Sabtu, 17 Oktober 2015

Menoreh Luka Lama

 # Menoreh Luka Lama #

Berumah tangga bagaikan mengarungi lautan lepas menuju satu pulau impian. Tiada lautan tak berombak dan tiada samudera tanpa badai.

Jikalah Nakhoda Arif dan Bijak memandu bahtera, bisa membaca kompas dan mengetahaui gejala alam, memahami gejala badai dan mengukur kemampuan kapal, tidak memuat kecuali berat yang mampu dipikul biduk, membagi tugas kepada seluruh anggota, niscaya mereka kan sampai ke pulau idaman dengan selamat.

Jika sang Nakhoda tidak faham mengemudi, membaca arah angin, menghindari badai maupun karang...alamat kapal kan segera tenggelam.

Diantara kesalahan pasangan yang membuat jalinan batin mereka terburai adalah mengungkit masa lalu, mengulang-ulang kesalahan pasangan dan menoreh ulang luka lama yang telah mengering.

Seringkali cek-cok rumah tangga bermula dari kekeliruan pasangan yang telah berlalu dan terlupakan, kembali diingatkan salah satu dari keduanya. 

Luka yang telah mengering dan sembuh kembali menganga dan berdarah. Mentari nan cerah berganti mendung yang bergelayut. Lautan yang teduh kembali berkejolak. Genderang perang kembali ditabuh.

Idealnya apa yang telah pernah terjadi dan usai, tak perlu disesali, yang terluput pun tak layak ditangisi. Toh semuanya terjadi dengan ketentuan takdir Ilahi Rabbi.

Orang bijak adalah orang yang hidup untuk masa depan. Bukan orang yang selalu mengulang-ngulang kegagalan masa lalu, menghidupkan kenangan pahit yang terjadi, karena hal itu tidak kan dapat menghidupkan yang telah mati, mengembalikan penggalan masa yang usang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar