Kamis, 01 Mei 2014

# MENGHAFAL QUR'AN #

Menjadi penghafal Al Qur’an? wow…
keren….
Bayangkan kalau kita bisa menjadi
pemelihara Al Quran. Menurut beberapa
ulama, penghafal Al Quran, berarti
termasuk “Kami” yang disebut kedua
dalam QS Al-Hijr (15:9)
“Sesungguhnya Kami-lah yang
menurunkan Al Qur’an, dan
sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya”
Bagaimana caranya supaya hafalan
nempel terus ya? Jangan sampai hari ini
dengan susah payah menghafal eh bulan
depan udah lupa…:(
Baru baru ini saya baca buku yang
bagus soal kiat menghafal Al Quran.
Supaya isi buku tersebut tidak
terlupakan, saya tulis di blog ini
ringkasannya ya. Mudah mudahan
bermanfaat untuk kita semua. Amiin.
Berikut kiatnya:
1. Meluruskan niat, harus ikhlas karena
Allah.
2. Baca doa agar hafalan tidak mudah
terlupakan:
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud apa
yang ia dengar dari Rasulullah SAW
tentang sabda beliau : “Siapa yang
takut lupa Al Quran setelah
menghafalnya dan ilmu setelah
mempelajarinya hendaklah ia
mengucapkan:
Allaahumma nawwir bil kitaabi bashorii
wasyrohbihi shodrii
wasta’mil bihi badanii
wa ath’liq bihi lisaanii
wa qowwii bihi janaanii
wasyrohbihi fahmii
wa qowwii bihi ‘azmii
bihaulika wa quwwatika fa innahu laa
haula wa laa quwwata illa bika
Yaa arhamar roohimiin.
Artinya: Ya Allah, sinarilah
penglihatanku dengan kitab ini,
lapangkanlah dadaku dengannya,
pekerjakanlah tubuhku dengannya,
lancarkanlah lidahku
dengannya,kuatkanlah hatiku
dengannya, gamblangkanlah
pemahamanku dengannya, kuatkanlah
azamku dengannya, dengan daya dan
kekuatanMu. Sesungguhnya tak ada
daya dan kekuatan kecuali dengan
(pertolongan)Mu. wahai Dzat yang
sangat berbelah kasih. 1)
3. Perbaiki bacaan sebelum menghafal.
Bacaan harus benar tajwid mau pun
makhrojnya. Untuk hal ini diperlukan
guru pembimbing.
4. Memotivasi diri :
a. Sadari bahwa Allah memberikan
kemampuan yang luar biasa kepada otak
kita. Otak terdiri dari sepuluh ribu juta
sel neutron. Manusia mampu memproses
hingga 30 milyar informasi setiap detik.
( ket: Kalau manusia bisa menciptakan
komputer yang memorinya begitu
canggih, tentunya Allah bisa membuat
yang lebih canggih lagi, yaitu manusia.
Setuju ngga? )
Lihat Al qomar (QS 54:17)”Dan
sesungguhnya telah Kami mudahkan Al
Qur’an untuk pelajaran, maka adakah
orang yang mengambil pelajaran?”
Anak anak di Palestina bisa menghafal 2
juz Al Quran dalam 2 jam, fakta ini saya
baca dari harian Republika. Ada guru
ngaji teman saya yang hafal Al Quran
dalam 2 bulan.
Jadi otak manusia memang mempunyai
potensi yang luar biasa.
b. Mengingat keutamaan menghafal Al
Quran, antara lain mengingat hadis
berikut:
” Dikatakan pada penghafal Al Quran,
‘Bacalah dan naiklah.’ Bacalah dengan
tartil sebagaimana engkau
melakukannya di dunia. Sesungguhnya
tempatmu terletak di akhir ayat yang
engkau baca.” (HR. Abu Dawud)
Pada waktu perang Uhud. Sahabat
Rasulullah banyak yang syahid sehingga
satu liang lahat diisi dengan beberapa
jenazah. Rasulullah mendahulukan yang
lebih banyak hafalannya untuk
dimasukkan ke dalam liang.
Untuk menjadi imam atau bahkan duta
besar di jaman Rasul SAW diutamakan
yang lebih banyak hafalannya. Khusus
untuk duta besar dipilih yang hafal
surah Al baqoroh.
Jenazah penghafal Al Quran yang
diketemukan pada musibah tsunami di
Aceh, tercium wangi dan badannya utuh
tertutup rapih, sementara kebanyakan
jenazah yang lain sudah bau dan
terbuka auratnya.
Orang tua dari penghafal Al Quran
(yang juga mengamalkan
tentunya)akan dianugrahi mahkota
sebagai penghargaan dari Allah SWT di
hari akhir nanti.
Penghafal surat Al Waqiah akan
dimudahkan rezekinya. (lihat posting
saya soal Rezeki)
Masih banyak keutamaan lain yang
menunjukkan keutamaan itu diberikan di
dunia dan akhirat.
c. Menghafalkan Al Quran cukup atau
bahkan sangat menyita waktu. Agar
tidak merasa rugi ada baiknya
mengingat hadis berikut:
” Penghuni surga tidak meratapi sesuatu
pun selain waktu mereka yang lewat dan
mereka tidak mengingat Allah di waktu
itu.” (HR. Thabrani)
Ngomong ngomong soal waktu, saya jadi
ingat cerita yang membuat saya
terhenyak dan mulai berniat menghafal
Al qur’an dengan lebih serius. Begini
ceritanya:
Seorang anggota DPR dari Indonesia
bertemu dengan seorang anggota DPR
dari Palestina.
Ternyata sudah biasa bagi orang
Palestina, bila bertemu sesama muslim
mereka menanyakan berapa banyak
hafalan Al Qur’an mereka. Anggota DPR
dari Palestina ini menanyakan berapa
banyak hafalan anggota DPR Indonesia
tersebut. Subhanallah, ternyata
anggota DPR ini sudah hafal 20 juz.
Tentunya tidak banyak anggota DPR
kita yang sedemikian hebatnya. Lalu apa
kira-kira reaksi dari orang Palestina
tersebut ? ….ia menanyakan, Berapa
umurmu? jawab orang Indonesia itu…40
tahun. Orang Palestina itu berkata
Kamu kemana aja ? ……. ???
Jadi di Palestina, dari usia dini sekitar 7
tahun, kebanyakan dari mereka sudah
mulai menghafal Al Qur’an. Dengan
kecepatan yang paling lambat, mereka
menghafal minimal 1 ayat sehari. Walau
pun kenyataannya mereka ada yang
bisa menghafal 1 juz dalam 1 jam. 6666
ayat berarti bisa dihafal dalam jangka
waktu paling lambat sekitar 18
tahun.Jadi di usia 25 tahun mereka
sudah hafal seluruh Al Qur’an. Makanya
dalam kisah di atas, ia heran orang
anggota DPR itu “baru” hafal 20 juz.
Waktu mendengar cerita yang
disampaikan oleh kakak saya itu, saya
sedang kuliah di Al Hikmah. Ustadz
menjelaskan bahwa hafalan seseorang
menentukan posisinya di surga. Kira-
kira begini penjelasan beliau. Kalau
ditest oleh malaikat ternyata bacaan
nya hanya disitu-situ aja nanti
malaikat bilang Ya udah kamu di sini aja,
ngga usah naik ke tempat yang lebih
tinggi. Rasanya saya mau menangis,
bagaimana dengan saya yang usianya
sudah lebih dari 40 tahun dan hafalan
saya baru sedikit sekali?…Semoga Allah
memberi waktu dan kesempatan bagi
kita yang belum hafal Al Qur’an, untuk
mengejar ketertinggalan ini. Amiin.
d. Menyadari dan meyakini bahwa dunia
dibandingkan akhirat bagaikan setetes
air di lautan luas. Tujuan hidupnya
adalah akhirat:
“Siapa yang akhirat adalah tujuannya,
Allah akan mengumpulkan perkara-
perkaranya , menjadikan kecukupan
dalam hatinya, dan dunia
mendatanginya dalam keadaan tunduk.
Sedangkan siapa yang dunia adalah
tujuannya, niscaya Allah akan mencerai
beraikan urusannya, menjadikan
kefakirannya (terpampang)di antara
kedua matanya dan dunia tidak
mendatanginya selain yang telah
ditetapkan untuknya.” (HR/ Ahmad))
5. Meninggalkan kemaksiatan.
6. Bersungguh sungguh dalam mencari
metode yang paling tepat dan
mengamalkannya dengan konsisten.
Beberapa hal yang perlu dilakukan:
a. Tentukan target.
b. Konsentrasi.
c. Menghafal saat kondisi hati dalam
keadaan nyaman.
d. Manajemen waktu.Sisihkan waktu
khusus setiap hari, untuk menghafal dan
untuk mengulang.
e. Mencari tempat yang kondusif untuk
menghafal.
f. Perhatikan ayat ayat yang mirip dan
memperhatikan perbedaannya, agar
tidak tertukar.
g. Mengulang ulang.
- Salah satu cara supaya hafalan
menempel adalah dengan mengulang
bacaan suatu ayat sampai 20 kali,
kemudian ke ayat berikutnya juga 20
kali. Setelah ayat ke 4, dibaca ayat 1
sampai 4 sebanyak 20 kali. Demikian
seterusnya.
- Membacanya di dalam sholat. Dibaca
dalam sholat wajib untuk yang sudah
dihafal dan sholat sunnah untuk yang
dalam proses penghafalan.
h. Jangan menghafal ke halaman
berikutnya sebelum halaman tertentu
lancar.
i. Minta disimak orang lain yang
kompeten.
7. Mencari lingkungan yang mendukung,
berkawan dengan orang-orang sholeh.
Kiat tambahan yang penting:
a. Hanya menggunakan satu model
cetakan mushaf, sehingga memudahkan
mengingat posisi ayat dan lebih baik lagi
kalau bisa mengbayangkan tulisannya.
b. Mendengarkan bacaan syaikh yang
memperaktekkan tajwid dengan baik
c. Membaca dan menghafal dengan
suara indah.
d. Membaca, menghafal dan sekaligus
mentaddaburi ayat.
e. Mengasosiasikan dengan sesuatu.
Poin terakhir ini saya cetak tebal,
karena saya pribadi merasa cocok
dengan metode ini. Ada yang memberi
istilah “Jembatan Keledai” untuk metode
ini, kalau ngga salah seperti yang
dituliskan di novel “Hafalan Sholat
Delisa”.
Salah satu pelatihan yang memakai
metode ini adalah Kaunyquantum
Memory. Untuk mempermudah mengingat
hafalan, rangkaian beberapa ayat
dibuat cerita bergambar.
Pada umumnya orang menyukai cerita,
sehingga dengan mengingat alur cerita,
maka lebih mudah mengingat bunyi ayat
dan urutannya. Walau pun untuk
mencari padanan kata yang “pas” itu
tidak terlalu mudah, tapi bisa dibuat
“pelesetan” nya.
Contohnya: waktu menghafal Asmaul
Husna “Syakur” maka yang diingat
adalah gambar bunga sakura.
Namun tetap saja seluruh metode
memerlukan pengulangan, perlu
pemeliharaan. Hafalan Al Quran akan
cepat sekali hilang bila tidak dipelihara,
bagaikan unta yang tidak diikat.
“Dari Abu Musa r.a. dari Nabi saw,
beliau bersabda : “Berhati-hatilah
kamu sekalian terhadap Al Qur’an ini.
Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada
dalam genggamnNya sungguh Al Qur’an
itu lebih cepat terlepasnya daripada
onta dari tali ikatnya”.
(Riwayat Buhari dan Muslim)
Buat yang sudah berusaha, namun belum
lancar menghafal maupun membacanya,
jangan khawatir Allah Maha Penyayang.
Yang penting kita harus berusaha
seoptimal mungkin.
Dari Aisyah R.A berkata, Rasulullah SAW
bersabda: “Orang yang membaca Al
Qur’an dan ia mahir maka nanti akan
bersama-sama dengan para malaikat
yang mulia lagi taat. Sedangkan orang
yang membaca Al Qur’an dan ia merasa
susah di dalam membacanya tetapi ia
selalu berusaha maka ia mendapat dua
pahala”. (HR Bukhari dan Muslim).
Perlu diingat bahwa di jaman Rasulullah
belum ada mushaf. Jadi ada sebagian
ulama yang memaknai “membaca Al
Qur’an” di sini dengan “membaca tanpa
teks” atau dengan kata lain menghafal.
Jadi memang kita harus berusaha untuk
menghafal untuk bisa mencapai
tingkatan yang begitu tinggi bersama
malaikat di surga. Walau pun tentu saja
amalan lain juga ikut menentukan
derajat kita di surga. Wallahu a’lam.
Semoga tulisan yang saya rangkum dari
berbagai sumber ini bisa memotivasi kita
semua. Kita saling mendoakan ya.
Semoga kita bersama sama bisa
menambah hafalan dan membuatnya
nempel terus di hati, di fikiran dan di
amalan kita. Amin.
ket: 1) Hadits Maudhu’, lihat dha’iful
Jami’, Al- Albani, hadits no 2172.
Disadur dari buku :
“Sebulan Hafal Al Quran,” Ir. Amjad
Qasim. Penerbit Zam zam.
Sumber refensi lain:
“Terjemah Riyadlus Shalihin”. Penerbit
PT Karya Toha Putra.
Harian “Republika” dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar