Kamis, 15 Mei 2014

Nasehat Untuk Remaja Muslim

Kami persembahkan nasehat ini untuk
saudara-saudara kami terkhusus para
pemuda dan remaja muslim. Mudah-
mudahan nasehat ini dapat membuka
mata hati mereka sehingga mereka
lebih tahu tentang siapa dirinya
sebenarnya, apa kewajiban yang harus
mereka tunaikan sebagai seorang
muslim, agar mereka merasa bahwa
masa muda ini tidak sepantasnya untuk
diisi dengan perkara yang bisa
melalaikan mereka dari mengingat
Allah subhanahu wata’ala sebagai
penciptanya, agar mereka tidak terus-
menerus bergelimang ke dalam
kehidupan dunia yang fana dan lupa
akan negeri akhirat yang kekal
abadi.
Wahai para pemuda muslim, tidakkah
kalian menginginkan kehidupan yang
bahagia selamanya? Tidakkah kalian
menginginkan jannah (surga) Allah
subhanahu wata’ala yang luasnya
seluas langit dan bumi?
Ketahuilah, jannah Allah subhanahu
wata’ala itu diraih dengan usaha yang
sungguh-sungguh dalam beramal.
Jannah itu disediakan untuk orang-
orang yang bertaqwa yang mereka
tahu bahwa hidup di dunia ini hanyalah
sementara, mereka merasa bahwa
gemerlapnya kehidupan dunia ini akan
menipu umat manusia dan menyeret
mereka kepada kehidupan yang
sengsara di negeri akhirat selamanya.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
ۗ ﻭَﻣَﺎ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﺘَﺎﻉُ ﺍﻟْﻐُﺮُﻭﺭِ
“Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang
menipu.” (Ali ‘Imran: 185)
Untuk Apa Kita Hidup di Dunia?
Wahai para pemuda, ketahuilah,
sungguh Allah subhanahu wata’ala
telah menciptakan kita bukan tanpa
adanya tujuan. Bukan pula memberikan
kita kesempatan untuk bersenang-
senang saja, tetapi untuk meraih
sebuah tujuan mulia. Allah subhanahu
wata’ala berfirman:
ﻭَﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖُ ﺍﻟْﺠِﻦَّ ﻭَﺍﻟْﺈِﻧﺲَ ﺇِﻟَّﺎ ﻟِﻴَﻌْﺒُﺪُﻭﻥِ
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan
manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku.” (Adz Dzariyat:
56)
Beribadah kepada Allah subhanahu
wata’ala dengan menjalankan segala
perintah-Nya dan menjauhi semua
larangan-Nya. Itulah tugas utama
yang harus dijalankan oleh setiap
hamba Allah.
Dalam beribadah, kita dituntut untuk
ikhlas dalam menjalankannya. Yaitu
dengan beribadah semata-mata
hanya mengharapkan ridha dan
pahala dari Allah subhanahu wata’ala.
Jangan beribadah karena terpaksa,
atau karena gengsi terhadap orang-
orang di sekitar kita. Apalagi
beribadah dalam rangka agar
dikatakan bahwa kita adalah orang-
orang yang alim, kita adalah orang-
orang shalih atau bentuk pujian dan
sanjungan yang lain.
Umurmu Tidak Akan Lama Lagi
Wahai para pemuda, jangan sekali-kali
terlintas di benak kalian: beribadah
nanti saja kalau sudah tua, atau
mumpung masih muda, gunakan untuk
foya-foya. Ketahuilah, itu semua
merupakan rayuan setan yang
mengajak kita untuk menjadi teman
mereka di An Nar (neraka).
Tahukah kalian, kapan kalian akan
dipanggil oleh Allah subhanahu
wata’ala, berapa lama lagi kalian akan
hidup di dunia ini? Jawabannya adalah
sebagaimana firman Allah subhanahu
wata’ala:
ﻭَﻣَﺎ ﺗَﺪْﺭِﻱ ﻧَﻔْﺲٌ ﻣَّﺎﺫَﺍ ﺗَﻜْﺴِﺐُ ﻏَﺪًﺍ ۖ ﻭَﻣَﺎ ﺗَﺪْﺭِﻱ ﻧَﻔْﺲٌ ﺑِﺄَﻱِّ
ﺃَﺭْﺽٍ ﺗَﻤُﻮﺕُ ۚ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻋَﻠِﻴﻢٌ ﺧَﺒِﻴﺮٌ
“Dan tiada seorangpun yang dapat
mengetahui apa yang akan
dilakukannya besok. Dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui di
bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Mengenal.” (Luqman: 34)
Wahai para pemuda, bertaqwalah
kalian kepada Allah subhanahu
wata’ala. Mungkin hari ini kalian
sedang berada di tengah-tengah
orang-orang yang sedang tertawa,
berpesta, dan hura-hura menyambut
tahun baru dengan berbagai bentuk
maksiat kepada Allah subhanahu
wata’ala, tetapi keesokan harinya
kalian sudah berada di tengah-tengah
orang-orang yang sedang menangis
menyaksikan jasad-jasad kalian
dimasukkan ke liang lahad (kubur)
yang sempit dan menyesakkan.
Betapa celaka dan ruginya kita,
apabila kita belum sempat beramal
shalih. Padahal, pada saat itu amalan
diri kita sajalah yang akan menjadi
pendamping kita ketika menghadap
Allah subhanahu wata’ala. Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Yang mengiringi jenazah itu ada tiga:
keluarganya, hartanya, dan
amalannya. Dua dari tiga hal tersebut
akan kembali dan tinggal satu saja
(yang mengiringinya), keluarga dan
hartanya akan kembali, dan tinggal
amalannya (yang akan
mengiringinya).” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Wahai para pemuda, takutlah kalian
kepada adzab Allah subhanahu
wata’ala. Sudah siapkah kalian dengan
timbangan amal yang pasti akan kalian
hadapi nanti. Sudah cukupkah amal
yang kalian lakukan selama ini untuk
menambah berat timbangan amal
kebaikan.
Betapa sengsaranya kita, ketika
ternyata bobot timbangan kebaikan
kita lebih ringan daripada timbangan
kejelekan. Ingatlah akan firman Allah
subhanahu wata’ala:
ﻓَﺄَﻣَّﺎ ﻣَﻦ ﺛَﻘُﻠَﺖْ ﻣَﻮَﺍﺯِﻳﻨُﻪ
ﻓَﻬُﻮَ ﻓِﻲ ﻋِﻴﺸَﺔٍ ﺭَّﺍﺿِﻴَﺔٍ
ﻭَﺃَﻣَّﺎ ﻣَﻦْ ﺧَﻔَّﺖْ ﻣَﻮَﺍﺯِﻳﻨُﻪُ
ﻓَﺄُﻣُّﻪُ ﻫَﺎﻭِﻳَﺔٌ
ﻭَﻣَﺎ ﺃَﺩْﺭَﺍﻙَ ﻣَﺎ ﻫِﻴَﻪْ
ﻧَﺎﺭٌ ﺣَﺎﻣِﻴَﺔٌ
“Dan adapun orang-orang yang berat
timbangan (kebaikan)nya, maka dia
berada dalam kehidupan yang
memuaskan. Dan adapun orang-orang
yang ringan timbangan
(kebaikan)nya, maka tempat
kembalinya adalah neraka Hawiyah.
Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah
itu? (Yaitu) api yang sangat
panas.” (Al Qari’ah: 6-11)
Bersegeralah dalam Beramal
Wahai para pemuda, bersegeralah
untuk beramal kebajikan, dirikanlah
shalat dengan sungguh-sungguh, ikhlas
dan sesuai tuntunan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Karena
shalat adalah yang pertama kali akan
dihisab nanti pada hari kiamat,
sebagaimana sabdanya:
“Sesungguhnya amalan yang pertama
kali manusia dihisab dengannya di hari
kiamat adalah shalat.” (HR. At
Tirmidzi, An Nasa`i, Abu Dawud, Ibnu
Majah dan Ahmad. Lafazh hadits
riwayat Abu Dawud no.733)
Bagi laki-laki, hendaknya dengan
berjama’ah di masjid. Banyaklah
berdzikir dan mengingat Allah
subhanahu wata’ala. Bacalah Al
Qur’an, karena sesungguhnya ia akan
memberikan syafaat bagi pembacanya
pada hari kiamat nanti.
Banyaklah bertaubat kepada Allah
subhanahu wata’ala. Betapa banyak
dosa dan kemaksiatan yang telah
kalian lakukan selama ini. Mudah-
mudahan dengan bertaubat, Allah
subhanahu wata’ala akan mengampuni
dosa-dosa kalian dan memberi pahala
yang dengannya kalian akan
memperoleh kebahagiaan dunia dan
akhirat.
Wahai para pemuda, banyak-
banyaklah beramal shalih, pasti Allah
subhanahu wata’ala akan memberi
kalian kehidupan yang bahagia, dunia
dan akhirat. Allah subhanahu wata’ala
berfirman:
ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﺻَﺎﻟِﺤًﺎ ﻣِّﻦ ﺫَﻛَﺮٍ ﺃَﻭْ ﺃُﻧﺜَﻰٰ ﻭَﻫُﻮَ ﻣُﺆْﻣِﻦٌ ﻓَﻠَﻨُﺤْﻴِﻴَﻨَّﻪُ
ﺣَﻴَﺎﺓً ﻃَﻴِّﺒَﺔً
“Barangsiapa yang mengerjakan amal
shalih, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman,
maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik.” (An
Nahl: 97)
Engkau Habiskan untuk Apa Masa
Mudamu?
Pertanyaan inilah yang akan diajukan
kepada setiap hamba Allah subhanahu
wata’ala pada hari kiamat nanti.
Sebagaimana yang diberitakan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
dalam salah satu haditsnya:
“Tidak akan bergeser kaki anak Adam
(manusia) pada hari kiamat nanti di
hadapan Rabbnya sampai ditanya
tentang lima perkara: umurnya untuk
apa dihabiskan, masa mudanya untuk
apa dihabiskan, hartanya dari mana
dia dapatkan dan dibelanjakan untuk
apa harta tersebut, dan sudahkah
beramal terhadap ilmu yang telah ia
ketahui.” (HR. At Tirmidzi no. 2340)
Sekarang cobalah mengoreksi diri
kalian sendiri, sudahkah kalian mengisi
masa muda kalian untuk hal-hal yang
bermanfaat yang mendatangkan
keridhaan Allah subhanahu wata’ala?
Ataukah kalian isi masa muda kalian
dengan perbuatan maksiat yang
mendatangkan kemurkaan-Nya?
Kalau kalian masih saja mengisi waktu
muda kalian untuk bersenang-senang
dan lupa kepada Allah subhanahu
wata’ala, maka jawaban apa yang bisa
kalian ucapkan di hadapan Allah
subhanahu wata’ala Sang Penguasa
Hari Pembalasan? Tidakkah kalian
takut akan ancaman Allah subhanahu
wata’ala terhadap orang yang banyak
berbuat dosa dan maksiat? Padahal
Allah subhanahu wata’ala telah
mengancam pelaku kejahatan dalam
firman-Nya:
ﻣَﻦ ﻳَﻌْﻤَﻞْ ﺳُﻮﺀًﺍ ﻳُﺠْﺰَ ﺑِﻪِ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺠِﺪْ ﻟَﻪُ ﻣِﻦ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻟِﻴًّﺎ ﻭَﻟَﺎ
ﻧَﺼِﻴﺮًﺍ
“ Barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan, niscaya akan diberi
pembalasan dengan kejahatan itu dan
ia tidak mendapat pelindung dan tidak
(pula) penolong baginya selain dari
Allah.” (An Nisa’: 123)
Bukanlah masa tua yang akan
ditanyakan oleh Allah subhanahu
wata’ala. Oleh karena itu,
pergunakanlah kesempatan di masa
muda kalian ini untuk kebaikan.
