Selasa, 21 November 2017

Rezeki Dan Jodoh

Apakah Rezeki & Jodoh Sudah Tercatat?
#
Apakah rezeki dan jodoh sudah termaktub di Lauhul Mahfuzh? Apakah telah tercatat bahwa saya akan menikah dengan si Fulanah tertentu misalnya? Adakah rezeki itu ditentukan atau tergantung dengan usaha dan kepayahan seseorang? Apakah dalilnya?
asy-syaikh muhammad bin shalih al-utsaimin rahimahullah menjawab:
“Sejak Allah ‘azza wa jalla menciptakan pena, segala sesuatu sampai hari kiamat sudah tercatat di Lauhul Mahfuzh. Sebab, saat pertama kali menciptakan pena, Allah ‘azza wa jalla berfirman kepada pena,
ﺍُﻛْﺘُﺐْ . ﻗَﺎﻝَ : ﺭَﺑِّﻲ ﻭَﻣَﺎﺫَﺍ ﺃَﻛْﺘُﺐُ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﺍُﻛْﺘُﺐْ ﻣَﺎ ﻫُﻮَﻛَﺎِﺋﻦٌ . ﻓَﺠَﺮَﻯ ﻓِﻲ ﺗِﻠْﻚَ ﺍﻟﺴَّﺎﻋَﺔِ ﻣِﻤَّﺎ ﻫُﻮَ ﻛَﺎﺋِﻦٌ ﺇِﻟَﻰ ﻳَﻮْﻣِﺎﻟْﻘِﻴَﺎﻡ َﺓِ.
“Tulislah!”
Pena bertanya, “Wahai Rabbku, apakah yang harus aku tulis?”
Allah ‘azza wa jalla berfirman, “Tulislah apa saja yang akan terjadi.”
Berjalanlah pena pada saat itu menuliskan apa yang akan terjadi sampai hari kiamat.[1]
Ada kabar yang pasti dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa apabila telah berlalu empat bulan dari usia janin dalam rahim ibunya, Allah ‘azza wa jallamengutus seorang malaikat yang akan meniupkan ruh pada si janin dan menuliskan rezeki, ajal, amal, dan sengsara atau bahagianya[2].
Rezeki sudah tercatat,tidak bertambah dan tidak berkurang. Akan tetapi, Allah ‘azza wa jalla menjadikan sebab-sebab yang dapat menambah dan mengurangi rezeki. Di antara sebabnya adalah seseorang bekerja untuk mencari rezeki, sebagaimana Allah ‘azza wa jallaberfirman,
ﻫُﻮَ ﭐﻟَّﺬِﻱ ﺟَﻌَﻞَ ﻟَﻜُﻢُ ﭐﻟۡﺄَﺭۡﺽَ ﺫَﻟُﻮﻟٗﺎ ﻓَﭑﻣۡﺸُﻮﺍْ ﻓِﻲ ﻣَﻨَﺎﻛِﺒِﻬَﺎ ﻭَﻛُﻠُﻮﺍْ ﻣِﻦ ﺭِّﺯۡﻗِﻪِۦۖ ﻭَﺇِﻟَﻴۡﻪِ ﭐﻟﻨُّﺸُﻮﺭُ ١٥
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah untuk kalian, maka berjalanlah di penjurunya (untuk berusaha) dan makanlah dari rezeki yang Allah karuniakan dan hanya kepada-Nya (kalian) kembali setelah dibangkitkan.” (al-Mulk: 15)
Temasuk sebab pula adalah menyambung hubungan rahim (silaturahim) dalam bentuk birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua) dan menyambung hubungan dengan kerabat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
ﻣَﻦْ ﺃَﺣَﺐَّ ﺃَﻥْ ﻳُﺒْﺴَﻂَ ﻟَﻪُ ﻓِﻲ ﺭِﺯْﻗِﻪِ ﻭَﻳُﻨْﺴَﺄَ ﻟَﻪُ ﻓِﻲ ﺃَﺛَﺮِﻫِﻔَﻠْﻴَﺺْﻝِ ﺭَﺣِﻤَﻪُ
“Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya dia menyambung rahimnya (silaturahim).”[3]
Temasuk sebab beroleh rezeki adalah bertakwa kepada Allah ‘azza wa jalla. Dia ‘azza wa jalla janjikan dalam firman-Nya,
ﻭَﻣَﻦ ﻳَﺘَّﻖِ ﭐﻟﻠَّﻪَ ﻳَﺠۡﻌَﻞ ﻟَّﻪُۥ ﻣَﺨۡﺮَﺟٗﺎ ٢ ﻭَﻳَﺮۡﺯُﻗۡﻪُ ﻣِﻦۡ ﺣَﻴۡﺚُ ﻟَﺎ ﻳَﺤۡﺘَﺴِﺐُۚ
“Siapa yang bertakwa kepada Allah, Allah akan jadikan baginya jalan keluar dan Allah akan beri rezeki dari arah yang tidak dia sangka.” (ath-Thalaq: 2—3)
Namun janganlah dikatakan bahwa rezeki sudah tercatat dan sudah ditentukan sehingga kita tidak perlu melakukan sebab-sebab (upaya) yang bisa menyampaikan kepada rezeki tersebut. Sebab, sikap seperti itu termasuk kelemahan. Sikap yang cerdas dan menunjukkan kekokohan adalah kita berusaha menempuh sebab yang mengantarkan menuju rezeki kita dan melakukan hal yang bermanfaat dalam urusan agama dan dunia.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
ﺍﻟْﻜَﻴِّﺲُ ﻣَﻦْ ﺩَﺍﻥَ ﻧَﻔْﺴَﻪُ ﻭَﻋَﻤِﻞَ ﻟِﻤَﺎ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ، ﻭَﺍﻟْﻌَﺎﺟِﺰُﻣَﻦْ ﺃَﺗْﺒَﻊَ ﻧَﻔْﺴُﻪُ ﻫَﻮَﺍﻫَﺎ ﻭَﺗَﻤَﻨَّﻰ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟْﺄَﻣَﺎﻧِﻲ
“Orang yang cerdas adalah yang menundukkan jiwanya dan beramal untuk persiapan kehidupan setelah mati. Adapun orang yang lemah adalah yang mengikuti keinginan hawa nafsunya lantas mengharapkan dari Allah angan-angannya.
”[4]
Sebagaimana rezeki telah tercatat dan ditakdirkan dengan sebab-sebabnya, demikian pula jodoh. Ia telah tercatat dan ditakdirkan dengan sebab-sebabnya. Setiap orang telah tercatat pasangan hidupnya, telah ditentukan dengan siapa dia akan menikah. Tidaklah tersembunyi bagi Allah ‘azza wa jalla sesuatu pun yang ada di bumi dan yang ada di langit.
(Fatawa asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, 2/752)
Cha

LEPAS JILBAB

AKU HERAN, SEJAK KAPAN MEREKA BERJILBAB HINGGA DIKATAKAN LEPAS JILBAB…?!
Sebagian orang ramai membicarakan, artis fulanah melepas jilbab, istri orang terkenal buka hijab, sangat disayangkan kata mereka.
Aku heran, sejak kapan mereka memakai jilbab hingga dikatakan melepas jilbab...!? Sejak kapan mereka berhijab hingga dikatakan membuka hijab...!?
Jilbab, pakaian wanita muslimah itu untuk menutup perhiasan, namun yang mereka kenakan justru lebih menarik pandangan mata lelaki.
Jilbab, untuk menutup kecantikan wanita agar tidak menarik kaum pria. Kenyataan: jilbab mereka untuk mempercantik diri, untuk sesi pemotretan; selfie.
Jilbab, untuk menutup seluruh tubuh wanita, bukan sebagian saja, dalam rangka takwa kepada Allah, bukan untuk pencitraan dan pemberitaan.
Jilbab, untuk "menutup" aurat dan semua keindahan di tubuh wanita yang menarik mata lelaki, bukan "membalut" aurat sehingga lekuk-lekuk keindahan tubuh justru makin jelas.
Jilbab, untuk "menyembunyikan" dan menyimpan rapi "permata" yang indah dalam etalase yang sangat nyaman, bukan agar ia makin terkenal.
Dalam Islam, wanita adalah permata yang begitu berharga, harus disimpan baik-baik, harus dirawat dan dijaga, tidak setiap mata boleh memandangnya, tidak setiap tangan boleh menjamahnya.
Karena wanita adalah cobaan yang sangat berat bagi kaum lelaki. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah mengingatkan,
ﻣَﺎ ﺗَﺮَﻛْﺖُ ﺑَﻌْﺪِﻱ ﻓِﺘْﻨَﺔً ﺃَﺿَﺮَّ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﺮِّﺟَﺎﻝِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ
“Tidaklah aku tinggalkan fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid radhiyallahu’anhuma]
Oleh karena itu, agama Islam yang mulia ini telah memberikan sejumlah peringatan khusus kepada kaum wanita untuk bertakwa kepada Allah ta’ala, janganlah menjadi sebab terjerumusnya kaum laki-laki kepada kerusakan-kerusakan.
Apabila kita telah menyadari hal ini, maka dengan mudah -insya Allah ta'ala- kita akan memahami hikmah perintah Allah kepada kaum wanita untuk tetap tinggal di rumah, jangan keluar kecuali untuk suatu keperluan yang sangat mendesak. Bersamaan dengan itu Allah tabaraka wa ta’ala mewajibkan bagi laki-laki untuk menafkahi wanita, sehingga wanita tidak sepatutnya keluar rumah meskipun dengan alasan mencari nafkah.
Allah ta’ala berfirman,
ﻭَﻗَﺮْﻥَ ﻓِﻲ ﺑُﻴُﻮﺗِﻜُﻦَّ ﻭَﻻ ﺗَﺒَﺮَّﺟْﻦَ ﺗَﺒَﺮُّﺝَ ﺍﻟْﺠَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔِ ﺍﻷُﻭﻟَﻰ
“Dan tetap tinggallah kalian wahai para wanita di rumah-rumah kalian, dan janganlah kalian ber-tabarruj (bersolek) seperti bersoleknya jahiliyah dulu.” [Al-Ahzab: 33]
Al-Imam Ath-Thobari rahimahullah berkata,
ﺇﻥ ﺍﻟﺘﺒﺮﺝ ﻫﻮ ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺍﻟﺰﻳﻨﺔ، ﻭﺇﺑﺮﺍﺯ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﻣﺤﺎﺳﻨﻬﺎ ﻟﻠﺮﺟﺎﻝ
“Sesungguhnya tabarruj itu adalah seorang wanita yang menampakkan perhiasan dan menampilkan kecantikannya kepada kaum lelaki.” [Tafsir Ath-Thobari, 20/260]
Al-Imam As-Sa’di rahimahullah berkata,
“Firman Allah ta'ala,
ﻭَﻗَﺮْﻥَ ﻓِﻲ ﺑُﻴُﻮﺗِﻜُﻦَّ
“Dan hendaklah kalian wahai para wanita tetap di rumahmu” (Al-Ahzab:33)
Maknanya: Tinggallah di dalam rumah karena itu lebih menyelamatkan dan menjaga kalian.
Dan firman Allah ta'ala (pada lanjutan ayat),
ﻭَﻻ ﺗَﺒَﺮَّﺟْﻦَ ﺗَﺒَﺮُّﺝَ ﺍﻟْﺠَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔِ ﺍﻷﻭﻟَﻰ
“Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (Al-Ahzab: 33)
Maknanya: Wahai para wanita, janganlah kalian sering keluar rumah dengan mempercantik diri atau mengenakan wewangian seperti kebiasaan wanita-wanita Jahiliyah dahulu yang tidak memiliki ilmu dan ketakwaan, maka semua larangan ini demi mencegah kejelekan dan sebab-sebabnya.” [Tafsir As-Sa’di, hal. 663]
Aku Heran, Sejak Kapan Mereka Berjilbab Hingga Dikatakan Lepas Jilbab...?! - www.SofyanRuray.info
sofyanruray.info

Minggu, 19 November 2017

NASIHAT BAGI ORANG-ORANG YANG TERKENA MUSIBAH DENGAN MEMANDANG YANG ALLAH HARAMKAN SEPERTI WANITA(YANG BUKAN MAHRAM) DAN MURDAN *¹

بسم الله الرحمن الرحيم

🌷NASIHAT BAGI ORANG-ORANG YANG TERKENA MUSIBAH DENGAN MEMANDANG YANG ALLAH HARAMKAN SEPERTI WANITA(YANG BUKAN MAHRAM) DAN MURDAN *¹

🎙Assyaikh Shalih alfauzan Hafidzahullah.

Pertanyaan: 📝

wahai Syaikh yang mulia semoga Allah memberikan Taufiq kepada Anda apa nasihat Anda terhadap orang-orang yang tertimpa musibah dengan memandang yang Allah haramkan seperti wanita dan murdan ❓

Jawaban: 🔓

🗝Tundukkan pandangan mata
(Allah berfirman):
“Katakanlah kepada kaum mukminin: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala yang mereka perbuat.’ Dan katakanlah kepada kaum mukminat: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya’.” (An-Nur: 30-31)

👋Tundukkan pandangan mata dari yang haram (untuk dilihat) dan jika tidak, maka pandangannya adalah panah beracun sebagaimana kata Nabi Shallallahu alaihi wasallam  pandangan adalah panah beracun dari panah-panah Iblis,

🏹Jika panah ini lepas niscaya akan  menuju hatinya , dia menikam hatinya, menikam jiwanya dengan panah  yang beracun ini.

👓Apabila dia memandang dengan syahwat maka dia menikam hatinya disebabkan yang demikian itu.
كَمْ نَظْرَةً فَعَلَتْ فِيْ قَلْبِ صَاحِبِهَا * فِعْلَ السِّهَامِ بِلاَ قَوسٍ وَلاَ وَتَرِ
Berapa banyak pandangan mata yang berbuat didalam hati pemiliknya seperti anak panah (yang meleset) tanpa busur dan tanpa senar(tidak terkendalikan).

✊Dan wajib atas setiap Muslim apabila dihadapannya ada sesuatu yang haram untuk menundukkan pandangannya,

☝Yang pertama semestinya dilakukan adalah:
Jangan dia pergi menuju tempat - tempat yang didalamnya terdapat pemandangan -pemandangan yang jelek(haram), tempat - tempat fitnah, menjauh darinya.

🍃Namun jika ditakdirkan bahwasanya dihadapkan kepadanya fitnah
(pemandangan yang haram) maka dia menundukkan pandangannya.

💊Obatnya ada padanya, hal itu tidak sulit baginya,

✅Dia tundukkan pandangannya niscaya akan menepati.

🚨Alhamdulillaah, yang demikian itu lebih suci bagi mereka.

👍Apabila dia menundukkan pandangannya niscaya Allah akan mensucikan dan menerangi hatinya, ini adalah cahaya dari Allah 'azza wa jalla.

*¹ Murdan adalah seorang anak yang tampan yang belum nampak janggut dan kumisnya.

Kamis, 16 November 2017

Saudaraku, Jangan Kau Puji Dirimu*


🌿 *Saudaraku, Jangan Kau Puji Dirimu*

✍ _Oleh: Ustadz Najmi Umar Bakkar_

Sebenarnya Allah-lah yang telah menutupi aib-aib dan dosamu, sehingga manusia tidak tahu kekurangan yang sangat banyak pada dirimu...
Kalau bukan karena karunia Allah, niscaya aib-aib dan dosamu akan terbongkar, karena Allah Ta'ala Maha Mengetahui setiap maksiat yang terang-terangan maupun yang tersembunyi...

*وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَىٰ مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ ، وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيْمٌ*

"...Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorangpun di antara kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya..."
(QS. An-Nuur [24] : 21)

▶ Ketahuilah, dengan sebab amal yang sangat sedikit dan sederhana yang telah Allah tampakkan kepada orang lain, sehingga orang pun akhirnya menghargai dan menghormati serta memuliakan dirimu...
Ketahuilah, bahwa para ulama itu sangat layak untuk mendapatkan pujian, tetapi justru mereka merasa tidak pantas untuk dipuji dan dikagumi...

(1). _Muhammad bin Waasi' rahimahullah berkata :_

*"Seandainya dosa itu punya bau maka tidak seorang pun dari kalian yang sanggup mendekatiku"*
_(Al-Waro' no. 527)_📘

(2). _Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata :_

*"Jika ada yang mengetahui orang yang tidak ikhlas ( orang yang riya’ ), maka lihatlah pada diriku"*
_(Ta’thirul Anfas hal 299)_📘

(3). _Dawud ath-Tha'i rahimahullah berkata :_

*"Jika manusia mengetahui sebagian kejelekanku, tentu lisan manusia tidak akan pernah lagi menyebutkan kebaikanku"*
_(Ta’thirul Anfas hal 301)_📘

(4). _Ibnul Mubarok rahimahullah berkata :_

*"Aku mencintai orang-orang shalih, meskipun aku tidak termasuk dari mereka. Dan aku membenci orang-orang thalih (pelaku dosa dan maksiat) meskipun sebenarnya aku lebih jelek dari mereka"*
_(Hilyatul Auliyaa' VIII/170)_

(5). _Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata:_

*"Kami memang orang-orang yang memiliki banyak kekurangan, seandainya bukan karena Allah yang menutupinya, tentu telah terbongkar aib-aib kami"*
_(Hilyatul Auliyaa' IX/181)_📘

Dari seseorang, ia berkata :

_"Aku melihat wajah Imam Ahmad sangat muram setelah dipuji seseorang (dengan ucapan) :_

