semuanya, sebab:

▪menyibukkan hati orang yang shalat,
▪mengacaukan pikirannya,
▪menghilangkankan kekhusyukkan dalam shalat.
▪Dan kemungkinan bisa berbahaya karena menahan kencing dan kotoran.

13. MENGANGKAT PANDANGAN KE LANGIT

📌 Berdasarkan sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم:

لينتهين أقوام يرفعون أبصارهم إلى السماء في الصلاة، أو لتخطفن أبصارهم.

"Hendaklah benar-benar berhenti suatu kaum dari mengangkat pandangan mereka ke langit dalam shalat, atau sungguh-sungguh akan disambar penglihatan mereka." (HR. Muslim)

🔖 BAGIAN KESEMBILAN

9⃣ HUKUM ORANG YANG MENINGGALKAN SHALAT

☝Barang siapa meninggalkan shalat karena MENGINGKARI hukum wajibnya, maka dia dihukumi kafir, murtad (keluar dari Islam), karena dia mendustakan Allah, Rasul-Nya, dan kesepakatan kaum muslimin.

☝Adapun orang yang meninggalkan shalat karena MEREMEHKAN dan MALAS, maka pendapat yang shahih dia juga dihukumi KAFIR jika dia selalu meninggalkannya secara keseluruhan. Berdalilkan firman Allah ta'ala tentang orang-orang musyrik,

فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ ۗ

"Maka apabila mereka bertaubat dan mendirikan shalat,  menunaikan zakat, maka mereka adalah saudara-saudara kalian seagama." (QS. At-Taubah: 11)

Wabah difteri

💉💉💉💉💉💉💉

====================

🔴🕹 *Himbauan Komunitas Kesehatan Muslim KISWAH Terkait Wabah Difteri 2017*

💊💊💊

🌐 Musibah penyakit difteri, _Qaddarallah wa ma syaa fa'al_, mendera publik dan pemerintah Indonesia di awal  bulan Rabiul Awwal 1439 H/November tahun 2017. Status Kejadian Luar Biasa (KLB) diberlakukan di beberapa daerah di Indonesia.

🗂🔖 Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa sampai dengan November 2017, ada 95 Kab/kota dari 20 provinsi melaporkan kasus Difteri.

Sementara pada kurun waktu Oktober-November 2017 ada 11 provinsi yang melaporkan terjadinya KLB Difteri di wilayah kabupaten/kotanya, yaitu
1) Sumatera Barat,
2) Jawa Tengah,
3) Aceh,
4) Sumatera Selatan,
5) Sulawesi Selatan,
6) Kalimantan Timur,
7) Riau,
8) Banten,
9) DKI Jakarta,
10) Jawa Barat, dan
11) Jawa Timur

🗂🔖 Sejak 1 Januari s.d 4 November 2017 telah ditemukan sebanyak 591 kasus Difteri dengan 32 kematian di 95 Kabupaten/Kota di 20 Provinsi di Indonesia.

Kekhawatiran dan kepanikan tidak hanya terjadi di provinsi tersebut, bahkan menjalar ke daerah-daerah lain di seluruh wilayah NKRI.

🎙 Pemerintah Pusat pun melalui Kementerian Kesehatan RI menginstruksikan semua pemerintah daerah untuk menjadikan penanganan penyakit difteri sebagai prioritas.

📂 Berdasarkan identifikasi kasus yang terjadi, sebagian besar pasien yang terkena difteri  tidak mendapatkan imunisasi (66% kasus), 31% kasus telah  mendapatkan imunisasi, tetapi tidak lengkap, dan 3% kasus saja yang imunisasinya lengkap sesuai umurnya.

📊⚠ *Perhatikan*, 66% kasus akibat tidak mendapatkan Imunisasi.
Sedangkan 31% kasus sudah mendapatkan Imunisasi, namun Imunisasinya tidak lengkap.

🚫 Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri _Corynebacterium diphtheria_, dengan izin Allah bakteri tersebut sangat mudah menyebar/menular melalui udara, terutama saat batuk dan bersin. Penyakit ini dapat menimbulkan masalah lokal berupa sulit bernafas (karena sumbatan jalan nafas) dan sulit menelan, sampai dengan dampak dari penyebaran toksin (racun) yang dihasilkan bakteri. Toksin tersebut bisa menyebabkan *kerusakan jantung, saraf, kelumpuhan, dan masalah pernafasan. bahkan, tidak jarang menimbulkan kematian.* _Biidznillah Ta'ala_

Oleh karena itu, *Komunitas Kesehatan Muslim "Kiswah"* sebagai wadah praktisi kesehatan salafiyyin Indonesia, dengan bimbingan asatidzah menghimbau:

1⃣  Senantiasa berdoa kepada Allah agar  diberikan lingkungan/negeri yang aman dari segala hal, termasuk penyakit-penyakit berbahaya. Memohon kepada Allah penjagaan kesehatan dan kesembuhan dari berbagai penyakit yang menimpa. _Ingatlah..._ *Hanya Allah Ta’ala satu-satu-Nya yang bisa memberikan kesehatan kepada kita dan hanya Dia yang bisa menyembuhkan apabila kita sakit.* Hanya kepada-Nya kita memohon dan bertawakkal.

2⃣ Turut serta secara aktif membantu pemerintah terutama dalam kegiatan-kegiatan pencegahan di posyandu, baik berupa pemeriksaan kesehatan ibu dan anak,  peningkatan gizi balita, pemantauan tumbuh kembang, maupun imunisasi.

3⃣ Selalu menjaga kebersihan diri, menutup mulut ketika batuk, menggunakan masker saat batuk-pilek dan rajin melakukan cuci tangan menggunakan sabun.

4⃣ Membawa balita ke pusat kesehatan terdekat untuk melengkapi imunisasi yang tidak lengkap.
🏨⛱ Terkhusus untuk *pencegahan Difteri*, maka IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) memberikan panduan kelengkapan imunisasinya sebagai berikut :

▪sampai usia 1 tahun 3x mendapatkan DPT.

▪usia 18-24 bulan, anak harus mendapatkan dosis DPT yang ke-4.

▪ usia 5 tahun mendapatkan DPT yang ke-5 atau pernah mendapatkan DT di kelas 1-2 SD.

▪ usia 10-12 tahun mendapatkan Td. (tetanus dan difteri) ke-6.

▪sampai usia 19 tahun minimal mendapatkan DPT+DT+Td sebanyak 8x.

5⃣  Mengajak saudara-saudara kita yang belum imunisasi atau tidak mau imunisasi *untuk segera melakukan imunisasi dan melengkapinya*.
📈 Perlu disadari bahwa banyak bukti yang menunjukkan kebanyakan sumber penularan penyakit tersebut berasal dari anak/dewasa yang tidak mendapatkan imunisasi, atau mendapatkan imunisasi tetapi tidak lengkap.
?
? Hal ini juga menjadi bukti bahwa imunisasi _insyaallah_ efektif dalam mencegah penyakit-penyakit menular berbahaya.