Ingat-ingatlah selalu bahwa setiap
amal yang kalian lakukan akan
dipertanggungjawabkan kelak di
hadapan Allah subhanahu wata’ala.
Jauhi Perbuatan Maksiat
Apa yang menyebabkan Adam dan
Hawwa dikeluarkan dari Al Jannah
(surga)? Tidak lain adalah
kemaksiatan mereka berdua kepada
Allah subhanahu wata’ala. Mereka
melanggar larangan Allah subhanahu
wata’ala karena mendekati sebuah
pohon di Al Jannah, mereka terbujuk
oleh rayuan iblis yang mengajak
mereka untuk bermaksiat kepada Allah
subhanahu wata’ala.
Wahai para pemuda, senantiasa iblis,
setan, dan bala tentaranya berupaya
untuk mengajak umat manusia
seluruhnya agar mereka bermaksiat
kepada Allah subhanahu wata’ala,
mereka mengajak umat manusia
seluruhnya untuk menjadi temannya di
neraka. Sebagaimana yang Allah
subhanahu wata’ala jelaskan dalam
firman-Nya (yang artinya):
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ ﻟَﻜُﻢْ ﻋَﺪُﻭٌّ ﻓَﺎﺗَّﺨِﺬُﻭﻩُ ﻋَﺪُﻭًّﺍ ۚ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳَﺪْﻋُﻮ ﺣِﺰْﺑَﻪُ
ﻟِﻴَﻜُﻮﻧُﻮﺍ ﻣِﻦْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏِ ﺍﻟﺴَّﻌِﻴﺮِ
“Sesungguhnya setan itu adalah musuh
bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu),
karena sesungguhnya setan-setan itu
mengajak golongannya supaya mereka
menjadi penghuni neraka yang
menyala-nyala.” (Fathir: 6)
Setiap amalan kejelekan dan maksiat
yang engkau lakukan, walaupun kecil
pasti akan dicatat dan diperhitungkan
di sisi Allah subhanahu wata’ala. Pasti
engkau akan melihat akibat buruk dari
apa yang telah engkau lakukan itu.
Allah subhanahu wata’ala berfirman
(yang artinya):
ﻭَﻣَﻦ ﻳَﻌْﻤَﻞْ ﻣِﺜْﻘَﺎﻝَ ﺫَﺭَّﺓٍ ﺷَﺮًّﺍ ﻳَﺮَﻩُ
“Dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan sekecil apapun, niscaya dia
akan melihat (balasan)nya.” (Al
Zalzalah:8)
Setan juga menghendaki dengan
kemaksiatan ini, umat manusia menjadi
terpecah belah dan saling bermusuhan.
Jangan dikira bahwa ketika engkau
bersama teman-temanmu melakukan
kemaksiatan kepada Allah subhanahu
wata’ala, itu merupakan wujud
solidaritas dan kekompakan di antara
kalian. Sekali-kali tidak, justru cepat
atau lambat, teman yang engkau
cintai menjadi musuh yang paling
engkau benci. Allah subhanahu
wata’ala berfirman:
ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳُﺮِﻳﺪُ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥُ ﺃَﻥ ﻳُﻮﻗِﻊَ ﺑَﻴْﻨَﻜُﻢُ ﺍﻟْﻌَﺪَﺍﻭَﺓَ ﻭَﺍﻟْﺒَﻐْﻀَﺎﺀَ ﻓِﻲ
ﺍﻟْﺨَﻤْﺮِ ﻭَﺍﻟْﻤَﻴْﺴِﺮِ ﻭَﻳَﺼُﺪَّﻛُﻢْ ﻋَﻦ ﺫِﻛْﺮِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻋَﻦِ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ۖ ﻓَﻬَﻞْ
ﺃَﻧﺘُﻢ ﻣُّﻨﺘَﻬُﻮﻥَ
“Sesungguhnya setan itu bermaksud
hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu karena
(meminum) khamr dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat
Allah dan shalat, maka berhentilah
kamu (dari mengerjakan perbuatan
itu).” (Al Maidah: 91)
Demikianlah setan menjadikan
perbuatan maksiat yang dilakukan
manusia sebagai sarana untuk
memecah belah dan menimbulkan
permusuhan di antara mereka.