✅  "Semoga Allah membalas jasa-jasamu kepada Islam dengan balasan lebih baik", maka beliau menjawab : "Justru semoga Allah membalas jasa Islam kepadaku dengan balasan yang lebih baik. Siapakah aku ? Apalah aku ?"
(Siyar A’lamin Nubala XI/225)
(6). Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata :

_"Wahai sekalian manusia..._
_Sungguh aku akan memberikan nasihat kepada kalian, padahal aku bukanlah orang yang paling shalih dan yang paling baik di antara kalian. _Sungguh aku memiliki banyak maksiat dan tidak mampu untuk mengontrol dan mengekang diriku supaya selalu taat kepada Allah. Andaikan seorang mukmin tidak boleh memberikan nasihat kepada saudaranya kecuali setelah mampu mengontrol dirinya, niscaya hilanglah para pemberi nasihat dan minimlah orang-orang yang mau mengingatkan..."_
_(Tafsir al-Qurthubi 1/410)_📘

Subhanallah, alangkah mulianya akhlak para ulama...
Saudaraku, jika orang memujimu, maka berdoalah :

*اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ*

_"Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri, dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangka, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka"_

*اللهم إن كنت شهرتني في الدنيا لتفضحني في الآخرة فاسلبه مني*

_"Ya Allah, jika Engkau menjadikan diriku terkenal di dunia ini untuk Engkau bongkar aibku di akhirat nanti, maka cabutlah ketenaran itu dariku"_

Rabu, 15 November 2017

TATA BUSANA WANITA MUSLIMAH*

🌸❄️🌿❄️🌸

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
*TATA BUSANA WANITA MUSLIMAH*
Bag 1⃣
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

🖌  ..... BUSANA, BUKAN SEKEDAR MENUTUP AURAT ....

Pakaian memiliki fungsi bukan sekedar untuk menutup aurat, dalam pengertian menutupi bagian antara pusar dan lutut, yang merupakan aurat pria.

Menutup aurat dengan sempurna pada saat seseorang mengerjakan shalat telah diperintahkan oleh Allah subhanahu wata'ala dan dijadikan-Nya sebagai salah satu syarat sahnya shalat, baik shalat wajib maupun shalat sunnah.

👉 *Sebab,menutup aurat berarti memakaikan perhiasan pada badan, sedangkan membuka aurat berarti membiarkan badan dalam keadaan jelek.*

Hal ini sebagaimana dituturkan oleh asy-Syaikh 'Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di rahimahullah ketika beliau menafsirkan firman Allah subhanahu wata'ala:

يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ

_"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid."_
(QS. Al-A'raf:31)

🌸❄️🌿❄️🌸

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
*TATA BUSANA WANITA MUSLIMAH*
Bag 2⃣
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

🖌 ..... TATA BUSANA PARA SHAHABIYAH .....

🌤 Marilah kita melihat praktik para shahabiyah dalam merealisasikan perintah berhijab sebagaimana telah dijelaskan oleh para Ulama, diantaranya asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah.

Dalam kitab beliau, _Liqaatul Babil Maftuh_, pada pertanyaan disebutkan tanya jawab sebagai berikut:

❓Pertanyaan:
*Fadhilatusy Syaikh, bagian tubuh manakah yang boleh ditampakkan seorang wanita di sisi wanita yang lain?*

📝 Jawab:

*"Wanita wajib memakai baju syar'i yang berfungsi sebagai penutup.*

👉🏻Pakaian wanita para sahabat dahulu, sebagaimana dikatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan yang selainnya, adalah *dari telapak tangan sampai mata kaki ketika mereka berada di dalam rumah mereka.*

👉🏻 *Jika keluar, mereka memakai pakaian panjang yang melewati telapak kaki seukuran sejengkal.*

✔Nabi shallallahu alaihi wasallam memberikan rukhshah kepada mereka yang memanjangkan pakaian sampai satu hasta agar menutupi kaki-kaki mereka.
Ini berkenaan dengan wanita yang berpakaian.

❗Jika mereka mengangkat pakaian lebih tinggi daripada keadaan itu. Berarti termasuk wanita yang berpakaian tetapi telanjang.

⚠ Berkaitan dengan wanita yang melihat, ia tidak boleh melihat aurat wanita lain, *yaitu tidak boleh melihat bagian yang ada di antara pusar dan lutut.*

● Misalnya, ketika seorang wanita sedang membuang hajat, wanita lain tidak boleh melihatnya karena berarti melihat auratnya.

● Adapun bagian diatas pusar atau dibawah lutut, terkadang seorang wanita membukanya karena suatu keperluan.
~Misalnya, ia mengangkat pakaiannya dari betisnya karena melewati tanah becek atau hendak mencuci betisnya. Jika di dekatnya ada wanita lain, hal itu boleh saja ia lakukan.
~ Atau ia mengeluarkan payudaranya untuk menyusui anaknya dihadapan wanita lain, hal ini juga boleh saja.

❗Akan tetapi, penjelasan kami ini TIDAK BOLEH dipahami dengan pemahaman sebagian wanita yang kurang ilmu, yaitu bahwa maknanya wanita boleh mamakai pakaian yang hanya menutupi pusar dan lututnya.
☝️ *Ini kesalahan yang besar terhadap Kitabullah, Sunnah Rasul-Nya, dan Syariat-Nya serta kesalahan besar terhadap Salaful Ummah.*

❓ Jika ada yang mengatakan, *"Wanita boleh memakai celana yang hanya menutupi bagian antara pusar dan lutut," apakah demikian ini pakaian para wanita??*
❌ TIDAK MUNGKIN !!
✅ Wanita wajib memakai pakaian pada badannya dari telapak tangan sampai mata kaki. Ia juga boleh melihat bagian dada dan betis wanita lain, tetapi tidak boleh melihat bagian antara pusar dan lutut seandainya pakaian wanita lain itu terbuka.

📒 Dalam _Liqaatul Babil Maftuh_ pula pada pertemuan ke -18 , pertanyaan no.660, disebutkan tanya jawab sebagai berikut.

❓ Pertanyaan:
*Fadhilatusy Syaikh, saya telah membaca tulisan anda (yang merupakan jawaban atas sebuah pertanyaan), "Wanita boleh membuka wajah, kepala, leher, telapak tangan, lengan, kaki, dan betisnya dihadapan mahramnya dan harus menutup bagian tubuh selain itu."*
*Apakah jawaban anda ini mutlak, khususnya karena anda berpendapat bahwa pakaian anak-anak perempuan dan wanita dewasa secara umum?*

📝Jawab:

"Ketika kami mengatakan bahwa wanita boleh membuka bagian tubuh yang ini dan itu, bukan maknanya bahwa pakaiannya hanya sebatas itu.

Akan tetapi, kita anggap bahwa seorang wanita memakai pakaian yang menutup badannya sampai mata kaki, kemudian tersingkap betisnya karena aktivitasnya atau karena hal lain. Wanita yang seperti ini tidak berdosa jika yang ada di sekitarnya hanya mahramnya atau sesama wanita.

❌❌ Adapun mengenai pakaian pendek, kami melarang dan memperingatkannya.

Sebab, kami mengetahui bahwa walaupun hal itu boleh, dengan berjalannya waktu akan lebih banyak lagi bagian tubuh yang ditampakkan.

Ini sudah menjadi kebiasaan dalam masalah selain ini. Pada awalnya. Manusia melakukan sesuatu yang mubah, kemudian dengan berjalannya waktu mereka melakukan perkara haram yang tidak diragukan lagi keharamannya.

👇
👇

📗Masalah ini sebagaimana disabdakan Nabi shallallahu alaihi wasallam:
_"JANGANLAH SEORANG WANITA MELIHAT AURAT WANITA LAIN."_
(HR. al-Imam Muslim dalam Kitab _"al-Haidh"_, hadits no 338)

👆🏻Hadits ini tidak bermakna bahwa wanita boleh memakai pakaian yang hanya menutupi bagian antara pusar dan lututnya.
❌Tidak ada seorang pun yang berpendapat demikian.

✔ *Akan tetapi, maknanya, kalau seseorang wanita tersingkap dada atau betisnya, sementara pakaian yang dikenakannya panjang, wanita lain tidak diharamkan melihatnya.*

Jumat, 10 November 2017

TIGA WAKTU TERBAIK UNTUK BERDOA DI SIANG HARI JUM'AT


📋 TIGA WAKTU TERBAIK UNTUK BERDOA DI SIANG HARI JUM'AT

✅ Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam bersabda,

فِي الْجُمُعَةِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّي فَسَأَلَ اللَّهَ خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ

"Di hari Jum'at ada satu waktu, tidaklah seorang muslim berdiri melakukan sholat lalu ia memohon kebaikan kepada Allah di waktu tersebut kecuali Allah akan mengabulkannya." [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu]

✅ Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata,

فينبغي الإكثار في يوم الجمعة من الدعاء رجاء أن يصادف هذه الساعة المباركة، ولكن ينبغي أن تحظى الأوقات الثلاثة المذكورة آنفا بمزيد من العناية؛ لأن الرسول صلى الله عليه وسلم قد نص على أنها ساعة الإجابة، والله ولي التوفيق

"Maka sepatutnya untuk memperbanyak doa di hari Jum'at dengan harapan bertepatan dengan waktu yang penuh berkah ini, akan tetapi sepatutnya juga untuk lebih memperhatikan tiga waktu ini, karena Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam telah bersabda bahwa itu adalah waktu dikabulkannya doa. Semoga Allah memberikan taufiq." [Fatawa Ibni Baz rahimahullah, 12/402]

📋 KAPAN SAJA WAKTUNYA?

1. Ketika khatib duduk di atas mimbar sampai selesai sholat Jum'at. Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam bersabda,

هِيَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الْإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلَاةُ

"Waktunya adalah di antara imam duduk diantara dua khutbah sampai sholat dilaksanakan." [HR. Muslim dari Abu Musa Al-Asy'ari radhiyallahu'anhu]

Akan tetapi tidak boleh dibaca saat khatib sedang berkhutbah, karena yang diwajibkan saat itu adalah diam dan mendengarkan khutbah.

Hendaklah dibaca saat khatib tidak sedang berkhutbah, seperti ketika khatib sedang duduk di mimbar, atau dibaca dalam sujud atau sebelum salam setelah tasyahud akhir dan shalawat Ibrahimiyah.

Janganlah mengeraskan suara ketika berdoa karena termasuk adab berdoa pada asalnya adalah dengan suara pelan, dan agar tidak mengganggu orang lain.

Tidak ada dzikir dan doa dengan lafaz khusus di waktu ini, maka boleh berdoa apa saja untuk kebaikan dunia dan akhirat, namun lafaz doa yang terbaik tentunya yang berasal dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Tidak pula dilakukan secara berjama'ah dengan komando mu'adzin, ini termasuk menambah-nambah dalam agama.

2. Ba'da Ashar sampai Maghrib. Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ سَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فِيهَا خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَهِيَ بَعْدَ الْعَصْرِ

"Sesungguhnya di hari Jum'at ada satu waktu yang tidaklah seorang muslim memohon kebaikan kepada Allah 'azza wa jalla di waktu tersebut kecuali Allah akan mengabulkannya, waktunya adalah ba'da Ashar." [HR. Ahmad dari Abu Hurairah dan Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu'anhuma]

3. Akhir hari Jum'at, yaitu menjelang Maghrib. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً، لاَ يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ، فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ

“Hari Jum’at itu dua belas saat, tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah (pada salah satu saat) kecuali Allah akan mengabulkan permohonannya, maka carilah (waktu pengabulan itu) di akhir saat setelah Ashar.” [HR. An-Nasaai dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu’anhuma, Shahihut Targhib: 703]

Sebagian ulama menguatkan pendapat bahwa waktunya hanyalah salah satu dari tiga waktu ini, akan tetapi dalil-dalil menunjukkan bahwa bisa saja bermakna semua waktu tersebut, karena hadits-haditsnya shahih dan maknanya tidak bertentangan. Pendapat ini yang dikuatkan oleh Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah (Lihat Fatawa Ibni Baz rahimahullah, 12/401-402).

Baca Selengkapnya: https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/881592921990191

Rabu, 08 November 2017

WAJIBNYA BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANGTUA*


*📁🌴WAJIBNYA BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANGTUA*

🔸Rasulullah ﷺ bersabda:

« رضـا الله فـي رضـا الـوالد، وسـخط الله فـي سـخط الـوالد »

🔎"Ridha Allah ada pada ridhanya orang tua, dan murkanya Allah ada pada marahnya orang tua".

*📚Shahih Targhib Lil Albani : 2501.*

*📁Berbakti kepada kedua orang tua menjadikan bertambahnya umur dan rezeki.*

🔸Rasulullah ﷺ bersabda:

« مـن سـره أن يمـد لـه فـي عـمره، ويـزاد فـي رزقـه ؛ فـليبر والـديه، وليـصل رحـمه »

🎗"Barangsiapa yang suka untuk dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya maka hendaklah dia berbakti kepada orang tua, dan menyambung rahimnya".

*📚Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Shahih Targhib : 2488.*

*📁Berbakti kepada kedua orang tua mendekatkan kepada Allah ta'ala.*

🔸Berkata ibnu 'Abbas radhiyallahu' anhuma:

« إنـي لا أعـلم عـملاً أقـرب إلـى الله مـن بـر الـوالدة »

✔"Sesungguhnya aku tidak mengetahui suatu amalan yang lebih bisa mendekatkan dengan Allah dari pada berbakti kepada ibu (orang tua).

*📚As Shahihah: 6/711-712*

*📁Berbakti kepada kedua orang tua merupakan sebab diampuninya dosa.*

جـاء إلـى النبـي صـلى الله عليـه وسلـم رجـل، فقـال : إنـي أذنبـت ذنبًـا عـظيمًا، فـهل لـي مـن تـوبة ؟ فـقال : « هـل لـك مـن أم ؟ » قال : لا, قـال : « فـهل لـك مـن خـالة ؟» قـال : نعـم , قـال : « فـبرها »

🏝Suatu ketika datang kepada Nabi ﷺ seseorang, maka dia pun berkata : "Sesungguhnya aku telah berbuat dosa yang besar, apakah masih ada untukku taubat?",

🔸Beliaupun mengatakan : "Apakah kamu masih memiliki ibu?", dia menjawab : "Tidak", beliau mengatakan : "Apakah kamu memiliki bibi (dari jalur ibu)?", beliaupun mengatakan : "Maka berbuat baiklah kepadanya".

Selasa, 07 November 2017

⚠⛔🔥 DIANTARA PENGARUH-PENGARUH DOSA


💥⚠⛔🔥 DIANTARA PENGARUH-PENGARUH DOSA

✍🏻 Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma berkata:

إن للحسنة ضياء في الوجه، ونورا في القلب، وسعة في الرزق، وقوة في البدن، ومحبة في قلوب الخلق، وإن للسيئة سوادا في الوجه، وظلمة في القبر والقلب، ووهناً في البدن، ونقصا في الرزق، وبغضة في قلوب الخلق.

"Sesungguhnya kebaikan memiliki pengaruh berupa sinar pada wajah, cahaya dalam hati, kelapangan pada rezeki, kekuatan pada badan, dan kecintaan pada hati hamba-hamba Allah. Sedangkan keburukan memiliki pengaruh berupa noda hitam pada wajah, kegelapan di alam kubur dan hati, kelemahan pada badan, kekurangan pada rezeki, dan kebencian pada hati hamba-hamba Allah."

AMALAN PENGANTAR ISTRI KE SYURGA

*AMALAN PENGANTAR ISTRI KE SYURGA*
_Oleh Al Ustadz Abu Hafiy Abdullah hafizhahullah_
Hadits ini selayaknya menjadi renungan bagi setiap wanita muslimah yang beriman kepada Allah dan hari akhir.
Hadits ini memberitakan bahwa ternyata mayoritas penghuni neraka adalah para wanita. Tidak perlu ada keraguan terhadap keabsahan berita ini karena sumbernya dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Tentu beliau tidak memaksudkannya sebatas sebagai ilmu pengetahuan dan informasi untuk para sahabat wanita. Dibalik berita itu, beliau hendak menyampaikan *peringatan secara khusus kepada kaum hawa* agar mereka menyadari hal ini lalu berusaha untuk mewaspadai dan menjauhi faktor penyebabnya.
●●●●
*WANITA MAYORITAS PENGHUNI NERAKA*
Jabir bin 'Abdillah radhiyallahu anhu menuturkan sebagaimana dalam hadits riwayat Muslim:
_"Suatu ketika, aku menghadiri pelaksanaan shalay Id bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Beliau mengawalinya dengan shalat tanpa azan dan iqamat. Selesai shalat, beliau lantas bangkit dengan bersandar kepada Bilal seraya menyampaikan khotbah kepada para shahabat. Diantara apa yang disampaikan Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah PERINTAH UNTUK BERTAQWA KEPADA ALLAH dan ANJURAN SELALU TAAT KEPADA-NYA. Disamping itu, beliau juga memberikan untaian nasihat dan bimbingan kepada mereka.
Kemudian, beliau pergi untuk mendatangi para sahabat wanita dan secara khusus memberikan nasihat dan peringatan kepada mereka.
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
_'Wahai sekalian wanita, bersedekahlah karena sungguh, kalian adalah golongan terbanyak yang akan menjadi bahan bakar Jahanam'_
Tiba-tiba bangkitlah seorang wanita yang kedua pipinya tampak berwarna hitam, dari tengah-tengah saf.
Ia bertanya,
_'Mengapa wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, wahai Rasulullah?'_
Beliau menjawab,
_'Karena kalian banyak mengeluh dan mengingkari kebaikan suami.'_
Tanpa pikir panjang, para sahabat wanita segera menyedekahkan perhiasan mereka. Merekapun melemparkan anting-anting dan cincin mereka ke baju Bilal.
Dalam riwayat al-Bukhari, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
_"Neraka diperlihatkan kepadaku, maka aku belum pernah melihat pemandangan yang sangat mengerikan seperti pada hari ini. Ternyata aku melihat bahwa kebanyakan penghuninya adalah PARA WANITA."_
Para sahabat bertanya,
_"Mengapa bisa demikian, wahai Rasulullah?"_
Beliau menjawab,
_"Ini disebabkan kekufuran / pengingkaran mereka._
_Karena kekufuran mereka kepada Allah._
_Karena kekufuran mereka kepada suami dan kebaikannya. Jika engkau berbuat baik kepada seseorang dari mereka sepanjang tahun lalu ia melihat ada sedikit keburukan kepada dirimu, wanita itu akan berkata, 'Aku belum pernah melihat kebaikan sedikit pun darimu.'_
Rupanya inilah penyebabnya, wahai saudariku muslimah!
Janganlah berbangga dahulu dengan komitmen anda dalam menjalankan berbagai ibadah yang wajib dan yang sunnah. Mungkin saja seorang wanita telah mengenakan hijab syar'i dan teguh menjaga shalat 5 waktu dan bahkan berbagai ibadah sunnah semacam salat malam dan sebagainya.
Namun, semua itu bukanlah jaminan keselamatan di akhirat nanti jika dia mengabaikan perlakuan yang baik dengan sang suami.
Yang membuat kebanyakan wanita terperosok ke dalam pedihnya siksa neraka adalah *KEKUFURAN MEREKA TERHADAP SUAMI.*
Kufur disini dalam pengertian *INGKARNYA PARA WANITA TERHADAP KEBAIKAN SUAMI.*
Dengan demikian, maksudnya adalah kufur asghar (kufur kecil) yaitu kekufuran yang tidak mengeluarkan pelakunya dari agama Islam.
Ibarat panas setahun dihapuskan dengan hujan sehari, acapkali seorang istri begitu mudah melupakan kebaikan suami yang sangat banyak kepadanya.
Kalau istri mau menilai dengan objektif, kebaikan suami yang saleh sangat banyak dan tidak sebanding dengan keburukannya.

*Pandai mensyukuri Kebaikan suami*
------------------------------
Di antara kriteria istri salihah adalah
● *pandai mensyukuri kebaikan-kebaikan suaminya.*
● *Dia memahami dan mengerti kondisi suaminya.*
Harus disadari bahwa setiap suami pasti memiliki kelebihan dan kekurangan sebagaimana istri.
Bagaimanapun banyaknya kelebihan yang dimiliki oleh seorang suami, pasti tetap saja ada kekurangannya.
Seorang suami yang telah berusaha maksimal untuk menunaikan hak-hak istrinya dengan baik tentu tidak lepas dari kesalahan.
Allah subhanahu wata'ala, dengan hikmah-Nya yang sempurna, menghendaki manusia tercipta dalam kondisi melakukan banyak kesalahan.
Terkait dengan hal ini, Nabi shallallahu alaihi wasallam telah bersabda,
_"Setiap manusia banyak melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang banyak bertaubat."_
(HR. Ibnu Majah; dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh al-Albani rahimahullah)
Suatu hal yang sangat wajar jikalau suami terkadang jatuh dalam kesalahan atau kekurangan dalam menjalankan kewajibannya.
Oleh karena itu asas *TAFAHUM* (saling memahami) sangat penting dipegang kedua belah pihak untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.
Seorang istri hendaklah berusaha menutupi kekurangan yang ada pada suaminya, sebagaimana sang suami juga dituntut untuk melakukan hal yang demikian.
*Alangkah indahnya apabila masing-masing berupaya memahami dan melengkapi kekurangan pasangannya.* Sungguh, ini merupakan salah satu faktor paling kuat terciptanya kehidupan harmonis dalam berumah tangga.
Pahamilah bahwa kehidupan ini berputar bagai roda dan tidak mungkin bisa stabil, senantiasa dalam satu keadaan.
Adakala suami diberi kemudahan dan kelancaran dalam mengais nafkah keluarga. Namun, kadang pula suami tidak mendapatkan rezeki yang sesuai dengan harapan, padahal telah berusaha dengan sekuat tenaga.
Jangan pernah lupakan perjuangan suami dalam membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Dengan statusnya sebagai pemimpin, suami juga harus menjalankan berbagai tugas dalam memimpin dan mengurusi kehidupan berumah tangga.
●●

*Memuliakan dan Menghormati Suami*
Islam menetapkan bahwa seorang suami memiliki kedudukan agung dan mulia di hadapan istrinya. Kesadaran seorang istri terhadap konsep Islam ini akan sangat membantunya untuk bisa pandai mensyukuri kebaikan-kebaikan sang suami betapapun kecilnya kebaikan tersebut menurut penilaian istri. Dengan pengetahuan ini pula sang istri tidak akan memandang sebelah mata jerih payah suami sebagai tulang punggung keluarga.
Seorang istri diperintah untuk menghormati dan memuliakan suaminya baik dengan lisan maupun dengan amal perbuatan.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah menggambarkan hal ini dalam sekian haditsnya yang mulia. Beliau bersabda:
_"Andaikan aku boleh menyuruh seseorang untuk sujud kepada manusia, pasti kuperintahkan seorang wanita untuk sujud kepada suaminya. Tidaklah seorang istri bisa menunaikan seluruh hak Allah terhadapnya sampai dia menunaikan seluruh hak suaminya terhadapnya. Sampai-sampai, apabila sang suami mengajaknya berhubungan, sementara dia sedang berada di atas pelanan kendaraannya, dia harus menuruti permintaan suaminya tersebut."_
(HR. Ahmad dan dinilai shahih oleh asy-Syaikh al-Albani rahimahullah dalam _Irwa'ul Ghalil_ )
Nabi shallallahu alaihi wasallam menegaskan bahwa seseorang istri tidak akan pernah bisa menunaikan hak-hak Allah subhanahu wata'ala sampai dia menunaikan hak-hak suaminya. Yang demikian ini karena Allah subhanahu wata'ala telah memerintahkan setiap istri untuk memuliakan suaminya dan mematuhi perintahnya dalam perkara yang baik.
Barang siapa tidak melaksanakannya, dia telah melanggar perintah Allah subhanahu wata'ala.
Ingatlah bahwa sikap seorang istri terhadap suaminya sangat menentukan nasibnya di akherat nanti. Jikalau istri beradab tidak baik kepada suaminya meremehkan hak-haknya, ancamannya adalah NERAKA.
Diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa dahulu ada seorang wanita yang datang menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk mengadukan perlakuan suaminya.
Nabi bertanya kepada wanita tersebut,
_'Apakah engkau telah bersuami?'_
Ia menjawab, _'Sudah.'_
Beliau kembali bertanya,
_'Bagaimana sikapmu terhadap suamimu?'_
Ia menjawab,
_'Saya tidak pernah mengabaikan haknya, kecuali dalam perkara yang saya tidak mampu melakukannya.'_
Beliaupun bersabda,
ﻓﺎ ﻧﻈﺮﻱ ﺍﻳﻦ ﺍﻧﺖ ﻣﻨﻪ، ﻓﺎﻧﻤﺎ ﻫﻮ ﺟﻨﺘﻚ ﻭﻧﺎﺭﻙ
_'Perhatikanlah bagaimana sikapmu terhadap suamimu karena tiada lain dia adalah SURGAMU atau NERAKAMU.'_
(HR. An-Nasa'i dengan sanad yang shahih)
Para istri shalihah dari kalangan salaf sangat memuliakan suami-suami mereka.
Dalam bertutur sekalipun, mereka sangat beradab dan berhati-hati, jangan sampai menyinggung perasaan sang suami.
Dikisahkan oleh Abu Nu'aim bahwa Sa'id bin al-Musayyib memiliki seorang putri yang salihah dan berakhlak mulia.
Sampai-sampai, putri beliau pernah mengatakan,
_'Tidaklah kami berbicara kepada suami-suami kami melainkan seperti kalian berbicara dengan pemimpin-pemimpin kalian. Semoga Allah memperbaiki keadaan kalian dan memberikan keselamatan kepada kalian.'
●●●
*Pentingnya QONA'AH*
Sikap Qona'ah sangat penting bagi seorang istri sehingga dia tidak banyak mengeluh dan tidak menuntut banyak hal kepada suami.
*Qona'ah adalah sikap menerima dan merasa cukup dengan pemberian Allah subhanahu wata'ala dalam urusan duniawi.*
Sifat Qona'ah bagaikan sebuah mutiara terpendam dalam kalbu yang sangat berharga bagi setiap muslim.
Dengan Qona'ah, seorang hamba akan mampu meredam ambisi pribadinya untuk senantiasa mengumpulkan dan memperbanyak harta dunia.
Sifat Qona'ah ini pula yang akan membantunya untuk mensyukuri segala nikmat yang diberikan Allah kepadanya.
Seorang istri yang Qona'ah bisa memahami bagaimanpun kondisi suaminya, termasuk tatkala sang suami mengalami masa-masa sulit dalam mengais rezeki. Diapun akan berterima kasih kepada suami dan bersyukur kepada Allah subhanahu wata'ala atas pemberian-Nya.
Oleh karena itu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengaitkan sifat Qona'ah dengan kesuksesan seorang muslim dalam kehidupan dunia.
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
_"Sungguh beruntung seorang yang berislam, diberi rezeki yang cukup, lalu Allah menganugerahinya sifat qana'ah terhadap pemberian-Nya."_
(HR. Muslim)
Duhai betapa bahagianya suami yang beristrikan wanita Qana'ah dan pandai mensyukuri kebaikan-kebaikan suami.
Penghasilan suami yang pas-pasan tiadak akan pernah dipermasalahkan sang istri selama baik dan halal menurut tinjauan syariat.
*Istri bersabar ketika rezeki sedikit dan bersyukur tatkala rezeki banyak.*
Tanpa sifat Qana'ah ini, seorang istri tidak akan pernah merasa cukup dan puas meskipun suaminya kaya raya.
Sungguh, kekayaan yang hakiki adalah KEKAYAAN YANG DI DALAM KALBU, bukan yang dinilai dengan banyaknya harta benda.
Fakta dilapangan membuktikan begitu banyak orang kaya harta, tetapi tidak pernah merasa puas.
Akibatnya, mereka terus menjadi orang yang ambisius dan serakah terhadap harta.
Kehidupan mereka tidak pernag tenang. Mereka bekerja siang malam mencari harta, tetapi selalu merasa kurang dan kurang!
Benarlah apa yang disabdakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
_"Kekayaan itu tidaklah diukur dengan banyaknya harta. Namun, kekayaan yang sejati adalah kekayaan jiwa."_
(HR. al-Bukhari)
●●●●

__KISAH SEORANG PENJUAL KAIN__
Sangat urgent bercermin dan mengambil pelajaran dari kisah para wanita salihah terdahulu. Mereka adalah figur teladan dalam berinteraksi dengan suami.
Siapa yang tidak kenal al-Hasan al-Bashri? Kisah nyata ini beliau alami sendiri dengan seorang pedagang kain di Mekah.
Disebutkan dalam kitab _al Mujalasah wa Jawahirul 'Ilmi karya Abu Bakr Ahmad bin Marwan bahwa al-Hasan menuturkan kisahnya.
Aku pernah bertemu dengan seorang penjual kain di kota Mekah untuk membeli baju darinya. Mulailah pedagang itu memuji-muji barang dagangannya dan bahkan bersumpah. Akupun meninggalkannya. Kupikir, tidak sepantasnya membeli dari pedagang seperti itu. Akhirnya, aku memutuskan untuk membeli baju dari pedagang lain saja.
2 tahun setelah peristiwa ini berlalu, aku kembali menunaikan haji dan kembali bertemu dengan pedagang tersebut. Namun, aku tidak lagi mendengarnya memuji-muji barang dagangannya dan bersumpah.
>>> Akupun bertanya kepadanya,
_'Bukankah anda orang yang pernah berjumpa dengan saya beberapa tahun yang lalu?'_
● Dia menjawab, _'Ya, benar'_
>>> _'Saya melihat anda berubah, tidak seperti dahulu lagi. Apa gerangan yang membuat anda seperti ini? Saya tidak melihat anda bersumpah dan memuji-muji barang dagangan anda lagi.'_
● Si pedagang bercerita,
_'Dahulu, saya punya istri yang apabila saya memberinya sedikit penghasilan, dia meremehkannya. Jika saya memberinya penghasilan yang banyak, dia pun menganggapnya sedikit. Allah Maha Melihat kondisi saya dan akhirnya Allah mewafatkan istri saya tersebut._
_Kemudian, saya menikah lagi dengan seorang wanita. Dia mempunyai kebiasaan, apabila saya hendak pergi ke pasar pada pagi hari, dia pegang baju saya seraya mengatakan,_ *'Wahai suamiku, bertakwalah engkau kepada Allah. Janganlah engkau memberiku makan melainkan dari hasil yang baik. Jika engkau datang kepadaku dengan penghasilan yang sedikit, aku akan menganggapnya banyak. Namun, jika engkau pulang tanpa membawa hasil sedikitpun, aku akan membantumu (mencari rezeki) dengan memintal kain.' "*
Subhanalllah...
Kisah ini memberikan pelajaran bahwa *akhlaq seorang istri bisa mempengaruhi begitu besar terhadap karakter suaminya.*
Istri yang tidak pandai mensyukuri kebaikan suaminya, tidak pernah merasa puas dari selalu menuntut lebih,
bisa mendorong sang suami menghalalkan segala cara dalam mencari rezeki.
Tidak sedikit suami yang berani melakukan penipuan, pencurian, dan berbagai perbuatan haram demi istrinya.
Pegadang tersebut memberikan banyak pujian dan sumpah untuk melariskan dagangannya, padahal Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
_"Hati-hatilah kalian, jangan banyak bersumpah dalam transaksi jual beli. Sumpah memang bisa membuat laris dagangan, tetapi menghilangkan barakahnya."_
(HR. Muslim)
Akhlak pedagang itu mengalami perubahan yang drastis setelah dia menikah dengan istri yang shalihah.
Lihat bagaimana istri salihah selalu mensupport suaminya dalam segala keadaan. Bahkan, sebelum suaminya melangkahkan kaki, wanita itu telah berpesan agar jangan sampai mencari rezeki dengan cara yang haram. Dia pun meminta agar sang suami tidak memberinya makan melainkan dari hasil yang halal. Ketika bekerja, suami pun termotivasi untuk senantiasa menjaga ketakwaan kepada Allah subhanahu wata'ala.
Wanita yang salihah pandai mensyukuri kebaikan dan jerih payah suaminya.
Tatkala hasilnya sedikit, dia berusaha menghibur suaminya dan merasa cukup dengan pemberian itu. Bahkan, dia menyatakan siap membantu tatkala suami tidak mendapatkan hasil sama sekali
●●●●
*Sedekah TANPA IZIN suami*
Kisah ini (dalam hadits Jabir, -ed.) juga menggambarkan semangat para sahabat dalam melakukan amal saleh. Di sisi lain, kisah ini sekaligus menjadi bukti kecerdasan para sahabat wanita dan kedalaman pengetahuan fikih mereka. Hati mereka begitu mudah tersentuh dengan nasihat yang disampaikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Mereka menyadari sepenuhnya bahwa memperbanyak amal saleh bisa menyelamatkan dari siksa neraka dengan seizin Allah subhanahu wata'ala.
Salah satu amal saleh tersebut adalah SEDEKAH.
Oleh karena itu, tanpa pikir panjang, mereka langsung menyedekahkan perhiasan mereka dan melemparkannya ke baju Bilal.
Hadits ini menjadi landasan *diperbolehkannya istri menyedekahkan harta pribadinya tanpa sepengetahuan dan seizin suaminya.*
Dalam kisah kni tidak dijumpai keterangan bahwa para sahabat wanita itu pergi terlebih dahulu menemui suami-suami mereka untuk meminta izin bersedekah.
Beberapa hadits lain juga menunjukkan bolehnya istri menyedekahkan harta miliknya tanpa harus meminta izin terlebih dahulu kepada suaminya.
Maimunah Ummul Mukminin radhiyallahu 'anha pernah memerdekakan budaknya tanpa sepengetahuan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Tatkala Nabi shallalahu 'alaihi wasallam menginap dirumahnya, barulah ia bercerita,
_"Wahai Rasulullah, apakah Anda mengetahui bahwa saya telah memerdekakan budak perempuan yang saya miliki?"_
Beliau pun bersabda,
_"Benarkah demikian?"_
_"Ya, benar,"_ Jawab Maimunah
Nabi shallallahu alaihi wasallam mengatakan,
_"Seandainya engkau memberikan budak perempuan itu kepada pamanmu, tentu pahalanya lebih besar."_
Lihatlah, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membiarkan Maimunah membebaskan budaknya tanpa seiizin beliau. Seandainya hal ini tidak diperbolehkan, tentu beliau melarang hal tersebut. Demikian pendapat para Ulama.
*Namun seandainya seorang istri bermusyawarah dan meminta izin kepada suami sebelum menyedekahkan hartanya, tentu hal ini lebih baik karena seorang suami akan merasa lebih dihormati dan diperhatikan oleh istrinya.*
Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk menjaga perasaan orang lain, apalagi seorang istri terhadap suaminya.
Diharapkan sikap seperti ini lebih mendukung terciptanya hubungan yang harmonis antara kedua pihak.
Demikianlah, *hendaknya setiap muslimah menjadikan peringatan Nabi shallallaahu alaihi wasallam sebagai pelajaran dalam menjalani bahtera rumah tangga bersama suami dan sebagai pelecut untuk berusaha menjaga muamalah yang baik dengan suaminya dan pandai mensyukuri kebaikan-kebaik
annya.*

DALAM HADITS AGUNG INI ADA KABAR GEMBIRA UNTUK PARA WANITA SEBAGAI ISTRI-ISTRI YANG TAAT KEPADA SUAMI-SUAMI MEREKA 🌹


🌹 DALAM HADITS AGUNG INI ADA KABAR GEMBIRA UNTUK PARA WANITA SEBAGAI ISTRI-ISTRI YANG TAAT KEPADA SUAMI-SUAMI MEREKA 🌹

📌بشارة في هذا الحديث العظيم  للنساء المتزوجات الطائعات لأزواجهن ،،

(( جاءت أسماء بنت يزيد الأنصارية للنبي ﷺ وقالت:
يا رسول الله أنتم معاشر الرجال .. فضلتم علينا بالجمع والجماعات والجنائز وفوق ذلك الجهاد في سبيل الله، وإذا خرج الواحد منكم حاجًّا أو معتمرًا قعدنا في بيوتكم فربينا لكم أولادكم وغزلنا لكم أثوابكم فهل بقي لنا من الأجر شيء يا رسول الله ؟

فسُرَّ النبي صل الله عليه وسلم بقولها والتفت إلى الصحابة وقال:

هل سمعتم مقالة أفضل من هذه ؟ قالوا: ما ظننا أن امرأة تفطن إلى مثل ذلك يا رسول الله.

فقال لها الرسول ﷺ :" ارجعي أيتها المرأة وأعلمي من خلفك من النساء ( *أن طاعة الواحدة منكن لزوجها*) تعدل كل ذلك وقليل منكن تفعله". ))

" رواه مسلم"

┏━━🍃🌸🍃━━┓
┗━━🍃🌸🍃━━┛

◻ Asma' bintu Yazid Al-Anshariyyah datang kepada Nabi صلى الله عليه وسلم dan bertanya,
"Ya Rasulullah, kalian para kaum laki-laki memperoleh banyak keutamaan daripada kami kaum wanita, dengan mendapat kesempatan untuk shalat berjamaah, mengantar jenazah, dan lebih dari itu adalah kesempatan jihad fi sabilillah. Dan jika salah seorang dari kalian pergi haji atau umrah, maka kami kaum wanita duduk di rumah-rumah kalian untuk mendidik dan mengasuh anak-anak kalian, dan kami cucikan baju-baju kalian. Maka... Apakah masih ada tersisa sedikit saja pahala untuk kami wahai Rasulullah?"

💬 Maka Nabi صلى الله عليه وسلم senang dengan pertanyaan itu, lalu beliau menoleh kepada para sahabat dan bertanya,
"Apakah kalian mendengar ungkapan kalimat yang lebih bagus dari ini?"

◼ Mereka menjawab,
"Kami tidak mengira bahwa ada wanita yang memiliki kecerdasan seperti itu wahai Rasulullah."

💬 Maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda kepada wanita tersebut,
"Pulanglah kamu wahai wanita, dan beritahukan kepada kaum wanita di belakangmu bahwa KETAATAN SEORANG WANITA DI ANTARA KALIAN KEPADA SUAMINYA, MENYAMAI (PAHALA) SEMUA ITU, AKAN TETAPI SEDIKIT DARI KALIAN YANG (MAMPU) MELAKUKANNYA."

📚
HR. Muslim

•••●✿❁✿●•••

✍🏼 Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada hari Selasa, 18 Shafar 1439 H / 7 November 2017 M

❃❀❃❀❃❀❃❀❃❀❃❀❃

CINTA PARA ISTRI SALAF KEPADA SUAMI-SUAMI MEREKA


🌹 CINTA PARA ISTRI SALAF KEPADA SUAMI-SUAMI MEREKA 🌹

#حب_زوجات_السلف_لأزواجهن

▪ عن أم الدرداء، 
أنها قالت: اللهم، إن أبا الدرداء خطبني فتزوجني في الدنيا، 
اللهم فأنا أخطبه إليك، 
وأسألك أن تزوجنيه في الجنة؛ 
فقال لها أبو الدرداء: 
فإن أردت ذلك، فكنت أنا الأول فلا تتزوجي بعدي. 
قال: فمات أبو الدرداء، 
وكان لها جمال وحسن، فخطبها معاوية، فقالت:
لا والله، لا أتزوج زوجاً في الدنيا
حتى أتزوج أبا الدرداء إن شاء الله في الجنة.
▫المصدر:
حلية الأولياء(1/ 224 - 225)

┏━━🍃🌸🍃━━┓
┗━━🍃🌸🍃━━┛

💬 Dari Ummu Darda', dia berkata, 
"Ya Allah, sesungguhnya Abu Darda telah meminangku, kemudian dia menikahiku di dunia. Ya Allah, maka aku meminangnya kepada-Mu dan aku mohon agar Engkau menikahkan aku dengannya di surga."

💬 Maka Abu Darda berkata kepadanya,
"Jika kamu menginginkan hal itu maka aku adalah (suamimu) yang pertama, maka janganlah kamu menikah lagi setelahku."

💦 Maka Abu Darda wafat.
Sedangkan Ummu Darda adalah wanita yang memiliki kecantikan dan keindahan, maka Muawiyah datang meminangnya, Ummu Darda berkata,
"Tidak, Demi Allah. Aku tidak akan menikah lagi di dunia sehingga aku menikah dengan Abu Darda di surga insya Allah."

📚
Sumber: Hilyatul Auliya (1/224-225)

•••●✿❁✿●•••

✍🏼 Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada hari Senin, 17 Shafar 1439 H / 6 November 2017 M

❃❀❃❀❃❀❃❀❃❀❃❀❃

Kamis, 02 November 2017

HUKUM WANITA MEMANDANG LELAKI*

Salamdakwah:
✏Oleh Ustadz Yulian Punama

*HUKUM WANITA MEMANDANG LELAKI*

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsamin ditanya,
“Apakah hukum wanita memandang laki-laki di televisi atau memandang lelaki secara langsung ketika sedang berada di jalan?”.

Beliau menjawab:
“Wanita memandang lelaki baik lewat televisi maupun secara langsung, tidak lepas dari dua keadaan berikut:

⛔ Memandang dengan syahwat dan memandang dalam rangka bernikmat-nikmat (misalnya menikmati kegantengan lelaki yang dilihat, -pent.) ini hukumnya haram karena di dalamnya terdapat kerusakan dan fitnah (bencana).

✅ Sekedar memandang, tanpa adanya syahwat dan bukan ingin bernikmat-nikmat, maka ini tidak mengapa menurut pendapat yang lebih tepat dari para ulama. Hukumnya boleh sebagaimana hadits yang terdapat di Shahihain:

أن عائشة رضي الله عنها كانت تنظر إلى الحبشة وهم يلعبون ، وكان النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يسترها عنهم

“Aisyah Radhiallahu’anha pernah melihat orang-orang Habasyah bermain di masjid dan Nabi Shalallahu’alahi Wasallam membentangkan sutrah agar mereka tidak melihat ‘Aisyah“.
Hadits ini menunjukkan bolehnya hal tersebut.

Karena para wanita itu berjalan di pasar-pasar dan melihat para lelaki walaupun mereka berhijab, sehingga mereka bisa melihat para lelaki sedangkan para lelaki tidak bisa melihat mereka. Namun syaratnya, tidak terdapat fitnah dan syahwat. Jika menimbulkan fitnah dan syahwat maka haram, baik lewat televisi maupun secara langsung”.
(Majmu’ Fatawa Mar’ah Muslimah 2/973)

Syaikh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan,
“Adapun pertanyaan mengenai wanita yang memandang lelaki tanpa syahwat dan tanpa bernikmat-nikmat, sebatas apa yang di atas pusar dan di bawah paha, ini tidak mengapa.
Karena Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengizinkan ‘Aisyah melihat orang-orang Habasyah. Karena para wanita itu selalu pergi ke pasar yang di dalamnya ada lelaki dan wanita. Mereka juga shalat di masjid bersama para lelaki sehingga bisa melihat para lelaki. Semua ini hukumnya boleh. Kecuali mengkhususkan diri dalam memandang sehingga terkadang menimbulkan fitnah atau syahwat atau berlezat-lezat, yang demikian barulah terlarang. Adapun pandangan yang sifatnya umum, tanpa syahwat dan tanpa berlezat-lezat tidak khawatir terjadi fitnah, maka tidak mengapa. Sebagaimana engkau tahu para wanita dibolehkan shalat di masjid dan mereka dibiarkan keluar ke pasar-pasar memenuhi kebutuhan mereka”.
(Sumber: http://www.binbaz.org.sa/mat/11044)

Rabu, 01 November 2017

Suami Mendiamkan Istri


*TANYA USTADZ* ❓

*Suami Mendiamkan Istri*

_Assalamu'alaikum.wr.wb. Ustadz, jika suami marah dia selalu mendiamkan istri sampai berhari-hari. Tidak mau berbicara sedikitpun ke istri bahkan berangkat atau pulang kerja diam saja tanpa salam._ _Kemudian si istri ikut mendiamkannya karena jika bicara pada suami suami acuh dia sedih dan ujung-ujungnya emosi._ _Apakah sikap istri termasuk durhaka pada suami ustadz? Terima kasih atas jawabannya. Wassalamu'alaikum.wr.wb_

✍ *Dijawab Oleh Ustadz Mukhsin Suadi,Lc MA dewan redaksi salamdakwah.com*

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه

Ada beberapa langkah yang bisa ditempuh oleh istri. Diantaranya dia mencari waktu suami tenang dan suami dalam keadaan segar, selanjutnya istri berbicara dengan lembut dan bertanya tentang kesalahan istri yang menjadikan suami berbuat demikian.
Apabila suami salah faham dengan perbuatan istri yang menjadikan dia marah maka istri meluruskan pemahaman suami. Semoga saja suami sadar dari kesalahannya dan dia mau mengkoreksi dirinya serta memperbaiki hubungan dengan istri.
Bila istrinya ternyata yang salah maka istri menyampaikan permintaan maaf serta akan mengkoreksi diri. Cobalah istri merenungi nash berikut:
Nabi shallallahu alahi wa sallam bersabda terkait laki-laki dan wanita penduduk surga

*أَلَاْ أُخْبِرُكُم بِرِجَالِكُم فِي الجَنَّةِ ؟! النَّبِي فِي الجَنَّةِ ، وَالصِّدِّيقُ فِي الجَنَّةِ ، وَالشَّهِيدُ فِي الجَنَّةِ ، وَالمَوْلُودُ فِي الجَنَّةِ ، وَالرَّجُلُ يَزُورُ أَخَاهُ فِي نَاحِيَةِ المِصْرِ - لَاْ يَزُورُهُ إِلَّا لِلَّهِ - فِي الجَنَّةِ .أَلَاْ أُخبِرُكُم بِنِسَائِكُم فِي الجَنَّةِ ؟! كُلُّ وَدُودٍ وَلُودٍ ، إِذَا غَضِبَت أَو أُسِيءَ إِلَيهَا أَو غَضِبَ زَوجُهَا ، قَالَت : هَذِه يَدِي فِي يَدِكَ ، لَاْ أَكْتَحِلُ بِغُمضٍ َحتَّى تَرضَى*

_"Maukah kalian aku beritahu laki-laki di antara kalian yang menjadi penghuni surga?! Nabi di surga, orang yang jujur di surga, orang yang mati syahid di surga, anak yang meninggal saat dilahirkan di surga, seseorang yang mengunjungi saudaranya di ujung kota semata karena Allah di surga._ _Maukah kalian aku beritahu wanita di antara kalian yang menjadi penghuni surga?! Setiap wanita yang penuh kasih (kepada suaminya), banyak keturunannya, jika dia marah, atau suaminya marah kepadanya, dia berkata, 'Tanganku di tanganmu, mataku tak dapat terpejam sebelum engkau ridha kepadaku."_

_HR. An-Nasa'i dalam Sunan Nasa'i Al-Kubro, 5/371, Ath-Thabrani dalam Al-Mu'jam Al-Kabir, 19/14, Al-Ausath, 2/242, 6/301, Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah, 4/303._📚

❗Istri tersebut juga bisa merenungi cerita tentang wanita sholehah di zaman Nabi shallallahu alaihi wa sallam

*عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: مَاتَ ابْنٌ لِأَبِي طَلْحَةَ، مِنْ أُمِّ سُلَيْمٍ، فَقَالَتْ لِأَهْلِهَا: لَا تُحَدِّثُوا أَبَا طَلْحَةَ بِابْنِهِ حَتَّى أَكُونَ أَنَا أُحَدِّثُهُ قَالَ: فَجَاءَ فَقَرَّبَتْ إِلَيْهِ عَشَاءً، فَأَكَلَ وَشَرِبَ، فَقَالَ: ثُمَّ تَصَنَّعَتْ لَهُ أَحْسَنَ مَا كَانَ تَصَنَّعُ قَبْلَ ذَلِكَ، فَوَقَعَ بِهَا، فَلَمَّا رَأَتْ أَنَّهُ قَدْ شَبِعَ وَأَصَابَ مِنْهَا، قَالَتْ: يَا أَبَا طَلْحَةَ أَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ قَوْمًا أَعَارُوا عَارِيَتَهُمْ أَهْلَ بَيْتٍ، فَطَلَبُوا عَارِيَتَهُمْ، أَلَهُمْ أَنْ يَمْنَعُوهُمْ؟ قَالَ: لَا، قَالَتْ: فَاحْتَسِبِ ابْنَكَ، قَالَ: فَغَضِبَ، وَقَالَ: تَرَكْتِنِي حَتَّى تَلَطَّخْتُ، ثُمَّ أَخْبَرْتِنِي بِابْنِي فَانْطَلَقَ حَتَّى أَتَى رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَخْبَرَهُ بِمَا كَانَ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «بَارَكَ اللهُ لَكُمَا فِي غَابِرِ لَيْلَتِكُمَا» قَالَ: فَحَمَلَتْ،*

_Dari Anas rodhiyallohu ‘anh yang berkata: “Salah seorang anak Abu Tholhah dari Ummu Sulaim meninggal. Maka Ummu Sulaim berkata kepada keluarganya: “Janganlah kalian memberitahu Abu Tholhah bahwasanya anaknya meninggal, sampai akulah yang akan memberitahu dia.” Lalu Abu Tholhah datang, kemudian Ummu Sulaim mendekatkan padanya makan malam. Lalu Abu Tholhah makan dan minum. Kemudian Ummu Sulaim berhias untuknya dengan dandanan yang lebih cantik daripada sebelumnya. Maka Abu Tholhah pun menggaulinya. Manakala Ummu Sulaim melihat bahwa
Salamdakwah:
sanya Abu Tholhah telah kenyang dan telah menggaulinya, dia berkata: “Wahai Abu Tholhah, apa pendapatmu jika ada suatu kaum yang meminjamkan suatu pinjaman pada suatu keluarga, kemudian mereka meminta kembali pinjaman mereka tadi. Apakah keluarga itu boleh untuk menghalanginya?” Abu Tholhah menjawab: “Tidak boleh.” Ummu Sulaim berkata: “Maka harapkanlah pahala atas kematian anakmu.” Maka Abu Tholhah marah dan berkata: “Engkau membiarkan aku sampai aku menggaulimu kemudian engkau mengkhabarkan aku tentang kematian anakku?” Lalu Abu Tholhah berangkat hingga menjumpai Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, kemudian dia mengkhabarkan kepada beliau apa yang terjadi. Maka _Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda_: _“Semoga Alloh memberkahi untuk kalian berdua di puncak malam kalian berdua._” _Maka Ummu Sulaim pun hamil.”.._. _(HR. Muslim 2144)_📚

Apabila suami yang salah dan dia tetap keukeh mempertahankan pendapatnya maka istri bisa menyarankan kepada suami untuk menanyakan masalah yang diperselisihkan ke ahli agama yang berkompeten dan tidak memihak (ke suami atau istri) tentang pendapat yang benar dalam masalah yang diperselisihkan. Istri juga menyampaikan sebelum bertanya kepada ahli ilmu bahwa seharusnya istri dan suami mengikuti arahan ahli ilmu tersebut bila memang arahannya sesuai dengan syariat Islam.
Semoga Allah ta'ala memperbaiki hubungan suami istri tersebut dan menyadarkan yang salah.

_Wallahu ta'ala a'lam_

CEKLAK-CEKLIK' KETIKA SHALAT

✍📛🕌 'CEKLAK-CEKLIK' KETIKA SHALAT

☝💬 asy-Syaikh al-Allamah Shalih al-Fauzan hafidzahullah

☎ Pertanyaan :

Apakah boleh membunyikan jari-jemari setelah takbirotul ihram dalam shalat❓

📚 Jawaban :

✋ Membunyikan jari- jemari dalam shalat TIDAK BOLEH ❗.

💥 Karena itu menunjukkan perilaku orang yang malas dan perbuatan sia-sia sehingga tidak boleh membunyikan jari-jemari dalam shalat.