6⃣ Segera memeriksakan ke dokter/pusat kesehatan terdekat jika terdapat keluhan
▪ *demam yang tidak begitu tinggi, 38°C*
▪  *munculnya selaput di mulut atau tenggorokan yang berwarna putih keabu-abuan*
▪ *sakit waktu menelan*
▪ *sesak napas dan atau suara mengorok*

_Wallahu a'lam  bishshawab._

Semoga Allah melindungi kita semua.

ttd

*dr. Andi Dwihantoro Sp.B, Sp.BA*
*(Ketua Komunitas Kesehatan Muslim "KISWAH" )*

*Mengetahui asatidzah pembina:*
▪ *Ustadz Alfiyan*
▪ *Ustadz Abdullah Nahar*
▪ *Ustadz Abdul Jabbar*
▪ *Ustadz Luqman Ba'abduh*
▪ *Ustadz Qomar Su'aidi*
▪ *Ustadz Ruwaifi'*

🌷🌷🌷🌷🌷

Jumat, 22 Desember 2017

MENYIKAPI AJAKAN KELOMPOK UNTUK BERGAYA HIDUP FOYA-FOYA*

📝 *MENYIKAPI AJAKAN KELOMPOK UNTUK BERGAYA HIDUP FOYA-FOYA*

📥 *Pertanyaan* 📥

بسم اللّه الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته

Ustadz, saya tinggal di komplek perumahan staff perusahaan sawit. Para ibu staff punya kebiasaan yang membuat saya bingung, yaitu sering membeli baju seragam pad setiap acara seperti pengajian, makan-makan, yasinan (alhamdulillah saya tidak mengikuti acara yasinannya).

Sedangkan pengajian yang diadakan itu setiap dua pekan sekali. Jadi beli baju seragamnya juga dua pekan sekali.
Menurut saya itu hal yang sia-sia dan foya-foya.

Apa yang harus saya lakukan?
Jika saya menolak, mereka akan mengatakan kalau ini kan baju seragam agar kita nampak kompak.
Saya bingung, harus bagaimana? Mohon nasihatnya, ustadz.

Jazaakallaahu khairan wa barakallahu fiik.

(Dari fulanah, Sahabat BiAS)

📤 *Jawaban* 📤

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu 'alā rasūlillāh, wa 'alā ālihi wa ash hābihi ajma'in.

Iya benar itu adalah perilaku foya-foya, *sampaikan saja nasehat lebih baik uang seragam itu dikumpulkan kemudian disedekahkan kepada fakir miskin dan orang-orang dhuafa* . Adapun seragam cukup satu dua stel untuk dipakai setiap kali pengajian.

Perilaku foya-foya seperti ini sangat dicela dalam Islam, Allah Ta'ala berfirman :

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak,

Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.

Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS Al-Hadid : 20).

Aisyah radhiyallahu Ta'ala anha pernah menyatakan :

"إن كنَّا آلَ محمد - صلى الله عليه وسلم - لَنمكثُ شهرًا ما نستوقد بنار، إن هو إلا التمر والماء"

"Sesungguhnya kami keluarga Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam pernah menjalani masa sebulan lamanya dan kami tidak menyalakan api (untuk memasak) kami hanya makan kurma dan air saja."

(HR Bukhari : 6458, Muslim : 2972).

Abdullah bin Mas'ud juga pernah menyatakan :

نَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى حَصِيرٍ فَقَامَ وَقَدْ أَثَّرَ فِي جَنْبِهِ ، فَقُلْنَا : يَا رَسُولَ اللهِ لَوِ اتَّخَذْنَا لَكَ وِطَاءً ؟ فَقَالَ : مَا لِي وَلِلدُّنْيَا، مَا أَنَا فِي الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا

"Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam tidur di atas tikar daun kurma kemudian beliau bangun dan tikar itu membekas pada tubuh beliau. Kami pun mengatakan : Wahai Rasulullah seandainya boleh kami menyediakan alas untuk engkau.

Beliau berkata ; Apa urusanku dengan dunia, aku di dunia ini hanya seperti seorang musafir yang berteduh di bawah pohon untuk kemudian pergi dan meninggalkannya."
(HR Tirmidzi : 2377 dishahihkan oleh Imam Al-Albani di dalam Silsilah Ahadits Ash-Shahihah : 438).

Tidak terlihat pantas dari sisi etika apatah lagi dari sisi agama, kita membeli seragam setiap dua pekan sekali sementara di sana masih banyak fakir miskin yang tidak memiliki pakaian layak, tempat tingggal serta makanan yang layak bagi mereka.

Hendaknya kita mulai belajar untuk berfikir dan mempedulikan orang lain dan tidak menjadikan pertimbangan kita murni karena dunia semata.

Wallahu a'lam,
wabillahittaufiq

Selasa, 19 Desember 2017

KUMPULAN HADITS-HADITS TENTANG LARANGAN GAMBAR MAKHLUK HIDUP*


------------

⭕ *KUMPULAN HADITS-HADITS TENTANG LARANGAN GAMBAR MAKHLUK HIDUP* ⭕
---------------------------

📝 KETERANGAN SYAIKH ABDUL AZIZ BIN BAZ rahimahullah:

Sesungguhnya banyak sekali hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam dalam kitab-kitab yang shahih, baik itu Sunan ataupun musnad-musnad, mengenai haramnya membuat gambar (lukisan, foto dan ukiran) sesuatu yang bernyawa, entah itu (gambar) manusia atau bukan.

Didalam hadits-hatdis itu ada riwayat yang menceritakan bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wasalam merobek tirai-tirai yang bergambar dan memerintahkan menghapus gambar-gambar. Disamping itu beliau melaknat tukang gambar dan menerangkan bahwa mereka termasuk orang-orang yang paling keras mendapat siksa di hari kiamat.

Disini saya (Syaikh Bin Baz) akan menyampaikan secara global hadits-hadits shohih mengenai permasalahan ini beserta keterangan ulamanya. Dan akan saya jelaskan mana yang benar, Insya ALLAH Ta’ala.

1⃣. Dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu, ia berkata :
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : ALLAH Ta’ala berfirman : Dan siapakah yang lebih dzalim dari mereka yang akan membuat satu ciptaan seperti ciptaan-Ku, maka hendaknya mereka menciptakan satu dzarrah, atau biji, atau gandum.”
(Dalam Shahihain, lafadz Riwayat Muslim).

2⃣Dari Ibnu Mas’ud Radiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda :
“Sesungguhnya manusia yang paling keras disiksa di hari Kiamat adalah para tukang gambar (mereka yang meniru ciptaan Allah)”.
(Shahihain – yakni dalam dua kitab Shahih Bukhari dan Muslim atau biasa disebut muttafaqun ‘alaihi, red)

3⃣. Dari Ibnu Umar Radiyallahu ‘anhu berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda :
“Sesungguhnya orang yang membuat gambar-gambar ini akan disiksa hari kiamat, dan dikatakan kepada mereka, ‘Hidupkanlah apa yang telah kalian buat!’”.
(Dalam Shahihain, lafadz Bukhari).

4⃣. Dari Abu Juhaifah Radiyallahu ‘anhu :
“Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam telah melarang dari (memakan) hasil (jual beli) darah, anjing, usaha pelacuran, dan (beliau) telah melaknat pemakan riba, yang menyerahkannya, pembuat tato (gambar tubuh), yang meminta ditato serta tukang gambar.”
(HR Bukhari).

5⃣. Dari Ibnu Abbas Radiyallahu ‘anhu : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda :
“Siapa yang membuat satu gambar di dunia, dia dibebani (disuruh) untuk meniupkan ruh pada gambar itu dan ia bukan peniupnya (tidak akan mampu meniup ruh untuk menghidupkan gambar tsb, red)”.
(Muttafaqun ‘alaihi).

6⃣. Dari Ibnu Abbas Radiyallahu ‘anhu :
“Semua tukang gambar di Neraka dan dijarikan baginya setiap yang digambarnya satu jiwa (ruh) yang menyiksanya di Jahannam."

Ibnu Abbas berkata :
“Jika kamu mesti mengerjakannya, maka buatlah (gambar) pohon-pohon dan apa-apa yang tidak bernyawa (roh).”
(HR Muslim).

7⃣. Dari Aisyah Radiyallahu ‘anha, ia berkata:
" Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam masuk menuju saya dan saya menutup bilik dengan tirai tipis bergambar (dalam riwayat lain : menggantungkan tirai tipis bergambar kuda bersayap…), maka ketika beliau melihatnya dia merobeknya dan dengan wajah merah padam, beliau bersabda : “Hai Aisyah, manusia yang paling keras disiksa di Hari Kiamat adalah mereka yang meniru ciptaan ALLAH.” Kata Aisyah : “Maka kami memotong-motongnya lalu menjadikannya satu atau dua bantal.”
(Muttafaqun ‘alaihi).

°
⚠📹📷🎥📺📛

-----------

Bagian 2
.
.
.

8⃣. Dari Al Qasim bin Muhammad dari Aisyah, ia berkata :
“Saya membeli sebuah bantal bergambar. Maka ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam melihatnya, beliau berdiri di pintu dan tidak masuk. Saya mengenal tanda kemarahan pada wajah beliau."

Saya berkata : "Ya Rasulullah, saya taubat kepada ALLAH dan RasulNya, apa dosa saya ?”

Beliau bersabda : “Ada apa dengan bantal ini ?”

Saya berkata : “Saya membelinya agar Anda duduk di atasnya dan menyandarinya.”

Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : “Sesungguhnya pemilik (pembuat) gambar-gambar ini akan disiksa di hari Kiamat, dan dikatakan kepada mereka, ‘Hidupkan apa yang telah kalian buat!’

Dan sabdanya lagi :
"Sesungguhnya rumah yang didalamnya ada gambar-gambar tidak akan dimasuki oleh malaikat.”
(Muttafaqun ‘alaihi).

9⃣. Dari Ibnu Abbas Radiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda :
“(Sesungguhnya kami para) Malikat tidak masuk rumah yang didalamnya ada anjing dan gambar”
(HR Bukhari & Muslim, dengan lafadz Muslim).

● Dalam riwayat Ibnu Umar “(Sesungguhnya kami para) Malaikat tidak masuk rumah yang didalamnya ada anjing dan gambar.”.

🔟. Dari Zaid bin Khalid dari Abi Talhah secara marfu’ :
“Malaikat tidak akan masuk rumah yang didalamnya ada anjing dan patung (gambar).”
(HR Muslim).

1⃣1⃣. Dari Abi al Hayyaj Al Asadi, ia berkata : Ali mengatakan pada saya :
"Maukah kamu saya utus kepada apa yang saya pernah diutus oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam yaitu Jangan kau tinggalkan satu gambarpun, melainkan kamu hapuskan dia dan tidak ada satu kuburpun yang menonjol (dikejeng, red) melainkan kau ratakan dia.”
(HR Muslim).

1⃣2⃣. Dari Jabir Radiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam menyuruh Umar bin Khattab (waktu Fathu Mekkah) sedang beliau ketika itu di Bath-ha’ agar mendatangi Ka’bah dan menghapus semua gambar didalamnya dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam tidak masuk sampai semua gambar telah dihapus.
(HR Ahmad, Abu Dawud, Al Baihaqi, Ibnu Hibban dan beliau mensahihkannya).

1⃣3⃣. Dari Aisyah Radiyallahu ‘anha :
“Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam tidak pernah membiarkan dalam rumahnya sesuatu yang ada padanya SALIB-SALIB melainkan beliau mematahkannya. “
(HR Bukhari).

Dan Al Kasymihani dengan lafadz “gambar-gambar”, dan Bukhari menerangkannya dengan bab Naqdhi Shuwar dan menguraikan hadits tersebut

1⃣4⃣. Imam Nasa’I meriwayatkan dengan lafadz :
“Jibril minta izin kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam, beliau berkata : 'Masuklah.'
Kata Jibril : 'Bagaimana saya akan masuk sedangkan dalam rumah Anda ada tirai brgambar ? Maka jika Anda potong kepala-kepalanya, atau Anda jadikan hamparan yang dipijak (dihinakan setelah dipotong, red – barulah Jibril akan masuk). Karena sesungguhnya kami – para malaikat – tidak akan masuk ke rumah yang didalamnya ada gambar-gambar.”
(HR Abdur Razaq, Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan beliau mengatakan Hasan Shahih dan Ibnu Hibban mensahihkannya).

Dan masih banyak lagi hadits-hadits tentang masalah ini. Hadits-hadits ini adalah dalil yang nyata tentang haramnya membuat gambar sesuatu yang bernyawa dan termasuk dosa besar yang diancam dengan neraka bagi penggambarnya. Hadits ini menunjukkan keumuman segala jenis gambar, baik itu didinding, tirai, kemeja, kaca, kertas dan sebagainya, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam tidak membedakannya, baik yang tiga dimensi atau selainnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam melaknat pembuatnya dan mengabarkan paling keras disiksa di hari kiamat dan semuanya di Neraka

Senin, 18 Desember 2017

JANGAN PERNAH BERHENTI BERDO’A*

*📕JANGAN PERNAH BERHENTI BERDO’A*

*::: Kisah nyata, terjadi di Pakistan :::*

Seorang Dr Ahli Bedah terkenal (Dr. Ishan) tergesa-gesa menuju airport. Beliau berencana akan menghadiri Seminar Dunia dalam bidang kedokteran, yang akan membahas penemuan terbesarnya di bidang kedokteran.

Setelah perjalanan pesawat sekitar 1 jam, tiba-tibs diumumkan bahwa pesawat mengalami gangguan dan harus mendarat di airport terdekat.

Beliau mendatangi ruangan penerangan dan berkata: Saya ini dokter special, tiap menit nyawa manusia bergantung ke saya, dan sekarang kalian meminta saya menunggu pesawat diperbaiki dalam 16 jam?

Pegawai menjawab: Wahai dokter, jika anda terburu-buru anda bisa menyewa mobil, tujuan anda tidak jauh lagi dari sini, kira-kira dengan mobil 3 jam tiba.

Dr. Ishan setuju dengan usul pegawai tersebut dan menyewa mobil. Baru berjalan 5 menit, tiba-tiba cuaca mendung, disusul dengan hujan besar disertai petir yang mengakibatkan jarak pandang sangat pendek.

Setelah berlalu hampir 2 jam, mereka tersadar mereka tersesat dan terasa kelelahan. Terlihat sebuah rumah kecil tidak jauh dari hadapannya, dihampirilah rumah tersebut dan mengetuk pintunya. Terdengar suara seorang wanita tua: Silahkan masuk, siapa ya? Terbukalah pintunya.

Dia masuk dan meminta kepada ibu tersebut untuk istirahat duduk dan mau meminjam telponnya. Ibu itu tersenyum dan berkata: Telpon apa Nak? Apa anda tidak sadar ada dimana? Disini tidak ada listrik, apalagi telepon. Namun demikian, masuklah silahkan duduk saja dulu istirahat, sebentar saya buatkan teh dan sedikit makanan utk menyegarkan dan mengembalikan kekuatan anda.

Dr. Ishan mengucapkan terima kasih kepada ibu itu, lalu memakan hidangan. Sementara ibu itu sholat dan berdoa serta perlahan-lahan mendekati seorang anak kecil yang terbaring tak bergerak diatas kasur disisi ibu tersebut, dan dia terlihat gelisah diantara tiap sholat. Ibu tersebut melanjutkan sholatnya dengan do’a yang panjang.

Dokter mendatanginya dan berkata: Demi Allah, anda telah membuat saya kagum dengan keramahan anda dan kemuliaan akhlak anda, semoga Allah menjawab do’a-do’a anda.

Berkata ibu itu: Nak, anda ini adalah ibnu sabil yang sudah diwasiatkan Allah untuk dibantu. Sedangkan do’a-do’a saya sudah dijawab Allah semuanya, kecuali satu.

Bertanya Dr. Ishan: Apa itu do’anya?

Ibu itu berkata: Anak ini adalah cucu saya, dia yatim piatu. Dia menderita sakit yang tidak bisa disembuhkan oleh dokter-dokter yang ada disini. Mereka berkata kepada saya ada seorang dokter ahli bedah yang akan mampu menyembuhkannya; katanya namanya Dr. Ishan, akan tetapi dia tinggal jauh dari sini, yang tidak memungkinkan saya membawa anak ini ke sana, dan saya khawatir terjadi apa-apa di jalan. Makanya saya berdo’a kepada Allah agar memudahkannya.

Menangislah Dr. Ishan dan berkata sambil terisak: Allahu Akbar, Laa haula wala quwwata illa billah. *Demi Allah, sungguh do’a ibu telah membuat pesawat rusak dan harus diperbaiki lama serta membuat hujan petir dan menyesatkan kami, Hanya untuk mengantarkan saya ke ibu secara cepat dan tepat.* Saya lah Dr. Ishan Bu, sungguh Allah subhanahu wa ta’ala telah menciptakan sebab seperti ini kepada hambaNya yang mukmin dengan do’a.
Ini adalah perintah Allah kepada saya untuk mengobati anak ini.

Kesimpulan:
Jangan pernah berhenti berdo’a sampai Allah menjawabnya.

Kata Mutiara Ulama Salaf

🌺💡✊🏻🔥 NASEHAT BAGI ORANG YANG SUKA DEBAT DI MEDSOS

✍🏻 Al-Imam asy-Syafi'iy rahimahullah berkata:

من إذلال العلم، أن تناظر كل من ناظرك وتقاول كل من قاولك.

"Termasuk sikap merendahkan ilmu adalah dengan engkau mendebat semua orang yang mendebatmu dan melayani bantahan semua orang yang membantahmu."

📚 Manaqib asy-Syafi'iy, karya al-Baihaqy, jilid 2 hlm. 151

🌍

💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎

💐🌷🌻🌹 SEANDAINYA ORANG YANG TIDAK MENGETAHUI DIAM, DIA AKAN SELAMAT DAN MENYELAMATKAN ORANG LAIN

✍🏻 Al-Imam Muhammad bin Idris asy-Syafi'iy rahimahullah berkata:

تكلم في العلم مَن لو أمسك عن بعض ما تكلم فيه لكان الإمساك أولى به وأقرب إلى السلامة له.

"Ada orang yang berbicara tentang ilmu yang seandainya dia menahan diri dari sebagian yang dia bicarakan itu niscaya diamnya tersebut lebih baik baginya dan lebih dekat bagi keselamatan dirinya."

📚 Ar-Risalah, hlm. 41

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

💐🌻🌷🌹 SEORANG PENUNTUT ILMU HARUS TAHU DIRI!!

✍🏼 Asy-Syaikh Azhar Sanaiqarah hafizhahullah berkata:

‏ينبغي على كلِّ طالب علم أن يعرف قدره ويلتزم حدَّه، وأن يترك كبار المسائل لأهلها، وهم الكبار الرَّاسخون.

"Sepantasnyalah bagi setiap penuntut ilmu untuk tahu diri dan menetapi batasnya, dan menyerahkan urusan-urusan besar kepada ahlinya yang berhak, yaitu para ulama besar yang kokoh ilmunya."

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

💐🌻🌷🌹 JANGAN TERTIPU DENGAN DUNIA!!

✍🏼 Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata:

يمكن أن تكون اليوم في عالم الدنيا وغداً في عالم الآخرة،
فكيف تغتر بدار لا يدري الإنسان متى يرتحل عنها، بدار الارتحال عنها ليس بيدك، بدار لا يدري ربما يبقى ما هو فيه من الرفاهية وربما يزول.

"Mungkin saja hari ini engkau masih berada di alam dunia, sedangkan besok engkau telah berada di alam akhirat, maka bagaimana engkau bisa tertipu dengan sebuah negeri yang seseorang tidak mengetahui kapan dia akan meninggalkannya, sebuah negeri yang penentuan waktu meninggalkannya tidak ada di tanganmu, sebuah negeri yang seseorang tidak tahu mungkin saja kemewahan yang dia rasakan akan tetap dan mungkin saja akan lenyap."

📼 Liqa' al-Bab al-Maftuh, no. 86

🌍

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

💐🌻🌷🌹 JANGAN KORBANKAN AKHIRAT KARENA UCAPAN ORANG LAIN!!

✍🏼 Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata:

فالمهم أنت يا أخي امش على الكتاب والسنة ولا يهمك أحد،
والدنيا ليست للبقاء، الذي ما مات اليوم سيموت غداً.

"Yang penting –wahai saudaraku– berjalanlah engkau di atas bimbingan al-Qur'an dan as-Sunnah, jangan pedulikan siapapun, dunia ini bukan untuk tinggal selamanya, orang yang tidak mati hari ini akan mati juga suatu hari nanti."

📼 Al-Liqa' asy-Syahry,

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

💐🌻🌷🌹 DIANTARA CARA MENGHILANGKAN KESEDIHAN

✍🏼 Asy-Syaikh Abdurrahman as-Sa'dy rahimahullah berkata:

ومن الأسباب التي تُزيل الهم والغم والقلق: الإحسان إلى الخلق بالقول والفعل.

"Termasuk sebab-sebab yang menghilangkan kesedihan, kecemasan, dan kegalauan adalah berbuat baik kepada orang lain dengan ucapan dan perbuatan."

📚 Al-Wasailul Mufidah lil Hayatis Sa’idah, hlm. 5

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

💥⚠⛔🔥 GEMPA BUMI ADALAH PERINGATAN DARI ALLAH, BUKAN KEHENDAK ALAM!!

✍🏼 Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata :

أذن الله سبحانه لها –أي للأرض– في الأحيان بالتنفس، فتحدث فيها الزلازل العظام، فيحدث من ذلك لعباده الخوف والخشية والإنابة والإقلاع عن معاصيه والتضرع إليه والندم، كما قال بعض السلف وقد زلزلت الأرض: إن ربكم يستعتبكم.

"Allah Subhanahu wa Ta'ala mengizinkan untuknya maksudnya bumi kadang-kadang untuk bernafas, lalu muncullah gempa besar padanya, dari situ timbullah rasa takut, taubat, berhenti dari kemaksiatan, merendahkan diri kepada-Nya, dan penyesalan pada diri hamba-hamba-Nya, sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian ulama Salaf ketika terjadi gempa bumi, "Sesungguhnya Rabb kalian menginginkan agar kalian bertaubat."

📚 Miftah Daaris Sa’adah, jilid 2 hlm. 630

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

💐🌷🌹🌻 KUNCI-KUNCI KEBAIKAN

✍🏼 Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu berkata:

‏ارض بما قسم الله لك تكن أغنى الناس،
أد ما افترض الله عليك تكن أعبد الناس،
اجتنب ما حرم الله عليك تكن من أورع الناس.

"Ridhalah dengan pembagian dari Allah untukmu, niscaya engkau akan menjadi orang yang paling berkecukupan, kerjakan apa yang Allah wajibkan atasmu, niscaya engkau akan menjadi orang yang paling baik ibadahnya, dan jauhilah apa yang Allah haramkan atasmu, niscaya engkau menjadi termasuk orang yang paling wara'."

📚 Shahih, Az-Zuhd, karya Abu Dawud, no. 139

🌍

💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎

💐🌻🌹🌷 KUNCI PERTOLONGAN ALLAH TATKALA SUSAH

✍🏼 Asy-Syaikh Abdurrahman as-Sa'dy rahimahullah berkata:

فمـن عامـل الله فـي حال صحـته وشبابـه وقوتـه عامله الله باللطـف والإعانة فـي حال شدتـه.

"Barangsiapa menjaga muamalah (hubungan) yang baik dengan Allah ketika sehat, muda, dan kuat, maka Allah akan bermuamalah kepadanya dengan kelembutan dan pertolongan ketika dia dalam keadaan susah."

📚 Al-Fawakihusy Syahiyyah, hlm. 139

🌍

💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎

💥⚠⛔🔥 JANGAN MENILAI KEBENARAN DENGAN INDIVIDU TERTENTU!!

✍🏼 Asy-Syaikh Rabi’ bin Hady al-Madkhaly hafizhahullah berkata:

‏وجدنا كثيرًا من السلفيين يدور حول الأشخاص لا يدور حول الحق، هذا مرض خطير، إيّانا أن ندور مع الأشخاص. فيجب أن نَزِنَ الأشخاص بالحق، لا نزن الحق بالأشخاص، وأن نعرف الرجال بالحق، لا نعرف الحق بالرجال»

"Kita menjumpai banyak dari salafiyyun yang mengikuti individu-individu tertentu kemana saja dan tidak mengikuti kebenaran, ini merupakan penyakit yang berbahaya, kita jangan sekali-kali mengikuti individu-individu tertentu kemana saja. Kita wajib menilai individu-individu dengan kebenaran, bukan menilai kebenaran dengan individu-individu, dan mengenal individu-individu dengan kebenaran, bukan mengenal kebenaran dengan individu-individu."

📼 Munazharah Haulal Audha’ fi Afghanistan, kaset pertama

🌍

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

💐🌻🌷🌹 CARI DAN IKUTILAH KEBENARAN!!

✍🏼 Asy-Syaikh Rabi’ bin Hady al-Madkhaly hafizhahullah berkata:

«يجب أن نربي أنفسنا على قول الحق، وقبل ذلك على البحث عن الحق، فتقف إلى جانب الحق، وتكون قواماً بالقسط، شهيداً لله، ولو على نفسك أو الوالدين والأقربين»

"Wajib untuk kita mendidik diri kita untuk mengucapkan kebenaran, dan sebelum itu mencari kebenaran, lalu engkau berdiri di samping kebenaran, engkau menjadi orang yang selalu menegakkan keadilan dan menjadi saksi bagi Allah, walaupun merugikan dirimu sendiri atau kedua orang tua atau kerabat dekat."

📚 Al-Majmu’ ar-Raiq, hlm. 21

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

💐🌹🌻🌷 KEBAIKAN BUKAN BERDASARKAN PANJANGNYA UMUR, TAPI KUALITASNYA

✍🏼 Haiah Kibarul Ulama mengatakan:

‏إذا أحب الله عبده بارك له في عمره، ووفقه لحسن عمارة وقته، والخير والتوفيق في بركة العمر، لا في طوله ولا في قصره.

"Jika Allah mencintai hamba-Nya, maka Dia akan memberkahi umurnya dan memberinya taufik untuk memakmurkan waktunya dengan sebaik-baiknya. Jadi kebaikan dan taufik itu dinilai pada keberkahan umur, bukan berdasarkan panjangnya dan bukan pula karena pendeknya."

💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎

💐🌻🌷🌹 ORANG YANG MEYAKINI RENDAHNYA DUNIA

✍🏼 Masruq bin al-Ajda’ rahimahullah berkata:

ما آسى من الدنيا على شيء إلا على السجود لله عز وجل.

"Saya tidak pernah sedih kehilangan sesuatu dari dunia selain jika tidak bisa sujud (shalat) kepada Allah Azza wa Jalla."

📚 Shahih, diriwayatkan oleh Ahmad dalam az-Zuhd, no. 348

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

💐🌻🌷🌹 PILIHKAN SUAMI YANG SHALIH UNTUK PUTRIMU, WALAUPUN JUSTRU ENGKAU YANG HARUS MENGELUARKAN HARTAMU!!

✍🏼 Asy-Syaikh Muqbil bin Hady rahimahullah berkata:

لأن تختار لابنتك زوجًا صالحًا، إن أحبها أكرمهما، وإن أبغضها ما أهانها، ولو دفعت من مالك هذا خير.

"Sungguh, engkau memilihkan untuk putrimu seorang suami yang shalih, yang jika mencintainya dia akan memuliakannya, dan jika tidak mencintainya dia tidak akan menghinakannya, hal itu lebih baik walaupun engkau harus mengeluarkan hartamu."

📚 As-ilatun Minal Imarat

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

💐🌻🌷🌹 DUA KUNCI KEBAIKAN DUNIA DAN AKHIRAT

✍🏼 Salamah bin Dinar rahimahullah berkata:

‏شيئان إذا عمِلت بهما أصَبْت بهما خير الدنيا والآخرة:
تعمل ما تكره إذا أحبَّه اللَّه، وتترك ما تحب إذا كرهه اللَّه.

"Ada dua perkara yang jika engkau lakukan maka engkau akan meraih kebaikan dunia dan akhirat; engkau melakukan apa yang tidak engkau sukai jika Allah mencintainya, dan engkau tinggalkan apa yang engkau sukai jika Allah membencinya."

📚 Al-Ma’rifah wat Tarikh, jilid 1 hlm. 381

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

💐🌻🌹🌷 DIANTARA SEBAB TERKUAT YANG MENGHALANGI KEMAKSIATAN

✍🏼 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:

فإن الإنسان إذا قرأ القرآن وتدبره، كان ذلك من أقوى الأسباب المانعة له من المعاصي أو بعضها، وكذلك الصوم جنة.

"Sesungguhnya seseorang jika membaca al-Qur'an dan mentadabburinya, maka hal itu termasuk sebab terkuat yang menghalangi dari kemaksiatan atau dari sebagiannya, demikian juga puasa merupakan perisai."

📚 Majmu'ul Fatawa, jilid 20 hlm. 123

Minggu, 17 Desember 2017

PENYAKIT 'AIN, SEBAB, PENCEGAHAN DAN TERAPINYA

📋 PENYAKIT 'AIN, SEBAB, PENCEGAHAN DAN TERAPINYA

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

➡ Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

الْعَيْنُ حَقٌّ وَلَوْ كَانَ شَىْءٌ سَابَقَ الْقَدَرَ سَبَقَتْهُ الْعَيْنُ وَإِذَا اسْتُغْسِلْتُمْ فَاغْسِلُوا

“Penyakit ’ain itu benar adanya, andaikan ada sesuatu yang dapat mendahului taqdir maka ‘ain akan mendahuluinya, dan apabila kalian diminta mandi (untuk mengobati orang yang kalian timpakan penyakit ‘ain) maka mandilah.” [HR. Muslim dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma]

📝 #BEBERAPA_PELAJARAN:

1) Penyakit ‘ain, adalah penyakit apa saja yang disebabkan oleh pandangan mata yang disertai sifat iri atau rasa takjub terhadap yang dipandang, dapat terjadi dari orang yang dengki atau orang yang cinta, dari orang yang jahat atau orang yang shalih, dengan izin Allah 'azza wa jalla.

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,

والعين نظر باستحسان مشوب بحسد من خبيث الطبع يحصل للمنظور منه ضرر

“Penyakit ’ain adalah pandangan suka disertai hasad yang berasal dari kejelekan tabiat, yang dapat menyebabkan orang yang dipandang itu tertimpa suatu bahaya.” [Fathul Bari, 10/200]

Beliau rahimahullah juga berkata ketika menjelaskan diantara pelajaran dari kisah Sahl bin Hunaif radhiyallahu’anhu (lihat haditsnya di poin 5),

وَأَنَّ الْعَيْنَ تَكُونُ مَعَ الْإِعْجَابِ وَلَوْ بِغَيْرِ حَسَدٍ وَلَوْ مِنَ الرَّجُلِ الْمُحِبِّ وَمِنَ الرَّجُلِ الصَّالِحِ

“Bahwa ‘ain dapat terjadi bersama rasa takjub walau tanpa adanya sifat iri, walau dari orang yang mencintai dan dari seorang yang shalih (tanpa disengaja).” [Fathul Baari, 10/205]

2) Penyakit ‘ain tidak terjadi kecuali dengan izin Allah ta’ala, dan telah Allah ta’ala takdirkan.

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,

وَالْمَعْنَى أَنَّ الَّذِي يُصِيبُ مِنَ الضَّرَرِ بِالْعَادَةِ عِنْدَ نَظَرِ النَّاظِرِ إِنَّمَا هُوَ بِقَدَرِ اللَّهِ السَّابِقِ لَا بِشَيْءٍ يُحْدِثُهُ النَّاظِرُ فِي الْمَنْظُورِ

“Maknanya bahwa orang yang tertimpa bahaya karena sesuatu yang telah Allah ta’ala tetapkan ketika seseorang memandangnya, hakikatnya terjadi dengan takdir Allah ta’ala yang telah ditetapkan sebelumnya, bukan sesuatu yang baru saja diciptakan oleh orang yang memandang terhadap yang dipandang.” [Fathul Baari, 10/203]

3) Hadits yang mulia ini juga menunjukkan besarnya bahaya yang Allah ta’ala ciptakan dalam penyakit ‘ain, bahkan bisa membunuh, maka jangan diremehkan.

Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata,

فِي الْحَدِيثِ إِثْبَاتُ الْقَدَرِ وَصِحَّةُ أَمْرِ الْعَيْنِ وَأَنَّهَا قَوِيَّةُ الضَّرَر

“Dalam hadits ini terdapat penetapan keimanan terhadap takdir Allah ta’ala dan benarnya perkara ‘ain dan bahwasannya ia sangat berbahaya.” [Fathul Baari, 10/204]

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,

وَأَنَّ الْإِصَابَةَ بِالْعينِ قد تقتل وقد اختلف فِي جَرَيَانِ الْقِصَاصِ بِذَلِك

“Bahwa menimpakan penyakit ‘ain bisa saja membunuh, dan telah terjadi khilaf ulama tentang penerapan hukum qishosh padanya.” [Fathul Baari, 10/205]

4) Apabila seseorang melihat sesuatu yang mengagumkan pada diri saudaranya, hendaklah ia mendoakan keberkahan untuknya (seperti mengucapkan: “Baarokallaahu fiyk” Semoga Allah memberkahimu), inilah cara untuk mencegah penyakit ‘ain...

Sabtu, 16 Desember 2017

MAKMURKAN MALAMMU*

🌍⭐🌕

*MAKMURKAN MALAMMU*
••••••••••••••••••••••••••••••••••••

✋ Janganlah seseorang menyengaja meninggalkan Qiyamul lail kecuali karena sebab sakit, safar, dan udzur lain.

🛏 Semestinya seseorang ketika akan tidur malam ia berniat untuk bangun Qiyamul lail.

💤 Kalau ternyata sudah berniat bangun namun ketiduran, Alhamdulillah itu shodaqoh dari Allah, kita tercatat melakukan qiyamul lail (padahal tidur)

من أتى فراشة وهو ينوي أن يقوم فيصلي من الليل فغلبته عينه حتى يصبح كتب له ما نوى وكان نومه صدقة عليه من ربه.

_"Barangsiapa yang mendatangi tempat tidurnya dalam keadaan berniat ia akan bangun Qiyamul lail (shalat malam) kemudian dikalahkan oleh kantuk hingga pagi, maka tercatat apa yang diniatkannya. Dan tidurnya adalah shodaqoh dari Rabbnya."_
(H.R. Ibnu majah di shahihkan Syaikh Al Albani rahimahullah)

📕 Sumber majalah Qudwah, Edisi 52

Selasa, 12 Desember 2017

MENJALIN CINTA ABADI DALAM RUMAH TANGGA

MENJALIN CINTA ABADI DALAM RUMAH TANGGA

Setiap orang yang telah berkeluarga, tentu menginginkan kebaikan dan kebahagiaan dalam kehidupannya bersama istri dan anak-anaknya. Hal ini sebagai perwujudan rasa cintanya kepada mereka, yang kecintaan ini merupakan fitrah yang Allah tetapkan pada jiwa setiap manusia. Allah Ta’ala berfirman,

{زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ}

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)” (QS Ali ‘Imran:14).

Bersamaan dengan itu, nikmat keberadaan istri dan anak ini sekaligus juga merupakan ujian yang bisa menjerumuskan seorang hamba dalam kebinasaan. Allah mengingatkan hal ini dalam firman-Nya.

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوّاً لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ}

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka…” (QS At Taghaabun:14).

Makna “menjadi musuh bagimu” adalah melalaikan kamu dari melakukan amal shaleh dan bisa menjerumuskanmu ke dalam perbuatan maksiat kepada Allah Ta’ala[1].

Tahukah sahabat muslim, seringkali kita salah menempatkan arti cinta dan kasih sayang? Yuk simak disini. Klik https://muslim.or.id/2448-menjalin-cinta-abadi-dalam-rumah-tangga.html

Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA

NB: Silakan di-share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan. Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.

Cemburu tanda cinta

# Cemburu Itu Mata Air Sumbernya Adalah Cinta

Jika seorang istri terbakar api cemburu
Seorang suami harus benar-benar memaklumi
Tidak diperkenankan suami marah & gerah
Hadapi dengan sabar, lemah-lembut dan nasehat menyentuh
Cemburu itu karena ia cinta
Mengapa harus marah karena ia cinta pada-mu

At-Thabari berkata,

ﺍﻟﻐﻴﺮﺓ ﻣﺴﺎﻣﺢ ﻟﻠﻨﺴﺎﺀ ﻓﻴﻬﺎ ﻻ ﻋﻘﻮﺑﺔ ﻋﻠﻴﻬﻦ ﻓﻴﻬﺎ ﻟﻤﺎ ﺟُﺒِﻠﻦ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ

"Rasa cemburu wanita itu harus dimaklumi. Tidak ada hukuman bagi mereka, karena cemburu adalah tabiat bawaan wanita."[1]

Terkadang rasa cemburu membuat akal wanita tertutup
Perbuatannya aneh dan tidak diterima logika laki-laki

Aisyah radhiallahu 'anha berkata,

أَنَّ الْغِيْرَاءَ لَا تُبْصِرُ أَسْفَلَ الْوَادِي مِنْ أَعْلَاهُ

"Seorang wanita yang sedang marah karena cemburu tidak bisa membedakan antara dasar dan puncak lembah."[2]

Berikut kisah hadits teladan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika menghadapi cemburu istrinya, di mana salah seorang istrinya cemburu dan marah-marah memukul hidangan makanan di depan tamu-tamu penting beliau, tetapi beliau tidak marah dan justru membela istrinya dan memohon maklum pada tamu beliau.

Dari Anas bin Malik berkata,

“Pada saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama sebagian istri beliau, salah seorang dari ummul mukminin (istri beliau) mengirim satu piring makanan, maka istri beliau yang pada saat itu beliau ada di rumahnya memukul tangan pembantunya hingga piring tersebut terjatuh dan pecah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengumpulkan serpihan piring yang pecah dan juga mengumpulkan makanan semula berada di piring tersebut, kemudian berkata,
ﻏَﺎﺭَﺕْ ﺃُﻣُّﻜُﻢْ
“Ibu kalian sedang cemburu”.

Kemudian beliau menahan pembantu tersebut sampai beliau mengambil piring lain dari rumah istri yang beliau ada di dalamnya untuk mengganti yang pecah dan menyerahkan piring yang utuh kepada yang dipecahkan piringnya, dan memberikan piring yang pecah kepada istri beliau yang memecahkan”.[3]

Cemburu yang terlarang adalah cemburu berlebihan
Cemburu yang selalu menimbulkan prasangka buruk pada suaminya
Sampai akhirnya sering menuduh suaminya

Allah berfirman berfirman,

ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺟْﺘَﻨِﺒُﻮﺍ ﻛَﺜِﻴﺮﺍً ﻣِّﻦَ ﺍﻟﻈَّﻦِّ ﺇِﻥَّ ﺑَﻌْﺾَ ﺍﻟﻈَّﻦِّ ﺇِﺛْﻢٌ

"Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa.” (Al-Hujurat: 12)

Demikian semoga bermanfaat

@ Yogyakarta Tercinta

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

Catatan kaki:

[1] Al-Adabus Syar'iyyah 1/248

[2] HR. Abu Ya'la, lihat Fathul Baari: 9/325

[3] HR. Bukhari no. 4927

Minggu, 10 Desember 2017

MEMINTA AMPUN DAN TAUBAT

🌻 MEMINTA AMPUN DAN TAUBAT

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du.

رَبِّ اغْفِرْ لِى وَتُبْ عَلَىَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

"Ya Rabbi! Ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."

إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّ لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ مِائَةَ مَرَّةٍ « رَبِّ اغْفِرْ لِى وَتُبْ عَلَىَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ »

"Sungguh, kami menghitung Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam satu majelis mengucapkan (doa) berikut sebanyak 100 kali: Ya Rabbi! Ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." [HR. Abu Daud, at-Tirmidzi, al-Bukhâri dalam al-Adabul Mufrad dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma. Dalam at-Tirmidzi ada tambahan: … dalam suatu majlis sebelum Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit. Dan dalam al-Adabul Mufrad juga dalam riwayat Aisyah bahwa Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan itu setelah shalat Dhuha. Lafazh Ahmad dan at-Tirmidzi dengan lafazh Anta at-Tawwâbul Ghafûr; sedangkan dalam riwayat Abu Daud, Ibnu Majah dan Ibnu Sunni: Anta at-Tawwâbur Rahîm]

📨 Mutiara Hadits:

1. Betapa besar sifat tawadhu’ dan tunduk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Rabbnya.

Padahal Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mendapat ampunan dari Allâh Azza wa Jalla.

Para Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak istighfar sebagai bentuk ‘ubudiyyah kepada Allâh Azza wa Jalla dan bentuk pengakuan betapa lemahnya makhluk dalam menunaikan hak Allâh Subhanahu wa Ta’ala.

Jika para Nabi seperti itu, lalu bagaimana dengan selain Nabi yang tidak mempunyai jaminan ampunan?

2. Para Sahabat punya antusias untuk mengetahui bagaimana perilaku Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meneladaninya.

Maka sangat perlu sekali bagi umat ini untuk memperhatikannya agar bisa meneladani Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

3. Keutamaan istighfar dan mengulang-ulangnya.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ ، تُوبُوا إِلىَ اللهِ واسْتَغْفِرُوهُ ، فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَومِ مِئَةَ مَرَّةٍ

"Wahai manusia! Bertaubatlah kalian kepada Allâh dan mintalah ampunan kepada-Nya, karena sesungguhnya aku bertaubat kepada Allâh setiap hari 100 kali." [HR. Muslim]

4. Sudah selayaknya bagi masing-masing kita untuk memperbanyak istighfar dan taubat.

Telah banyak dosa dibuat, kerusakan di darat dan lautan pun telah menyeruak. Janganlah terpedaya dengan amalan shalih yang dilakukan. Jangan sampai itu membuat kita memupuk rasa ‘ujub. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan dari sikap ‘ujub:

لَوْ لَمْ تَكُوْنُوْا تُذْنِبُوْنَ خَشِيْتُ عَلَيْكُمْ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ: الْعُجْبُ

"Seandainya kalian tidak berdosa, aku mengkhawatirkan atas kalian apa yang lebih parah dari hal tersebut: sikap ‘ujub." [Lihat ash-Shahîhah, no. 658]

5. Di antara adab berdoa adalah agar menutup doa dengan menyebut nama Allâh Azza wa Jalla yang sesuai dengan doanya.

Misalnya bila meminta ampun dan rahmat, ia menyebut: innaka anta at-Tawwâbur Rahîm (Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang).

[Sumber : Mir`âtul Mafâtîh 8/57, Syarh Shahîh Al-Adab Al-Mufrad 2/269, Bahjat An-Nazhîrîn 3/335, Fadhlullâh Ash-Shamad 2/79]

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XIX/1437H/2016M]

والله أعلم… وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Jumat, 08 Desember 2017

Keutamaan Berdiam Di Masjid Ba’da Ashar Hari Jumat dan Mustajab Doa di Waktu Ashar

# Keutamaan Berdiam Di Masjid Ba’da Ashar Hari Jumat dan Mustajab Doa di Waktu Ashar

Pada hari Jumat terdapat waktu yang  merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa yaitu bada ashar sampai magrib

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا.

‘Sesungguhnya pada hari Jum’at itu terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim bertepatan dengannya sedang dia berdiri berdo’a memohon sesuatu kebaikan kepada Allah, melainkan Dia akan memberikan hal itu kepadanya.’ Dan beliau memberi isyarat dengan tangan beliau untuk menunjukkan sedikitnya waktu itu.”[1]

Dari beberapa dalil yang dijelaskan ulama waktu tersebut adalah:

1.setelah imam Jumat naik mimbar, duduk antara dua khutbah sampai selesai shalat

2.setelah ashar

Mungkin antara dua khutbah sudah banyak yang mengetahuinya sebagai waktu mustajab doa. Ternyata, ba’da ashar waktu yang mustajab.

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لاَ يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ.

‘Pada hari Jum’at terdapat dua belas jam (pada siang hari), di antara waktu itu ada waktu yang tidak ada seorang hamba muslim pun memohon sesuatu kepada Allah melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh karena itu,carilah ia di akhir waktu setelah ‘Ashar.’[3]

Iman Ahmad rahimahullah berkata,

قال الإمام أحمد : أكثر الأحاديث في الساعة التي تُرجى فيها إجابة الدعوة : أنها بعد صلاة العصر ، وتُرجى بعد زوال الشمس . ونقله عنه الترمذي .

“kebanyakan hadits mengenai waktu yang diharapkan terkabulnya doa adalah ba’da ashar dan setelah matahari bergeser (waktu shalat jumat).”[2]

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid hafidzahullah berkata,

فمن أراد أن يتحرى وقت الإجابة بعد العصر يوم الجمعة : فلذلك صور متعددة ، منها :

1. أن يبقى بعد صلاة العصر لا يخرج من المسجد يدعو ، ويتأكد ذلك منه في آخر ساعة من العصر ، وهذه أعلى المنازل .

وكان سعيد بن جبير إذا صلى العصر لم يكلم أحداً حتى تغرب الشمس .

2. أن يذهب إلى المسجد قبل المغرب بزمن ، فيصلي تحية المسجد ، ويدعو إلى آخر ساعة من العصر ، وهذه أوسط المنازل .

3. أن يجلس في مجلس – في بيته أو غيره – يدعو ربه تعالى في آخر ساعة من العصر ، وهذه أدنى المنازل .

“bagi yang menginginkan mencari waktu mustajab setelah Ashar hari jumat, ada beberapa cara:

1.tetap tinggal di masjid setelah shalat ashar, tidak keluar dari masjid dan berdoa. Ditekankan ketika akhir waktu ahsar (menjelang magrib), ini adalah kedudukan tertinggi

Said bin Jubair jika shalat ashar tidaklah berbicara dengan sseorangpun samapi tenggelam matahari.

2.ia berangkat ke masjid menjelang magrib kemudian shalat tahiyatul masjid, berdoa sampai akhir waktu ashar ini adalah kedudukan pertengahan

3.ia duduk ditempatnya –rumah atau yang lain- berdoa kepada Rabb-nya sampai akhir waktu ashar. Ini adalah kedudukan terendah.

Syaikh Abdul Aziz bin Bazrahimahullah berkata,

ظاهر الأحاديث الإطلاق ، وأن من دعا في وقت الاستجابة : يُرجى له أن يجاب في آخر ساعة من يوم الجمعة ، يُرجى له أن يجاب ، ولكن إذا كان ينتظر الصلاة في المسجد الذي يريد فيه صلاة المغرب : فهذا أحرى ؛ لأن النبي صلى الله عليه وسلم قال : (وَهُوَ قَائِمٌ يُصّلِّي) – رواه البخاري – ، والمنتظر في حكم المصلي ، فيكون في محل الصلاة أرجى لإجابته ، فالذي ينتظر الصلاة في حكم المصلين ، وإذا كان مريضاً وفعل في بيته ذلك : فلا بأس ، أو المرأة في بيتها كذلك تجلس تنتظر صلاة المغرب في مصلاها ، أو المريض في مصلاه ويدعو في عصر الجمعة يرجى له الإجابة ، هذا هو المشروع ، إذا أراد الدعاء يقصد المسجد الذي يريد فيه صلاة المغرب مبكراً فيجلس ينتظر الصلاة ، ويدعو

“Dzahir hadits adalah mutlak yaitu barangsiapa yang berdoa di waktu musjatab  pada akhir hari jumat (yaitu menjelang magrib, karena akhir hari dalam hijriyah adalah magrib). Diharapkan bias dkabulkan. Akan tetapi jika ia menunggu shalat di masjid tempat shalat magrib, ini lebih hati-hati karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘ia menegakkan shalat’. Dan orang yang menunggu sebagaimana kedudukan orang yang shalat maka dalam keadaan shalat lebih diharapkan mustajab.  Orang yang menunggu shalat sebagaimana orang shalat.

Jika ia sakit bisa dilakukan di rumahnya , tidak mengapa. Atau wanita yang menunggu shalat magrib di mushallanya (tempat shalat di rumah), atau yang sakit di mushallanya berdoa di waktu ashar dan berharap mustajab. Jika ia ingin, menuju masjid tempat ia ingin shalat magrib lebih awal, duduk menunggu shalat dan berdoa.”[3]

Ibnu Majah meriwayatkan,

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ سَلاَمٍ قَالَ: قُلْتُ وَرَسُولُ اللهِ جَـالِسٌ إِنَّا لَنَجِدُ فِي كِتَابِ اللهِ فِي يَوْمُِ الْجُمُعَةِ سَـاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُؤْمِنٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللهَ فِيهَا شَيْئًا إِلاَّ قَضَى لَهُ حَاجَتَهُ، قَالَ عَبْدُ اللهِ: فَأَشَارَ إِلَيَّ رَسُولُ اللهِ أَوْ بَعْضُ سَاعَةٍ، فَقُلْتُ: صَدَقْتَ أَوْ بَعْضُ سَاعَةٍ، قُلْتُ: أَيُّ سَاعَةٍ هِيَ؟ قَالَ: هِيَ آخِرُ سَاعَاتِ النَّهَارِ، قُلْتُ: إِنَّهَا لَيْسَتْ سَاعَةَ صَلاَةٍ؟ قَالَ: بَلَى إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا صَلَّى ثُمَّ جَلَسَ لاَ يَحْبِسُهُ إِلاَّ الصَّلاَةُ فَهُوَ فِي الصَّلاَةِ.

“Dari ‘Abdullah bin Salam Radhiallahu ‘anhu, dia berkata, aku berkata ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tengah duduk, ‘Sesungguhnya kami mendapatkan di dalam kitab Allah, Pada hari Jum’at terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba mukmin bertepatan dengannya sedang dia berdo’a memohon sesuatu kepada Allah pada saat itu melainkan Dia akan memenuhi kebutuhannya.’ ‘Abdullah mengatakan, lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan kepadaku atau sebagian waktu. Lalu aku katakan, ‘Engkau benar atau sebagian waktu.’ Maka aku tanyakan, “Kapan waktu itu?” Beliau menjawab, “Yaitu akhir waktu siang.” Lalu kukatakan, “Ia bukan waktu shalat?” Beliau menjawab,“Benar, sesungguhnya seorang hamba mukmin jika mengerjakan shalat kemudian duduk, yang dia tidak tertahan kecuali oleh shalat, maka dia dalam keadaan shalat.”[4]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ خَيْـرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ فِيهِ الشَّمْسُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُهْبِطَ مِنْهَا وَفِيهِ سَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يُصَلِّي فَيَسْأَلُ اللهَ فِيهَا شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: فَلَقِيتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ سَلاَمٍ، فَذَكَرْتُ لَهُ هَذَا الْحَدِيثَ، فَقَالَ: أَنَا أَعْلَمُ بِتِلْكَ السَّاعَةِ، فَقُلْتُ: أَخْبِرْنِي بِهَا وَلاَ تَضْنَنْ بِهَا عَلَيَّ، قَالَ: هِيَ بَعْدَ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ، فَقُلْتُ: كَيْفَ تَكُونُ بَعْدَ الْعَصْرِ وَقَدْ قَالَ رَسُولُ اللهِ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ يُصَلِّي وَتِلْكَ السَّاعَةُ لاَ يُصَلَّى فِيهَا، فَقَـالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ سَلاَمٍ: أَلَيْسَ قَدْ قَالَ رَسُولُ اللهِ : مَنْ جَلَسَ مَجْلِسًا يَنْتَظِرُ الصَّلاَةَ فَهُوَ فِي صَلاَةٍ، قُلْتُ: بَلَى قَالَ: فَهُوَ ذَاكَ.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sebaik-baik hari di mana matahari terbit adalah hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari yang sama dia dimasukkan ke Surga, pada hari itu juga dia diturunkan darinya. Pada hari itu terdapat satu waktu di mana seorang hamba muslim tidak bertepatan dengannya ketika dia dalam keadaan shalat lalu berdo’a memohon sesuatu kepada Allah, melainkan Dia akan memberi-kannya kepadanya.’ Abu Hurairah mengatakan, lalu aku menjumpai ‘Abdullah bin Salam, kemudian aku sampaikan hadits ini kepada-nya. Maka dia berkata, ‘Aku lebih mengetahui waktu tersebut.’ Kemudian aku katakan, ‘Be-ritahukan waktu itu kepadaku, dan janganlah engkau kikir kepadaku.’ Dia menjawab, ‘Yaitu setelah ‘Ashar sampai terbenamnya matahari.’ Selanjutnya aku katakan, bagaimana bisa setelah ‘Ashar, sementara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidaklah seorang hamba muslim bertepatan dengannya sedang dia dalam keadaan shalat,’ sedang pada waktu itu tidak diperbolehkan mengerjakan shalat?’ Maka ‘Abdullah bin Salam berkata, ‘Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Barangsiapa duduk di tempat duduk sambil menunggu shalat, maka dia dalamkeadaan shalat?’ ‘Benar,’ jawabku. Dia berkata, ‘Itulah waktu tersebut.’”[5]

Demikian semoga bermanfaat.

Penyusun:   Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

[1] HR. Bukhari dan Musim

[2] Sunan At-Tirmidzi 2/360

[3] Majmu’ Fatawa bin Baz 30/270

[4] HR. Ibnu Majah, Al-Albani mengatakan, “Hasan shahih.”
Reposted by :  👥 Grup wa manhaj