Ibadah yang Benar Dibangun di atas
Ilmu
Wahai para pemuda, setelah kalian
mengetahui bahwa tugas utama kalian
hidup di dunia ini adalah untuk
beribadah kepada Allah subhanahu
wata’ala semata, maka sekarang
ketahuilah bahwa Allah subhanahu
wata’ala hanya menerima amalan
ibadah yang dikerjakan dengan benar.
Untuk itulah wajib atas kalian untuk
belajar dan menuntut ilmu agama,
mengenal Allah subhanahu wata’ala,
mengenal Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi
wasallam, dan mengenal agama Islam
ini, mengenal mana yang halal dan
mana yang haram, mana yang haq
(benar) dan mana yang bathil (salah),
serta mana yang sunnah dan mana
yang bid’ah.
Dengan ilmu agama, kalian akan
terbimbing dalam beribadah kepada
Allah subhanahu wata’ala, sehingga
ibadah yang kalian lakukan benar-
benar diterima di sisi Allah subhanahu
wata’ala. Betapa banyak orang yang
beramal kebajikan tetapi ternyata
amalannya tidak diterima di sisi Allah
subhanahu wata’ala, karena
amalannya tidak dibangun di atas ilmu
agama yang benar.
Oleh karena itu, wahai para pemuda
muslim, pada kesempatan ini, kami juga
menasehatkan kepada kalian untuk
banyak mempelajari ilmu agama, duduk
di majelis-majelis ilmu, mendengarkan
Al Qur’an dan hadits serta nasehat
dan penjelasan para ulama. Jangan
sibukkan diri kalian dengan hal-hal
yang kurang bermanfaat bagi diri
kalian, terlebih lagi hal-hal yang
mendatangkan murka Allah subhanahu
wata’ala.
Ketahuilah, menuntut ilmu agama
merupakan kewajiban bagi setiap
muslim, maka barangsiapa yang
meninggalkannya dia akan
mendapatkan dosa, dan setiap dosa
pasti akan menyebabkan kecelakaan
bagi pelakunya.
“Menuntut ilmu agama itu merupakan
kewajiban bagi setiap muslim.” (HR.
Ibnu Majah no.224)
Akhir Kata
Semoga nasehat yang sedikit ini bisa
memberikan manfaat yang banyak
kepada kita semua. Sesungguhnya
nasehat itu merupakan perkara yang
sangat penting dalam agama ini,
bahkan saling memberikan nasehat
merupakan salah satu sifat orang-
orang yang dijauhkan dari kerugian,
sebagaimana yang Allah subhanahu
wata’ala firmankan dalam surat Al
‘Ashr:
ﻭَﺍﻟْﻌَﺼْﺮِ
ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺈِﻧﺴَﺎﻥَ ﻟَﻔِﻲ ﺧُﺴْﺮٍ
ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻭَﻋَﻤِﻠُﻮﺍ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺎﺕِ ﻭَﺗَﻮَﺍﺻَﻮْﺍ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ
ﻭَﺗَﻮَﺍﺻَﻮْﺍ ﺑِﺎﻟﺼَّﺒْﺮِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal shalih dan nasehat-
menasehati dalam kebenaran dan
nasehat-menasehati supaya menetapi
kesabaran.” (Al ‘Ashr: 1-3)
Wallahu ta‘ala a’lam bishshowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar